Jumat, 08 Mei 2009

Pawai Waisak di Makassar

Hari ini saudara kita penganut Budha merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak. Vihara Girinaga yang terletak di Jl Gunung Salahutu Makassar dipadati umat Budha. Kegiatan serupa juga terlihat di beberapa vihara seperti di Jl Sulawesi dan Jl Sungai Poso Makassar.
Siang ini mereka melakukan pawai untuk memperingati Tri Suci Waisak merupakan hari kelahiran, hari mencapai penerangan sempurna, dan hari mangkat (Parinibbana) Sang Buddha, yang terjadi tepat pada hari Purnama Siddhi di bulan enam (Mei).
Tadi malam umat Budha juga melakukan salah satu kegiatan dengan mengitari lilin di vihara yang menggambarkan seribu pelita, sejuta harapan.
Keberagaman memang merupakan salah satu kekayaan bangsa ini. Inilah yang harus dijaga dan dipelihara sebagai aset yang akan membuat bangsa ini makin kuat dan kian terpandang.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Makassar Punya Pemimpin Baru

Jumat, 8 Mei 2009, Kota Makassar mencatat sejarah baru. Ilham Arief Siradjuddin dan Supomo Guntur dilantik sebagai walikota dan wakil walikota Makassar periode 2001-1019. Disebut sejarah baru karena walikota ini merupakan walikota pilihan rakyat.
Untuk pertama kalinya juga Wali Kota Makassar dilantik di Lapangan Karebosi. Anggota DPRD Kota Makassar menggelar sidang di lapangan yang ketika didandani mendapat protes dari berbagai pihak karena dianggap akan kehilangan fungsi sosialnya.
Pelantikan Ilham dan Supomo yang lebih populer disebut IASmo juga menjadi salah satu ajang mempertemukan sejumlah tokoh Sulsel yang selama ini jarang bertemu.
Sebut saja, mantan Gubernur Amin Syam dan pelanjutnya Syahrul Yasin Limpo. Kedua tokoh yang bersaing di Pilkada Sulsel tahun lalu bertemu. Mereka pun bercipika-cipiki.
Pelantikan sudah selesai. Tak perlu pesta besar untuk merayakannya. Yang ditunggu sekaranga adalah kapan dan bagaimana IASmo merealisasikan janji kampanyenya.
Selamat memimpin Makassar lima tahun ke depan. Jangan lagi ada warga yang kelaparan karena tidak terurus. Biarkan warag bebas bergerak dengan nyaman kapan saja mereka mau tanpa rasa takut.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Kamis, 07 Mei 2009

Hakim Vonis Bebas Tersangka Korupsi

Vonis bebas yang dijatuhkan hakim terhadap tersangka kasus korupsi bukan berita baru di negeri ini. Salah satu kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Kepala Badan Pertanahan Parepare divonis bebas oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Parepare, Sulawesi Selatan.
Tribun Timur, Jumat (8/5), memberitakan, Majelis hakim Pengadilan Negeri Parepare memvonis bebas Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Parepare Andi Asmar Wirawan dari segala dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Parepare, Kamis (7/5).
Dalam putusannya bernomor 154/Pid.B/2009/PN.Parepare yang dibacakan secara bergantian oleh majelis hakim menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan JPU.
Sebelumnya JPU menuntut terdakwa satu tahun penjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi (gratifikasi) dalam kasus proyek prona atau pembuatan sertifikat tanah yang dibiayai oleh negara.
Majelis hakim kasus tersebut terdiri Muhammad Zainal Arifin (ketua), Yoga Perdana, dan Triapsari. Dalam pertimbangannya majelis mengungkapkan bahwa dari segi tempus delicti tindak pidana Pasal 11 dan 12e UU Tipikor (gratifikasi) yang didakwakan JPU tidak bisa dijeratkan pada diri terdakwa.
Alasan hakim, tindak pidana itu sudah terjadi sempurna atau selesai dilakukan dua terdakwa lain dalam kasus yang sama yakni pimpro prona, Budi Hartono, dan Lurah Bukit Indah, Setiawan. Kedua terdakwa tersebut sebelumnya telah divonis bersalah masing-masing selama 1,5 tahun oleh PN Parepare.
Sementara terdakwa Asmar menjabat sebaga Kepala Kantor Pertanahan Parepare pada akhir Agustus 2006 lalu menggantikan pejabat sebelumnya setelah dana itu telah dinikmati oleh kedua terdakwa lainnya.
Majelis juga sependapat dengan penasihat hukum (PH) terdakwa Irwan Muin MH dan ahli yang diajukan PH, Prof Dr Aswanto MH bahwa terdakwa tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum atas perbuatan dua terdakwa lain tersebut.
Atas putusan hakim tersebut, JPU menyatakan pikir-pikir. Sedangkan terdakwa dan keluarganya yang ikut menyaksikan sidang terharu dan menangis sesenggukan mendengar putusan hakim. (Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Biadab, Siswi SMP Diperkosa

Entah hukuman apa yang pantas diberikan kepada manusia seperti ini. Pria berusia 24 tahun bernama Gery ini telah menistai seorang pelajar SMP setelah lima lima malam dibawa kabur. Kuat dugaan siswi SMP tersebut dihipnotis oleh pelaku.
Polisi yang menerima laporan tersebut bergerak cepat dan mencari informasi seputar hilangnya anak tersebut. Pelaku diringkus aparat kepolisian dari Polsekta Tamalate, Kamis (7/5), di rumahnya Jl Tidung Lima, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Gery yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang servis barang elektronik itu pun terancam akan menjalani hari-hari mendatangnya selama tujuh tahun di balik jeruji besi.
AN yang menjadi korban perkosaan mencerita kronologis kejadian yang menimpanya. Pekan lalu, saat pulang dari sekolah, tiba-tiba Gery mendekat dan memegang belakang kupingnya.
"Entah bagaimana caranya, tiba-tiba saya merasa langsung menurut saja sama dia. Siang itu saya ikut sama dia," tutur AN yang berambut ikal ini.
Selama dibawa kabur korban yang berparas ayu ini mengaku tidak tahu menahu apa yang telah menimpa dirinya. Tersangka yang memiliki kulit agak gelap itu menyangkal jika dirinya melakukan hubungan suami istri dengan korban dengan cara memaksa.
"Saya tidak pernah memaksa dia untuk berhubungan, justru saya yang diajaknya," jelas Gery di depan penyidik kepolisian.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Senin, 04 Mei 2009

Tolak BHP, 65 Mahasiswa Ditangkap

Sekelompok anak muda bercelana jeans, berkaos hitam memakai helm dan cadar hitam melemparkan batu ke arah petugas keamanan. Batu berceceran di jalan yang saban hari padat kendaraan. Pemandangan seperti tidak hanya terjadi di Jalur Gaza Palestina, tetapi menjadi tontonan gratis warga Makassar yang kebetulan lewat di depan kantor Gubernur Sulsel, Senin (5/5). Koran berpengaruh di Makassar, Tribun Timur, secara apik menyajikan foto-foto aksi mahasiwa dan reaksi polisi terkait unjuk rasa tersebut.
Sekitar 1.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Makassar bentrok dengan aparat kepolisian saat para mahasiswa itu unjuk rasa menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) di depan Kantor Pemprov Sulsel. Insiden itu menyebabkan 17 polisi terluka dan 65 mahasiswa ditangkap. Jalan poros yang merupakan akses terpadat dari Bandara Sultan Hasanuddin ker Kota Makassar itu pun macet sekitar tiga jam lamanya.
Akibat insiden tersebut, sekitar 65 mahasiswa diamankan polisi. Sejumlah mahasiswa juga dilaporkan mengalami luka terkena batu dan pentungan polisi. Sementara 16 personel Brimob Polda Sulselbar mengalami luka karena terkena lemparan batu. Seorang anggota Resmob Polda Sulselbar mengalami luka serius di bagian bibir karena terkena pukulan oleh polisi lain.
Mahasiswa mendatangi kantor gubernur untuk menyampaikan aspirasi mereka di kantor gubernur. Namun polisi meminta agar mahasiswa hanya diwakili oleh perwakilan. Mahasiswa ngotot untuk masuk secara bersama. Saat kejadian, Gubernur Syahrul Yasin Limpo tidak berada di kantornya karena sedang menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Luwu Timur di Malili.
Menyusul bentrokan tersebut, Jl Urip Sumoharjo sempat ditutup selama hampir tiga jam. Akibatnya, terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan di sekitar Jl AP Pettarani seperti Jl Abd Dg Sirua, Jl Racing Canter.
Ini adalah bentrokan pertama antara polisi dengan mahasiswa pada tahun ini terkait dengan penolakan UU BHP. Selama tahun 2008, juga terjadi beberapa kali bentrokan antara mahasiswa dengan polisi. Salah satunya, adalah penyerbuan polisi ke kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) yang menyebabkan tiga mahasiswa luka parah akibat dianiaya.
Demo kemarin diawali konvoi mahasiswa yang menamakan diri Komite Aksi Cabut UU BHP (Kacau BHP). Awalnya, demo berjalan aman sejak dari Jl AP Pettarani hingga ke kantor gubernur.
Aksi berubah menjadi anarkis saat salah seorang perwira polisi meminta agar hanya perwakilan dari mahasiswa berdialog dengan pejabat di kantor gubernur.
Ajakan tersebut tidak ditolak. Seluruh mahasiswa memaksa untuk masuk. Bentrokan pun tak terhindarkan yang didahului dengan aksi lemparan batu. Beberapa mahasiswa yang berorasi di atas salah satu mobil yang diparkir depan kantor gubernur juga dibubarkan oleh polisi.
Suasana saat itu berubah menjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dengan mahasiswa. Mahasiswa berlarian menyelamatkan diri menuju area kantor gubernuran. Sebagian lainnya, karena terdesak oleh puluhan personel polisi, menyelamatkan diri dengan melompati pagar kantor gubernur disertai dengan lemparan batu.
Massa pun terpecah menjadi dua bagian, puluhan mahasiswa didesak mundur hingga mendekati salah satu SPBU di depan lahan bekas Terminal Panaikang. Sebagian mahasiswa lainnya bergabung di depan pintu masuk UMI. Polisi yang sudah melihat aksi mahasiswa yang berubah menjadi anarkis, akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan. Bahkan beberapa kali mengeluarakan tembakan gas air mata.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Polisi Ringkus DPO Narkoba

Jempol buat jajaran kepolisian Makassar, Satuan Reserse dan Kriminal Polsekta Mamajang yang berhasil meringkus seorang yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) narkoba. Bagaimana polisi bisa melakukan penangkapan?
Tersangka As (35), warga Jl Onta Baru ini ditangkap di atas mobil Honda Accord dengan nomor polisi DD 889 LA yang dikendarainya. Di dalam mobil, polisi menemukan barang bukti (BB) berupa 27 butir pil ekstasi berwarna biru.
Kapolsek Mamajang AKP Kamaluddin di Makassar, seperti dikuti Tribun Timur, Selasa (5/5), mengatakan, penangkapan yang dilakukan anggotanya itu berkat usaha dan kesabaran mereka membuntuti pelaku, dalam empat pekan terakhir.
"Tersangka yang sudah lama menjadi DPO ini akhirnya bisa diringkus setelah dilakukan pengintaian," ujarnya.
Karena aksi yang dilakukannya tergolong rapi, membutuhkan waktu untuk meringkusnya. Tersangka juga dinilai lihai karena tidak menetap di suatu tempat dan sering berpindah-pindah.
Tersangka diidentifiksi sebagai pemain lama karena pernah ditangkap anggota Satreskrim Polresta Pengamanan dan Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Makassar.
"Bukan saya pemilik dari ekstasi itu. Saya hanya dititipi pil ekstasi oleh teman saya dari Pinrang," ujarnya.
Na... gitu dong... biar rakyat makin yakin bahwa polisi memang pelindung mereka.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Tanda Jasa Buat Legislator Sulsel

Enak benar jadi anggota dewan di Sulsel. Saat masa tugasnya di DPRD berakhir mereka diberi uang jasa senilai Rp 15 juta per orang. Itu buat mereka yang masa kerjanya di dewan selama lima tahun. Tidak peduli mereka bekerja untuk diri sendiri atau untuk rakyat banyak. Mereka malas masuk kantor atau rajin tanda tangan daftar hadir. Anggota dewan di Sulsel menghabiskan uang rakyat sekitar Rp 2,779 miliar per tahun. Rakyat dapat apa ya???
Harian terkemuka di Makassar, Tribun Timur, Selasa (5/5), melansir pernyataan Sekretaris DPRD Sulsel, Abdul Kadir, mengatakan, bagi 75 anggota DPRD Sulsel periode 2004-2009, yang masa jabatannya berakhir Agustus 2009, akan mendapatkan jasa pengabdian selama lima tahun, Rp 15 juta per orang.
Bagi anggota DPRD yang mengabdi kurang dari lima tahun, hanya akan mendapatkan uang pengabdian sesuai masa kerjanya. "Jadi meski ia malas atau tidak pernah masuk kantor sekalipun, ia akan tetap mendapatkan uang pengabdian," kata Kadir.
Lalu siapa saja anggota dewan yang malas itu? Kadir tidak menjawab dengan alasan etika.
Anggota DPRD Sulsel yang baru nanti akan menerima sejumlah tunjangan dari pemerintah. Di antaranya, tunjangan perumahan sebesar Rp 6,8 juta per bulan, dan tunjangan anggota sebesar Rp 3,2 juta per bulan.
Informasi yang dihimpun Tribun dari Biro Keuangan Pemprov Sulsel, menyebutkan, khusus untuk tunjangan perumahan, Pemprov Sulsel hanya menganggarkan untuk 72 legislator, sedangkan tiga lainnya diberikan perumahan dinas lengkap dengan sejumlah fasilitasnya.
Pemprov menyiapkan dana sebesar Rp 5,8 miliar per tahun dan tunjangan anggota sebesar Rp 2,779 miliar per tahun.
Bagi anggota DPRD yang beruntung masuk sebagai panitia anggaran dan menempati posisi ketua, ia akan mendapatkan tunjangan panitia anggaran sebesar Rp 4,8 juta per bulan dn tunjangan legislasi sebesr Rp 19 juta per bulang per orang.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Electric Soul Band di Botol Musik Makassar

Kabar gembira bagi pengunjung tetap Botol Musik. Manajemen tempat hiburan tersebut melakukan lagi pergantian home band. Bulan Mei ini pengunjung Botol Musik akan dihibur Electric Soul Band Jakarta.
Home band asal Jakarta ini akan manggung menghibur tamu setia Botol Musik selama tiga bulan ke depan dengan mengusung lagu dari berbagai jenis musik seperti R&B, hiphop, oldies, dan musik yang sedang tren. Termasuk rock alternatif dan rock legend.
Band asal Jakarta ini beranggotakan delapan personel yaitu Louis yang bertindak sebagai basis sekaligus manajer, Reinhardt (gitar), Andi (drum), Vita (vokal), Winda (vokal), Kiki (vokal), dan Echo (vokal). Mereka akan tampil mulai Senin-Jumat (pukul 22.15-02.00), dan Sabtu (22.30-02.45).
Jadi, bagi yang ingin melepaskan penat, datang saja ke Botol Musik, karena band ini akan tampil selama tiga bulan ke depan sejak 1 Mei lalu.
Manajer Botol Musik, Udha, mengatakan, penampilan Electric Soul Band ini merupakan yang ketiga kalinya di Botol Musik.
"Setiap tahun kami mengagendakan Electric Soul Band tampil di Botol Music karena permintaan pengunjung setia Botol Musik, kata Udha saat mendampingi Electric Soul Band.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Minggu, 03 Mei 2009

Warga Maccini Tewas Tertembak

Seorang warga Makassar bernama Herman Boy yang sedang berjualan tiba-tiba roboh. Pria berusia 60 tahun itu tewas dalam perjalanan dari Maccini Parang ke RS Mappaouddang Makassar, Minggu (3/5). Herman tewas setelah sebuah timah panas menancap di rusuk kirinya. Dari pistol mana berasal timah panas itu?
Menurut informasi yang dilansir Tribun Timur sebelum penembakan tersebut terjadi, sekitar pukul 14.00 Wita, puluhan warga Karuwisi mendatangi para pemuda yang berada di Pasar Maccini.
"Saat itu, warga Maccini tidak memberikan perlawanan, namun setelah warga Karuwisi mengambil ikan, dan menghancurkan tempat penjualan mereka, bentrokan pun terjadi," ujar warga Maccini yang enggan disebutkan namanya.
Hanya saja tawuran tersebut tidak berlangsung lama, pasalnya beberapa aparat kepolisian yang sudah ada di lapangan, melerai tawuran tersebut, sehingga tidak ada korban yang jatuh dari kedua belah pihak.
Namun sekitar pukul 16.30 Wita, tawuran yang melibatkan warga dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Panakukang, dan Makassar dan hanya dipisahkan oleh setapak jalan itu kembali terjadi.
Saat itulah, Herman yang sedang membereskan ikan jualannya, terkena timah panas yang diduga dilepaskan oleh aparat kepolisian yang melakukan pengamanan saat itu.
"Tidak ada tembakan peringatan, saya hanya mendengar suara letusan sekali, dan tiba-tiba korban yang tak jauh dari saya jatuh tersungkur,"jelas Ardi salah seorang warga Maccini yang ditemui di RS Bhayangkara Makassar.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...