Tampilkan postingan dengan label polisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label polisi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 April 2010

Gila, Brankas Polda Dibobol

PulsaSuper.Com

Beberapa hari lalu, Tribun menurunkan berita yang sangat miris sekaligus menggelikan. Brankas berisi uang yang ditaksir bersisi Rp 1miliar lebih dibobol. Pelaku pembobolan itu benar-benar hebat. Tapi pelakunya, MALING apa POLISI ya? Ato ada motif lain?
Ini benar-benar tamparan buat kepolisian, khususnya jajaran Polda Sulselbar. Kantor yang sejatinya aman dari aksi pencurian justru dibobol. Artinya, kalau kantornya sendiri tidak bisa diamankan dari aksi nekad para maling, bagaimana mungkin diharapkan menjaga keamanan juta rakyat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat?

Ataukah insiden ini memang merupakan gambaran singkat tentang kinerja aparat kepolisian kita dalam mengamankan negeri ini? Atau hanya akibat dari keteledoran sang penanggung jawab langsung terhadap keamanan brankas tersebut?

Akibat peristiwa itu, 12 orang yang dianggap bertangung jawab telah diperiksa. Bahkan, menurut pemberitaan Tribun yang mengutip penjelasan Kapolda Sulselbar, sudah ada perwira yang terancam dicopot.

Kapolda memang harus bertindak cepat dan tegas karena kalau tidak biayanya sangat mahal. Kepercayaan aparat terhadap jajaran kepolisian akan menurun terus menerus. Apalagi, beredar kabar, isi brankas yang hilang tidak seperi yang dilansir media.

Tentang jumlah ini memang menarik diikuti. Apa benar, brankas milik Polda Sulselbar yang dibobol itu mampu menampung dana sebesar Rp 1 miliar lebih?

Tidak elok rasanya jika kita berprasangka buruk. Kita tunggu saja hasil kerja kepolisian Sulselbar. Bagaimana mereka meringkus pencuri yang berhasil masuk ke lingkungan mereka. Sekaligus bisa menjadi ajang pembuktian bahwa Polisi kita benar-benar bisa diandalkan.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Jumat, 09 April 2010

Polisi Bersihkan Petepete


Polisi membersihkan petepete? Ya, rasanya tidak berlebihan jika kita memberi apresiasi kepada polisi kita kali ini. Di sela-sela kesibukannya, mereka masih ikut memperhatikan kebersihan kota yang pernah dijuluki sebagai salah satu kota terjorok ini.
Lihat saja foto utama yang diturunkan Tribun Timur, halaman 13 edisi hari ini (Sabtu, 10/4), yang memperlihatkan seorang polwan memasang kotak tempat sampah di kabin sebuah mobil petepete.

Semoga usaha ini bisa berkelanjutan dan dilakukan secara berkala dan tidak hanya dilakukan para polisi, tetapi instansi lain juga mungkin bisa ikut andil membersihkan kota ini dengan cara berbeda.

Bukan malah secara sadar mengotori kota dengan membuang sampah di sembarang tempat bahkan di jalanan umum. Berkali-kali saya menemukan penumpang mobil pribadi yang sedang jalan santai membuang sampah sisa makanannya di jalan.

Upaya membersihkan dan menata kota jangan hanya dilakukan saat tim penilai Adipura meninggalkan Makassar tetapi dilakukan secara berkesinambungan. Jangan membersihkan kota karena mengincar Adipura. (rusdy embas)
Selengkapnya...

Minggu, 06 Desember 2009

Perwira Polisi Aniaya Warga Pannampu

PulsaSuper.Com
Sikap ringan tangan memang lebih banyak diperagakan oleh pemegang kekuasaan. Apalagi sang pemegang kekuasaan itu berhadapan dengan rakyat jelata. Rakyat yang hanya bisa menerima perlakuan tanpa mampu melakukan perlawanan secara fisik seperti yang dialami seorang warga Kelurahan Pannampu di Makassar.
Berita yang dilansir Tribun Timur, Senin (7/12), yang menyebut seorang perwira polisi menganiaya warga membuat saya tersentak. Seorang perwira polisi berpangkat AKP menganiaya seorang warga.
Akibat penyaniayaan tersebut, korban berusia 43 tahun bernama H Arise itu melaporkan perisitiwa yang dialaminya ke Propam Polda Sulselbar. Usai dianiaya kondisi H Asrie dikabarkan babak belur akibat dipukul dan ditendang berulang kali oleh Psang perwira.
Padahal penyebab penganiayaan itu kabarnya hanay dipicu soal parkir. H Asrie yang sehari-hari berdagang di Pasar Panampu memarkir mobilnya tidak jauh dari rumah sangat sang perwira polisi menyebabkan mobil sang polisi tidak bisa keluar rumah.
Korban mengaku, tiba-tiba didatangi oknum polisi itu dan langsung memukul dan menendang berulang kali.
"Saya kaget, Pak. Tiba-tiba dia datang dan marah serta langsung memukul dan menendang saya berulang kali. Saya seperti hewan saja," ujar korban seperti dilansir Tribun Timur.
Saya tidak habis pikir mengapa begitu mudahnya sebagian saudara kita berlaku kejam cenderung sadis terhadap sesama bangsa sendiri. Bukankah jauh lebih bijaksana jika sang perwira itu ngomong baik-baik dengan korban jika memang jalannya terganggu gara-gara mobil korban?
Tidak mudah memang mengendalikan diri saat sedang emosi. Tetapi sesungguhnya saat seperti itulah sejatinya seseorang bisa menunjukkan ketinggian derajat manusia yang disandangnya.
Saya hanya bisa berucap Subhanallah. Semoga Allah memberi petunjuk kepada hambaNYA yang terlanjur berbuat zalim dan memberi kesabaran kepada hamba-NYA yang teraniaya.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Kamis, 27 Agustus 2009

Polisi Meninggal Saat Mengamankan Tarawih

Seorang polisi lalu lintas di Makassar tiba-tiba roboh di pos polisi saat bertugas mengamankan pelaksanaan salat tarawih di Masjid raya Makassar. Polisi berusia 43 tahun itu langsung dibawa ke RS Akademis untuk selanjutnay dibawa ke RS Bhayangkara. Namun Allah berkehendak lain, polisi bernama Mansur itu menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit tersebut.
Hingga saat ini, polisi belum menemukan penyebab kematian almarhum. Tetapi Kapolresta Makassar Barat AKBP Totok Triwibowo seperti dilansir Tribun Timur, Jumat (28/8), mengakui jika almarhum sebelumnya mengidap penyakit dalam.
Jenazah almarhum akan dibawa ke Sengkang, Kabupaten Wajo untuk dikebumikan.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Senin, 24 Agustus 2009

Polisi Ringkus Jaringan Penipu SPG

Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Makassar Barat menangkap Gerrard Gustaf, warga Jl Tanjung Bira, Kecamatan Mariso, Makassar, Senin (24/8). Pria berusia 33 tahun ini dicurigai sebagai jaringan pemasok wanita jelita, sales promotion girl (SPG) yang akan dipasok ke perusahaan dan jasa pengguna. Gerrad diduga menipu sejumlah perempuan jelita asal Sulsel dan sekitarnya.
Polisi masih terus melakukan penyidikdan dan pengembangan terhadap kasus yang terjadi satu bulan lalu. Selain tersangka, polisi juga menahan sejumlah barang bukti, yaitu empat buah posel, satu diantaranya adalah BlackBerry.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Makassar Barat Ajun Komisiaris Polisi Agung Kanigoro seperti dilansir Tribun Timut, Selasa (25/8). Menurut Agung, modus yang digunakan tersangka cukup unik, pasalnya ia mendatangi sejumlah warung kopi kemudian mendekati calon korban dan menjanjikan sebuah pekerjaan.
Beberapa korban yang memang tidak memiliki pekerjaan, langsung tertarik, kemudian memberikan nomor ponselnya, hal tersebut terus dilakukan oleh tersangka hingga jumlah korban berjumlah puluhan orang.
Setelah terkumpul tersangka kemudian menghubungi para korban, dan memberikan tiga lembar kertas yang berisi sejumlah pertanyaan.
Hanya saja sebelum menjawab, para korban terlebih dahulu disuruh mengumpulkan ponsel mereka dengan alasan, agar mereka konsentrasi mengerjakan soal tersebut.
Waktu inilah yang digunakan tersangka untuk melarikan diri, saat para korban sedang asyik mengerjakan soal yang disodorkan.
Tersangka yang sudah menjadi target operasi, tidak bisa lagi melarikan diri saat aparat kepolisian menjemputnya ditempat persembunyian tersangka di Jl Tidung Lama, Kecamatan Panakukang, Senin (24/8) dini hari.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Kamis, 20 Agustus 2009

Polisi “Cabul” Mulai Diadili


krshare.com
"Mau diabadikan dulu foto-fotomu." Begitu kata Ketua Majelis Hakim Andi Cakra, sebelum membuka sidang kasus Video Bugil Mahasiswi STIEM Bungaya, di Pengadilan Negeri (PN) Makassar. Ini baru proses. Yang sangat ditunggu-tunggu publik adalah akhir dari persidangan ini.
Ucapan itu langsung direspon wartawan yang bertugas di Pengadilan Negeri Makassar. Empat dari lima personel Patmor Polwiltabes Makassar, yang duduk sebagai terdakwa kasus pencabulan mahasiswi ini hanya terdiam. Mimik muka mereka datar.
Sidang perdana kasus ini dihadiri ratusan orang. Ruang sidang disesaki pengujung. Ada puluhan jurnalis yang meliput kasus yang terjadi Mei 2008 ini. Majelis hakim membuka untuk umum ini kasus ini. Andi Cakra, didampingi Sutoto Adi Saputra dan Jan Manopo.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) Hariani A Gani membacakan berkas tuntutan. Berkas dibagi tiga bundel tuntutan. Sidang perdana ini mengagendakan pembacaan dakwaan lima terdakwa. (lihat Dakwaan Para Polisi Cabul). Kelimanya didampingi tiga penasihat hukum, Dadang, Djamil Misbach, dan Ali Jaya.
Saat mendengarkan dakwaan, dari rudang sidang terdengar komentar pengunjung. "Bbetul, betul kurang ajar," bisik seorang, saat mendengarkan kronologis kejadian. Reaksi mereka seragam, mengecam dengan menggeleng-gelengkan kepala, atau suara lirih "uhhh!"
Atas kasus pelecehan tersebut, kelima terdakwa dikenakan pasal berlapis dengan hukuman maksimal sembilan tahun penjara.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Kamis, 30 Juli 2009

369 Petugas Keamanan Jaga Ba'asyir

Kedatangan Ustad Abu Bakar Ba'syir di Sulsel membuat aparat keamanan meningkatkan kesiagaan. Rencana kunjungan pimpinan Ponpes Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Solo, Jawa Tengah, ini sempat menimbulkan kontroversi. Ba'syir hadir di Sulsel untuk menghadiri acara tausyiah dan pelantikan pengurus FUI Bulukumba, sekitar 153 kilometer arah selatan Makassar.
Terkait kedatangan Pimpinan Ponpes yang namanya sering dikaitkan dengan teroris ini membuat Polres Bulukumba dan Kodim 1411 Bulukumba melakukan pengamanan khusus terkait dengan kedatangan Ba'asyir tersebut.
Polisi menyiagakan 369 orang personel gabungan yang terdiri atas 189 anggota Polres Bulukumba, 30 anggota Polres Sinjai, 30 anggota Polres Jeneponto 30 orang, 25 personel Polres Bantaeng 25 orang, dan 30 personel Polwil Bone.
Mereka juga dibantu satu peleton anggota Kodim 1411 Bulukumba bersama Polisi Pamong Praja Pemkab Bulukumba dan petugas DLLJR.
Wakapolres Bulukumba, Kompol Nofly F Pitoy, mengatakan, meski belum mendapat izin dari Polda Sulselbar namun pihaknya tetap memberikan pengamanan khusus terkait dengan kedatangan mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu.
"Kami menyiagakan ratusan personel gabungan TNI/Polri untuk pengamanan mulai malam nanti (tadi malam) hingga besok (hari ini) sampai kegiatan tersebut berakhir," kata Novly seperti dikutip Tribun Timur, Kamis (30/7).
Pengamanan tersebut masing-masing akan dibagi menjadi delapan pos dan menempatkan satu prawira pada setiap posnya. Khusus untuk TNI tetap di stand by di markas kodim untuk memantau dan sewaktu-waktu juga akan turun ke Mesjid Agung Bulukumba jika diminta.
Polisi juga membuat pengamanan berlapis di Masjid Agung. Di antaranya pada pos gerbang utama sebelah timur dan pintu masuk masjid. Sementara sejumlah jalan yang rencananya pagi ini juga akan ditutup diantaranya sekitar Jl Manggis dan Jl Nenas. Sementara jalan di sekitarnya masih dibuka.
Khusus bagi tamu, undangan, dan Muspida Bulukumba disediakan tiga tempat parkir, di antaranya di Lapangan Gelanggang Olah Raga di depan Rujab Bupati Bulukumba bagi masyarakat biasa, halaman dan pelataran masjid bagi undangan dan muspida.
FUI Bulukumba telah menyebar ribuan undangan kepada masyarakat di Bulukumba dan sekitarnya. Panitia juga akan menghadirkan tokoh KPPSI Sulsel, Abd Aziz Qahhar Mudzakkar dan sejumlah tokoh di Sulsel dan tokoh Islam dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng,dan Sinjai.
"Ribuan umat Islam akan menghadiri tausyiah ini. Acara ini terbuka bagi umat Islam untuk mendengarkan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam bukan teroris," kata Ketua Advokasi dan Hukum FUI Bulukumba, Musafir.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Kamis, 23 Juli 2009

Polisi Pembuat Video Mesum Diisolasi di Rutan


krshare.com
Lima anggota Patroli Motor (Patmor) Samapta Polwiltabes Makassar yang tersandung kasus pembuatan video mesum beberapa waktu lalu, ditolak keberadaannya oleh sejumlah penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Makassar, Kamis (23/7), sehingga kelima polisi tersebut diisolasi.
Beruntung seluruh penghuni rumah tahanan tersebut sudah berada dalam kamar masing-masing sehingga penolakan hanya melalui teriakan, dan menimbulkan kegaduhan dari dalam sel tahanan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Rutan Makassar Heru Setiana yang dikonfirmasi melalui teleponnya.
"Beruntung semua tahanan sudah ada dalam ruangan masing-masing,"jelas Heru seperti dilansitr Tribun, Jumat (24/6).
Sebelumnya, kondisi di rumah tahanan tersebut biasa saja, namun sekitar pukul 21.00 wita, saat kelima polisi tersebut masuk, tiba-tiba para tahanan berteriak dan membuat kegaduhan.
Menurut Heru kejadian ini adalah hal yang lumrah, mungkin karena ada pengaruh psikis terhadap aparat kepolisian. Heru menambahkan bahwa kejadian yang sama juga terjadi beberapa bulan lalu.
Heru juga menegaskan, antisiapasi adanya tindak kekerasan besok (hari ini) para penghuni tersebut akan diisolasi untuk sementara, dan keluarga tidak diperbolehkan untuk menjenguk hingga kondisi membaik.
Selain itu heru menambahkan bahwa, pihaknya juga akan menambah jumlah personil yang akan melakukan pengawasan di sekitar lima polisi yang menjadi buah bibir beberapa pekan lalu.
Sekadar mereview kembali penyebab kelima polisi ini dirutankan. Peristiwanya terjadi di Kawasan Tanjung, Makassar, Mei 2008 lalu. Saat itu korban yang mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar bersama teman lelakinya sedang menikmati liburan dengan mengendarai mobil.
Tiba-tiba beberapa anggota patroli motor (patmor) Polwiltabes Makassar datang dan menduga korban bahwa mereka melakukan perbuatan tak senonoh.
Untuk menguatkan tuduhannya, tersangka memaksa korban untuk bugil. Adegan tersebut kemudian direkam pelaku menggunakan ponselnya. Dari rekaman yang berdurasi sekitar satu menit itulah yang dijadikan tersangka untuk memeras korban.
Karena korban tak kuat terus menerus diperas dan tak bisa memenuhi permintaan sang oknum video mesum itu pun beredar d sejumlah kalangan. Ujung-ujungnya, ya... oknum petugas itu masuk tahanan.(rusdy embas)
Selengkapnya...

