Kamis, 02 Oktober 2008

Mahalnya Elpiji dan Alasan Klasik Pertamina



Komoditas yang satu ini memang paling rajin membuat ibu rumah tangga kelimpungan. Selain sulit didapatkan saat dibutuhkan, harganya pun tidak jarang meroket.
Pedagang memang paling jago memanfaatkan kesempatan untuk mereguk keuntungan sebesar-besarnya. Menyadari masih banyak agen elpiji yang tutup karena libur Lebaran, sejumlah pedagang seolah kompak menaikkan harga jual gas elpiji hingga ada yang mencapai Rp 100 ribu per tabung ukuran 12 kilogram.
Keadaan seperti ini sudah rutin terjadi dan waktunya mudah diprediksi. Herannya, Pertamina yang seharusnya bisa mengakhiri kebiasaan buruk ini seolah menikmati penderitaan ibu rumah tangga.
Dan sudah menjadi alasan klasik Pertamina untuk menghindari tanggung jawabnya. Mereka beralasan sudah menambah jatah ke agen menjelang lebaran sehingga kebutuhan elpiji untuk lebaran akan cukup.
Seharusnya Pertamina berani bertindak tegas terhadap agen yang selalu mempermainkan harga karena ini bukan soal pasokan yang kurang tetapi karena memainkan harga karena melihat tingginya permintaan.
Hanya sanksi yang tegas akan memberi efek jera bagi agen nakal.. Jika perlu, cabut izin mereka atau minimal menjatuhkan skorsing untuk waktu tertentu.
Pertanyaannya adalah, beranikah Pertamina melakukan itu. Hanya mereka yang bisa menjawab.(Rusdy Embas)

Tidak ada komentar: