Senin, 29 September 2008

Isu Suap di PSM


Sepekan terakhir, Tribun Timur menempatkan PSM sebagai berita utama di halaman depan Bahkan menjadikannya head line. Apalagi setelah klub kesayangan public Makassar dan Sulsel khususnya ini diperlakukan lawan-lawannya di kandang sendiri. Ujungnya, pemain PSM dituding menerima suap. Khususnya ketika menghadapi Sriwijaya FC, Jumat (26/9).
Kekalahan beruntung yang diderita PSM di kandang sendiri menambah panjang kekecewaan pemain. Mereka tak henti-hentinya dicaci fans beratnya sendiri.
Rangkaian kekalahan yang dialami klub ini memang tidak berdiri sendiri. Sebelum menderita kekalahan beruntung, manajemen pengelola sudah mengirimkan sinyal “kebangkrutan” yang dialami klub. Dan publik bola pun meresponnya secara beragam.
Tragisnya, yang menjadi korban pertama dari kebangkrutan itu adalah pemain dan pelatih. Pembayaran gaji mereka tertunda.
Manajemen pengelola mestinya bijak dan cerdas mengelola permasalahan ini. Kalau tidak, kelangsungan klub menjadi taruhannya. Apalagi, menjelang tur ke Jawa usai lebaran.
Untuk membesarkan sepakbola di Indonesia memang dibutuhkan orang-orang ”gila bola” yang mau mengorbankan daya dan dananya. Artinya, pengelola jangan menjadikan PSM sebagai ladang untuk numpang hidup.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Sabtu, 27 September 2008

Warga Miskin Masuk Kantor Gubernur


Sekitar 350 warga miskin yang bermukim di Kota Makassar menyerbu Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (26/9). Ini bukan unjuk rasa. Mereka ke kantor pemimpinnya yang belum setahun terpilih jadi Gubernur Sulsel untuk sekadar minta sedekah. Konon ini sudah menjadi kebiasaan mereka tahun-tahun sebelumnya.
Mungkin mereka mengira Pak Gubernurnya bisa memberi sedikit sedekah karena PSM saja bisa disumbang ratusan juta rupiah. Apalagi mereka yang benar-benar miskin dan papa. Tentu lebih layaknya mendapat uluran tangan.
Meski kedatangan mereka ke kantor pemimpinnya mungkin tidak diinginkan banyak orang, namun alangkah eloknya jika pengambil keputusan di kantor yang berdiri kokoh di jalan protokol tersebut membuat keputusan bijaksana.
Tragedi zakat berdarah di Pasuruan hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kaum berpunya di daerah ini. Jangan biarkan saudara-saudara kita tetap berada dalam belenggu kemiskinan.
Yang dibutuhkan oleh mereka para pencari zakat itu adalah bagaimana memenuhi kebutuhan dasar mereka. Mereka tidak butuh ceramah tetapi butuh makan.
Mereka datang ke pemimpin mereka yang mereka yakini bisa berbuat lebih banyak untuk kemaslahatan mereka.
Alangkah eloknya jika pemimpin yang dikunjunginya menyambut mereka dengan senyum. Bukan hardikan.
Syukur-syukur jika mereka pulang ke gubuk mereka sembari berdoa Ya Allah Limpahkan Rahmat-Mu kepada pemimpin kami yang telah ringan tangan membantu meringankan beban kehidupan kami.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Jumat, 26 September 2008

THR Legislator Sulsel


Sebuah ketimpangan social kembali diberitakan Tribun hari ini (Jumat, 26/9). Anggota dewan yang katanya terhormat mendapat THR dari Pemerintah Provinsi Sulsel. Jumlahnya Rp 2,5 juta per orang.
Di bagian lain, Tribun menurunkan berita tentang sejumlah anak-anak dan orang tua yang sesungguhnya adalah orang-orang miskin mendatangi kantor gubernur untuk minta zakat seperti yang sering mereka terima tahun-tahun sebelumnya ketika Amin Syam menjadi gubernur.
Kedua berita tersebut menginformasikan tentang pemberian sesuatu menjelang hari raya Idul Fitri.
Bedanya, legislator Sulsel tidak perlu bersusah payah meminta sudah langsung mendapat jatah Rp 2,5 juta perorang, sementara di sisi lain, anak-anak dan orang tua tak mampu justru sudah repot-repot datang ke kantor gubernur tetapi tidak mendapat apa-apa. Bahkan diusir pulang oleh petugas pengamanan.
Kapokkah mereka diusir? Ternyata tidak. Mereka yang tinggalnya tidak jauh dari kantor gubernur ternyata datang lagi hari ini (Jumat, 26 September 2008) untuk “menagih” jatah mereka seperti yang selalu diperoleh tahun-tahun sebelumnya.
Rasanya, hati anggota dewan bukanlah terbuat dari besi karena mereka lahir bukan dari rahim sebuah batu. Bukankah lebih pantas anak-anak miskin dan janda-janda tua itu menerima THR dibandingkan anggota dewan yang selalu mengatasnamakan bicara untuk kepentingan rakyat?
Pemilu makin dekat, saatnya memilih orang yang pantas dipilih untuk benar-benar mewakili rakyat. Bukan mewakili parati.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Kamis, 25 September 2008

PLN Dalam Sorotan


Pamadaman bergilir yang terus dilakukan PLN di wilayah Makassar membuat kesal banyak orang. Apalagi, pemadaman itu dilakukan tanpa informasi kepada konsumen.
Pemadaman dilakukan secara rutin dengan waktu sekitar dua jam di wilayah berbeda.
Fakta ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan pimpinan PLN di Sulselbar, Arifuddin Nurdin, menjelang Ramadan lalu yang menjamin tak akan ada pemadaman listrik