Senin, 04 Mei 2009

Polisi Ringkus DPO Narkoba

Jempol buat jajaran kepolisian Makassar, Satuan Reserse dan Kriminal Polsekta Mamajang yang berhasil meringkus seorang yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) narkoba. Bagaimana polisi bisa melakukan penangkapan?
Tersangka As (35), warga Jl Onta Baru ini ditangkap di atas mobil Honda Accord dengan nomor polisi DD 889 LA yang dikendarainya. Di dalam mobil, polisi menemukan barang bukti (BB) berupa 27 butir pil ekstasi berwarna biru.
Kapolsek Mamajang AKP Kamaluddin di Makassar, seperti dikuti Tribun Timur, Selasa (5/5), mengatakan, penangkapan yang dilakukan anggotanya itu berkat usaha dan kesabaran mereka membuntuti pelaku, dalam empat pekan terakhir.
"Tersangka yang sudah lama menjadi DPO ini akhirnya bisa diringkus setelah dilakukan pengintaian," ujarnya.
Karena aksi yang dilakukannya tergolong rapi, membutuhkan waktu untuk meringkusnya. Tersangka juga dinilai lihai karena tidak menetap di suatu tempat dan sering berpindah-pindah.
Tersangka diidentifiksi sebagai pemain lama karena pernah ditangkap anggota Satreskrim Polresta Pengamanan dan Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Makassar.
"Bukan saya pemilik dari ekstasi itu. Saya hanya dititipi pil ekstasi oleh teman saya dari Pinrang," ujarnya.
Na... gitu dong... biar rakyat makin yakin bahwa polisi memang pelindung mereka.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Sabtu, 04 April 2009

Tanyakan Uang Pemilu, Polisi Diminta Mundur

Jangan sembarang bertanya. Meski itu menyangkut hak karena salah-salah bisa menjadi bumerang seperti yang dialami salah seorang anggota kepolisian di Sulawesi Selatan. Gara-gara menanyakan dana pengamanan pemilu yang kurang dia dikabarkan terancam dipecat.
Seorang anggota Polri yang bertugas di Polers Sinjai, sekitar 200 kilometer selatan Makassar, Bripka Irman dikabarkan terancam dipecat. Pemicunya, dia mempersoalkan dana pengamanan pemilu yang seharusnya menjadi haknya diduga dipotong.
Tribun Timur (Sabtu, 4/4), melansir, Irman yang bertugas satuan lalu lintas sudah diminta menandatangani surat pengunduran diri karena mempersoalkan pemotongan uang pengamanan pemilu tersebut.
"Setiap anggota polisi seharusnya mendapat honor pengamanan pemilu Rp 800 ribu. Namun yang sampai ke anggota di lapangan hanya Rp 300 ribu. Kekurannya itulah yang pertanyakan oleh Irman," kata sumber Tribun yang membeberkan kasus tersebut.
Namun Kapolres Sinjai, AKBP Sugeng Riady Rikolot, membantah pihaknya meminta Irman mundur sebagai anggota polisi.
Mantan Kapolres Selayar ini juga membantah ada pemotongan anggaran. Menurutnya, yang terjadi adalah Irman yang sebelumnya bertugas di Polwil Bone sering meninggalkan wilayah tugasnya tanpa sepengatahuan atasan dan sering tidak melaksanakan tugasnya selaku anggota satlantas.
"Saya juga tidak memaksa dia untuk mundur. Apa untungnya bagi saya memaksa dia mundur. Semua isu yang beredar itu tidak benar," kata kapolres.
Sayangnya, sejak kasus ini mencuat, Irman tak bisa dikonfirmasi. Beberapa nomor telepon selularnya yang dihubungi dalam keadaan tidak aktif.
Kasus tersebut sontak menarik perhatian Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Mathius Salempang yang sudah mengontak Kapolres Sinjai untuk mengecek kasus tersebut. Belum diperoleh informasi hasil pembicaraan mereka.
Sejumlah warga Sinjai menyebutkan, Irman sudah mengeluhkan pemotongan anggaran honor pengamanan tersebut sudah mencuat sejak sepekan terakhir dan menjadi bahan perbincangan di internal Polres Sinjai.
Namun, tak ada yang berani membeberkan kasus tersebut. Irman pun sempat berkeluh-kesah kepada beberapa warga hingga kemudian menyebar dari mulut ke mulut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel Kombes Pol Hery Subiansauri membenarkan adanya masalah internal yang terjadi di Polresta Sinjai.
"Irman dipanggil bukan karena diperiksa dia hanya dimintai keterangan klarifikasi mengenai kejadian tersebut. Namun mengenai pelanggaran disiplin terhadap Irman karena meninggalkan tempat tugas, tetap akan diberlakukan bila dia memang terbukti bersalah" jelas Hery.
Menurut Hery, Polri aturan main seperti tidak boleh meninggalkan tempat tugas kecuali ada perintah dari atasan, apalagi menjelang pemilu seperti sekarang.
Bila terjadi permasalahan di kalangan internal, seharusnya anggota Polri menyampaikan ke atasannya dan tidak langsung menyampaikan kepada orang lain sehingga menimbulkan isu yang tidak baik terhadap Polri
Hanya Saja Hery belum memberikan hasil kelarifikasi tersebut,"Irman belum dimintai keterangan, kemungkinan minggu depan baru dia dimintai keterangan ," jelas alumnus Sekolah Antiteror di Amerika Serikat ini.
Sudah Lama
Sementara itu, seorang bintara senior polisi yang bertugas di jajaran Polda Sulselbar mengungkapkan, pemotongan dana pengamanan bukanlah hal yang baru.
Dia menyebut dana pengamanan pertandingan sepakbola di Stadion Mattoanging dan pengamanan Embarkasi/Debarkasi Haji di Asrama Haji Sudiang juga tidak luput dari pemotongan.
"Tapi ini sangat tergantung dengan siapa komandannya. Ada juga komandan yang tidak mau memotong dana sepeser pun sehingga kami menerima dengan utuh," sumber tersebut.
Dia mencontohkan, dalam beberapa kegiatan, anggota Polri yang bertugas dalam salah satu acara atau even, diberikan makanan. Namun ternyata makanan tersebut dipotong dari uang pengamanan tersebut.
"Misalnya, kita mendapat jatah Rp 50 ribu per orang. Ternyata yang diterima Rp 30 ribu sedangkan Rp 20 ribu katanya buat beli makanan. Ternyata makanan yang kami terima itu kalau beli sendiri tidak sampai Rp 10 ribu per bungkusnya," kata polisi tersebut sambil tertawa.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Jumat, 06 Maret 2009

Tersangka Sabung Ayam Suruh Polisi Beli Makanan


krshare.com
Salah satu berita yang diturunkan Tribun Timur hari ini (Sabtu, 7/3), menarik perhatian saya. Salah seorang tersangka sabung ayam yang diamankan di Mapolresta Makassar Timur ternyata bisa memerintah seorang polisi untuk membeli makanan dan minuman. Semoga adegan itu hanya sekadar minta tolong.
"Polisi itu menurut saja. Padahal yang suruh itu adalah yang ditangkap. Kan ini tidak pantas terjadi," tutur seorang saksi yang menolak ditulis namanya. Ia mengaku ia melihat adegan itu karena saat itu ia juga berada tak jauh dari tersangka. Inilah drama penangkapan para penggemar sabung ayam tersebut.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulselbar Irjen Polisi Mathius Salempang memerintahkan Kapolwiltabes Makassar Kombes Polisi Burhanuddin Andi mengusut kasus 14 tersangka judi sabung ayam yang dilepaskan Polresta Makassar Timur.
Jenderal bintang dua itu sempat kaget mengetahui kabar tersebut. Padahal, jauh hari sebelumnya kapolda sebelumnya, sudah menyampaikan amanat kapolri yang menginstruksikan agar polisi tidak mencoba bermain-main dalam kasus judi, narkoba, dan ilegal logging.
"Soal dilepasnnya tersangka judi sabung ayam tersebut, silakan tanya langsung kepada kapolwil. Karena ini terjadi di wilayahnya," ujar Mathius kepada wartawan di sela-sela jumpa pers di Kantor Polwiltabes Makassar, Jumat (6/3).
Sementara Kombes Polisi Burhanuddin Andi saat ditanyai hal tersebut hanya mengatakan bahwa dirinya saat ini masih menunggu laporan perkembangan kasus tersebut. Sedangkan Kapolresta Makassar Timur AKBP Mansjur yang dikonfirmasi via SMS mengatakan pada prinsipnya polres tidak ingin main-main kasus judi.
Namun ia tidak memberi jawaban mengapa ke-14 tersangka sabung ayam yang sempat ditangkap anak buahnya itu kemudian dilepaskan.
Sebelumnya, aparat dari Polsekta Tamalate yang diback-up personil Resmob Polresta Makassar Timur menangkap 14 pria dewasa di arena sabung ayam di Jl Mallombassang, Tamalate, Makassar, Sabtu (28/2) lalu.
Proses penangkapan itu berlangsung menegangkan. Pasalnya, beberapa polisi terpaksa mengeluarkan senjata dan menembak ke arah udara sembari meminta para penjudi sabung ayam itu tak mencoba lari.
Selain para tersangka, polisi mengamankan beberapa barang bukti seperti lima ekor ayam jago, satu arena perjudian, satu kurungan ayam, dan uang tunai sekitar Rp 3,5 juta. Beberapa barang bukti itu juga diperlihatkan kepada wartawan. Sejumlah warga setempat menyebut mereka yang ditangkap memang kerap terlihat bermain judi sabung ayam di lokasi tersebut.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Jumat, 26 Desember 2008

Polisi Amankan 13 Warga Maccini

Polsekta Makassar mengamankan 13 warga Maccini, Makassar, karena kedapatan sedang bermain judi. Mereka ditangkap berasama barang bukti berupa uang tunai Rp 3,3 juta dan kartu domino.
Keberhasilan polisi mengamankan 13 pelaku judi tersebut berkat laporan masyarakat. Menurut salah seorang warga setempat, perjudian tersebut sudah sangat meresahkan warga.
Kapolsekta Makassar AKP Saiful seperti dilansir Tribun Timur (Sabtu, 27/12) mengatakan, setelah melakukan penyelidikan ternyata tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah Panakukang sehingga sore ini (kemarin) pelaku dan barang bukti akan dilimpahkan ke Polresta Makassar Timur.
Seorang pelaku mengatakan, ia memang ikut perjudian itu. Ia dan rekan-rekannya biasa menggunakan kartu domino dengan taruhan sekitar Rp 10 ribu setiap satu putaran.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Oknum Polisi Beking Kupon Berhadiah Penipuan

Seorang oknum polisi yang bertugas di Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar diduga kuat membekingi penipuan kupon berhadiah. Dugaan itu muncul saat petugas Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Makassar membekuk satu kelompok pelaku penipuan di Makassar.
Dari keterangan beberapa pelaku yang diamankan, didapatkan informasi bahwa oknum polisi bernama Ariadi yang menjadi pelindung kegiatan mereka selama ini.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polwiltabes Makassar, AKBP Rudi Heru Susanto, melalui Kepala Unit Khusus Polwiltabes Makassar, AKP Rafiuddin, yang dilansir Tribun Timur (Rabu, 24/12), mengungkapkan modus penipuan berawal dari laporan seorang calon korban.
Awalnya, ibu rumah tangga bernisial IS ini diberitahu bahwa ia mendapatkan kupon door prize berupa satu unit mobil dari sabun cuci merek terkenal. Dan calon korban diminta mengirimkan sejumlah duit untuk menebus mobil tersebut.
Dia tidak langsung mengirimkan uang seperti diminta sang penipu tetapi menceritakan hal tersebut kepada temannya yang kebetulan seorang polisi. Akhirnya diatur strategi untuk bertemu langsung dengan anggota sindikat tersebut.
Seorang anggota sindikat tergoda untuk berkenalan dengan IS. Dari situlah komplotan yang sudah bereaksi selama dua tahun ini terungkap. Ari markas mereka di Jl Sunu, Makassar, polisi mengamankan beberapa barang bukti berupa 27 ATM, 14 ponsel, satu kartu nama polisi, dan beberapa rekapan transaksi.
Pelaku juga mengaku dari PT Kao Indonesia dan mencantumkan cap yang bertuliskan asli. Agar kelihatan benar-benar sah dari PT Kao, mereka menulis dalam kupon tersebut "Hati-hati dengan adanya penipuan".(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Jumat, 12 Desember 2008

Lagi, Polisi Tembak Warga


krshare.com
Polisi jadi bahan pembicaraan lagi. Seorang polisi dikabarkan menembak warga Bulukumba. Konyolnya, korban penembakan ditinggalkan setelah sebuah timah panas bersarang di paha kirinya. Korban akhirnya ditolong warga.
Insiden berawal saat Ansar yang sehari- harinya bekerja sebagai petani tertangkap basah petugas sedang bermain judi. Ansar mengaku diajak sahabatnya, sahabatnya Zainal Amir (36), melalui pesan singkat (SMS) untuk datang ke rumahnya, di Desa Bontobolaeng, Bulukumpa, Bulukumba. Zainal adalah staf tata usaha pada SD Bontobolaeng.
Dalam SMS tersebut, Zainal mengajak Ansar ke rumahnya karena ada acara syukuran.
Ansar lalu menuju rumah Zainal yang tak jauh dari kediamannya. Menurut korban yang ditemui di RS Bhayangkara, setelah tiba di rumah Zainal, ternyata sudah ada enam orang lainnya yang sedang berjudi dengan menggunakan kartu domino.
Karena tertarik, Ansar ikut main judi. Ia ikut bertaruh dengan uang pecahan seribuan.
Namun, kata Ansar, baru beberapa kali taruhan, permainan sudah dihentikan karena jamuan (sop konro) yang disajikan oleh tuan rumah sudah siap untuk disantap.
Di saat itulah, tiba-tiba seorang warga berteriak kalau ada mobil polisi di depan rumah Zainal.
Mendengar kedatangan polisi, keenam orang yang tadinya ikut dalam permainan kartu langsung kabur menyelamatkan diri. Ansar mengaku menyarankan ke temannya agar tidak usah lari. Namun karena tinggal sendiri, nyali korban ciut dan akhirnya berusaha berlari juga. Sial baginya, tiba-tiba sebuah timah panas bersarang di paha kirinya dan langsung melumpuhkan korban.
Tribun memberitakan, polisi yang menembak korban adalah Bripka Andi Yunus atau juga sering disebut dengan Karaeng Unu, anggota Polsekta Bulukumpa. Setelah ditembak, Ansar ditinggal begitu saja. Ia berusaha meminta pertolongan kepada warga untuk mencarikan mobil agar diantar ke Puskesmas Tanete. Yunus lalu menahan Zainal sebagai tuan rumah Alimuddin (36).
Zainal dibawa ke kantor polisi sedangkan Ansar ditinggal dalam keadaan bersimbah darah. Seorang warga lalu mencarikan mobil dan membawanya ke rumah korban dan puskesmas. Saat dirawat di puskesmas, Yunus datang lagi dan ngotot agar Ansar dilarikan ke RS Bhayangkara. Ansar akhirnya menurut.
Insiden ini menambah panjang daftar kekesalan warga terhadap polisi. Sebab apapun alasannya, sangat tidak manusiawi sang polisi meninggalkan korban setelah dia tembak.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Selasa, 02 Desember 2008

Ditagih, Polisi Pukul Wanita Hamil


krshare.com
Hati-hati memberi utangan kepada orang yang belum dikenal betul karakternya karena bisa-bisa pertolongan itu berbuah jelek. Pengalaman pemilik toko bahan bangunan ini bisa menjadi pelajaran berharga. Dia dianiaya oknum polisi saat menagih piutangnya.

Herwina (29), pemilik toko bahan bangunan yang bermukim di Jl RS Islam Faisal V menjadi korban pemukulan oknum polisi berpangkat inspektur satu. Dia dianiaya saat menagih harga besi beton yang dibeli sang oknum polisi sepekan sebelumnya.
Perkara utang-piutang itu bermula ketika oknum polisis itu meminjam beberapa potong besi cor kepada korban senilai Rp 12 juta beberapa bulan lalu dan berjanji akan membayarnya sepekan setelah barang diambil.
Bukannya mendapat ucapan terima kasih karena telah membantu, pemilik toko malah dianiaya ketika menagih piutangnya. Saat mendatangi rumah oknum polisi untuk menagih itulah Herwina yang sedang hamil tiga bulan dianiaya. Tidak hanya dianiaya secara fisik, dia juga dicaci dengan kata-kata yang tidak layak diucapkan seorang pengayom masyarakat.
Atas perlakuan tersebut, Herwina ditemani adiknya melapor insiden itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Makassar Timur.
Pertanyaannya adalah, mampukan polisi memeriksa anggotanya sendiri? Persoalan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan profesi sang oknum polisi, tetapi ini bisa menjadi salah satu barometer untuk mengukur profesionalisme polisi dalam bekerja.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Polisi Ringkus Gembong Pembobol Rumah Kosong

Cukup lama polisi mengincar pria yang satu ini. Pria berusia 38 tahun ini dicurgai sebagai pelaku pembobolan rumah kosong yang ditinggal pergi pemiliknya melakukan aktivitas.
Aparat kepolisian meringkus gembong pencurian di rumah kosong di Makassar dan sekitarnya, Yusran Dg Nyarang (38), Selasa (2/12). Tersangka kini ditahan di Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini, Makassar.
Kapolsekta Rappocini, AKP Hariyadi, yang dikutip Tribun Timur, Rabu (3/12), mengatakan, pelaku sudah lama diincar. Saat beraksi, Yusran menggunakan mobil pikap sewaan untuk mengurus isi rumah tersebut.
Sejumlah barang bukti diambil petugas dari rumah Yusran yang terletak di Jl Sejiwa, Karuwisi, Makassar. Karena jumlahnya banyak sebagian barang tersebut ditumpuk di halaman kantor polsek.
Barang bukti yang diamankan petugas antara lain dua unit televisi, satu kulkas, beberapa berlian emas, pelat nomor polisi kendaraan sepeda motor, tiga lembar STNK, tiga buah jam tangan, sebuah sepeda mini, dan beberapa perabot rumah tangga.
Dalam melakukan aksinya, pelaku menguras seluruh isi rumah. Dari barang besar seperti kulkas, kursi, lemar, dan kursi tamu sampai dengan barang kecil seperti rice cooker dan galon, semuanya disikat," kata Haryadi saat ditemui di kantornya.
Yusran yang pernah dipenjara dalam kasus yang sama mengaku sudah lima kali melakukan pencurian seperti di kawasan Antang, Jl Hertasning, perumahan Minasaupa, Perumahan Hartaco, dan Tanjung Bunga.
Pelaku mengaku beroperasi bersama seorang rekannya yang masih menjadi buron polisi. Dari tangan pelaku juga diamankan sebuah borgol, beberapa linggis, dan anak pahat yang digunakan mencungkil rumah yang menjadi incarannya.
Selain itu lelaki yang pernah memiliki dua istri ini mengaku bahwa sebagian hasil curiannya ia jual, dan sebagian lainnya seperti kulkas, televisi, dan beberapa kursi kayu diberikan kepada istri dan mantan istrinya.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Lindungi Judi, Kapolres Dicopot


krshare.com
Polisi seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas perjudian. Namun masih saja ada oknum polisi yang justru melindungi perjudian seperti yang terjadi di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Polisi Sisno Adiwinoto memutuskan mencopot AKBP Miyanto dari jabatan sebagai Kepala Polres Wajo. Miyanto dituding membekingi praktik judi yang dibongkar oleh aparat Datasemen Khusus (Densus) 88 Polda Sulsel, beberapa waktu lalu.
"TR (telegram rahasianya) sudah turun sekarang sisa menunggu proses pelantikan," kata Sisno, seperti dilansir Tribun, Senin (2/12).
Selain Miyanto, Kasat Reskrim Polres Wajo dan salah satu kapolsek yang dituding berada di belakang kasus judi yang dibongkar pada 25 November lalu itu.
Menurut mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri ini, seharusnya pihak polres tahu ada kasus judi yang melibatkan ratusan orang di daerahnya. Kalau mereka tidak tahu berarti ada apa-apanya. Bisa jadi ada oknum anggota yang justru berada di belakangnya," tandas Sisno lagi.
Pekan lalu, aparat kepolisian dari Densus 88 Polda Sulsel dan Polres Wajo mengamankan lebih dari seratus motor saat diadakan penggerebekan markas judi di Desa Sompe, Kecamatan Sabangparu, yang merupakan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Soppeng
Diduga tempat judi yang terletak di area perkebunan tersebut sudah kerap kali dijadikan tempat judi dengan berbagai permainan seperti sabung ayam dan judi dadu.
Polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain uang tunai Rp 11, 61 juta, tiga ekor ayam mati dan tiga ekor ayam hidup, dua set dadu, dan satu set taji ayam. Penangkapan tersebut berhasil dilakukan berdasarkan penyelidikan polisi dan informasi dari masyarakat.
Saat penggerebekan berlangsung, sejumlah pelaku lain dan warga yang menonton lari kalang kabut dan meninggalkan kendaraannya. Lokasi judi tersebut adalah perkebunan yang ditanami berbagai hasil pertanian seperti tebu, kakao, dan pohon kelapa.
Para petaruh tidak hanya berasal dari Wajo,melainkan berasal dari Kab Bone, Sidrap, Soppeng, Palopo, Parepare, Jeneponto, hingga Kota Makassar. TKP susah diendus petugas lantaran letaknya yang cukup jauh dari jalan raya.
Pencopotan ini menjadi salah satu poin penting bagi jajaran kepolisian dalam membuktikan keseriusannya memberantas perjudian di negeri ini.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Sabtu, 22 November 2008

Bersih-bersih Preman di Makassar

Aparat kepolisian di Makassar terus membersihkan preman yang sering mengganggu ketenangan warga Makassar. Baik di mal maupun tempat-tempat strategis yang sering dikunjungi warga.
Kepolisian Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KPPP) Makassar berhasil menciduk 33 preman yang sehari-hari berpangkalan di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Jumat (21/11), dalam operasi bertajuk Operasi Cipta Kondisi yang dipimpin Kapolresta KPPP AKBP Sri Rejeki.
Sebelum ditangkap sejumlah preman terlibat aksi saling kejar-kejaran dengan aparat kepolisian.
Selain preman pihak kepolisian juga menahan penjual asongan yang selama ini naik ke kapal menggelar tikar dan memaksa penumpang kapal membeli tikar mereka.
"Biasanya mereka membawa tikar ke atas kapal kemudian memaksa penumpang yang tidak memiliki tempat untuk membeli tikar mereka," kata Sri seperti dikutip Tribun Timur, Sabtu (22/11).
Hingga saat ini jajaran Kepolisian Wilayah Kota Besar Makassar gencar melakukan Operasi Cipta Kondisi dan berhasil mengamankan 264 preman dan 3.923 botol minuman keras dari berbagai merek.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Jumat, 21 November 2008

TNI-Polisi Duel di Rumah Sakit


krshare.com
Satu lagi pertunjukan adu otot gratis yang dipertontonkan oknum anggota TNI dan oknum polisi. Atraksi tak layak ini terjadi, Kamis (21/11), di Rumah Sakit Umum Sawerigading Palopo. Kota ini terletak sekitar 390 kilometer arah timur Kota Makassar. Kenapa oknum polisi dan tentara itu duel?
Anggota Polri yang bertugas di Polwiltabes Makassar, Briptu Ahsan, berduel dengan anggota anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 1403/Sawerigading, Praka Marzuki. Penyebabnya sebenarnya sederhana saja. Bahkan menurut bahasa awam hanya salah paham. Tetapi aparat keamanan ini selalu saja salah paham?
Menurut keterangan sejumlah saksi, seperti dikutip Tribun Timur, Jumat (21/11), perkelahian dua aparat keamanan tersebut berawal saat Ahsan bermaksud membesuk anaknya yang dirawat di RS tersebut sekitar pukul 08.45 Wita. Namun di pintu masuk, Ahsan dicegat petugas satpam dengan alasan pasien belum bisa dibesuk sebelum pukul 10.00 Wita.
Merasa dihalangi, Ahsan yang emosi mencabut dan mengancam satpam tersebut. Marzuki yang menyaksikan kejadian tersebut langsung bereaksi dengn merebut pistol Ahsan untuk diamankan.
Ahsan tak terima dengan upaya Marzuki tersebut terjadi adu mulut dan berujung pada adu fisik. Perkelahian tersebut baru berhenti setelah sejumlah pengunjung di RS tersebut turun melerai.
Beberapa warga kemudian melaporkan kekadian tersebut ke Polres Palopo dan pos Sub Detasemen Polisi Militer (Denpom) Kota Palopo.
Petugas polisi militer kemudian menjemput Marzuki untuk dimintai keterangan. Sedangkan Ahsan diamankan oleh petugas provos Polres Palopo. Keduanya masih menjalani pemeriksaam intensif hingga tadi malam.
Kapan ya… polisi dan tentara berhenti salah paham?(Rusdy Embas)
Selengkapnya...

Senin, 03 November 2008

Oknum Polisi Tembak Warga Makassar

Berita kurang sedap berhembus lagi dari jajaran Polda Sulsel. Seorang anggota polisi dari kesatuan Satrsekrim Polwiltabes Makassar bernama Briptu Aras menembak seorang warga Jl Sukamaju, Kelurahan Panaikang, Makassar, Hamzah Dg Nyengka (38), Senin (3/11) malam. Hamzah ditembak tepat di paha kirinya.
Hamzah adalah seorang pengawas proyek bangunan di Tana Toraja. Dia berada di Makassar karena menghadiri acara aqiqah seorang keluarganya di Jl Sukamaju.
Nurhayati mengaku memang ada sedikit percekcokan saat kelima orang tersebut duduk- duduk di depan rumah.
Kejengkelan terjadi saat Upi yang berasal dari Bulukumba merasa tersinggung karena diungkit soal suku oleh rekan-rekannya yang kebanyakan berasal dari Tana Toraja.
"Saya tidak tahu bagaimana jelasnya siapa yang mengejek. Saling ejek soal suku berakhir dengan damai. Upi dan adik saya tetap duduk di luar dan Adi masuk ke rumahnya. Kami semua berdekatan, tapi kami kemudian kaget Pak Aras tiba-tiba keluar dan langsung menembak adik saya," ujar Nurhayati, kakak korban.
Tembakan terdengar sebanyak dua kali, Nurhayati mengaku tembakan pertama ditujukan kepada adiknya dan tembakan kedua ditujukan kepada Upi yang juga teman Hamzah. Tapi beruntung Upi hanya terluka di bagian tangan kirinya. Tidak ada penembakan peringatan saat kejadian.
Usai penembakan Nurhayati langsung keluar rumah dan mengejar Aras yang lari ke dalam rumah Adi. Nurhayati kemudian berteriak meminta kepada semua warga agar mengepung rumah Adi dan meminta Aras tidak kabur.
Sesaat kemudian beberapa anggota polisi dari Polwiltabes tiba untuk mengamankan korban dan membawa pelaku ke mapolwiltabes. Hamzah dilarikan ke RS Ibnu Sina sedangkan Upi dibawa ke RS Bayangkara.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.15 wita. Beberapa warga tampak berkerumun di lorong depan rumah korban hingga aparat kepolisian tiba dan membawa pelaku dan korban. Beberapa keluarga korban juga ikut menemani korban di rumah sakit.
Kapolwiltabes Makassar, Kombes Burhanuddin Andi, menjenguk Hamzah dan
memerintahkan anak buahnya memindahkan korban ke RS Bayangkara agar kondisi korban lebih baik.
Versi Berbeda
Sementara itu pihak polisi memberikan keterangan berbeda soal kronologis kejadian.
"Saya akan memberikan penjelasan awal sesuai dengan apa yang dilaporkan anggota saya. Saya tidak akan membela anggota saya kalau dia memang salah," kata Burhanuddin, seperti dikutip Tribun Timur, Selasa (4/11).
Menurut Burhanuddin, Aras datang tiba di sebuah kampung untuk bertemu dengan temannya yang bernama Adi.
Lalu ada sekelompok orang yang lagi minum- minum dan ada ketersinggungan hingga ada salah seorang yang mengeluarkan badik.
"Anggota saya sempat dikejar dan jatuh, lalu dia mengeluarkan tembakan peringatan. Namun karena posisinya semakin lama semakin tidak aman, dia lalu mengeluarkan tembakan yang mengena ke paha kiri korban," kata Burhanuddin.
Kapolwiltabes menyangkal kalau anggotanya menembak dua orang yang salah satunya mengenai tangan Upi. "Upi itu tidak terkena tembakan. Dia hanya terkena sabetan pisau atau badik yang berasal dari daerah situ. Dia cuma luka tangan," katanya.
Burhanuddin mengaku belum bisa memberi penjelasan rinci kasus ini karena masih akan memanggil beberapa saksi yang ada di tempat kejadian.
Burhanuddin menjamin tidak akan melindungi anggotanya jika memang terbukti melakukan kesalahan.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...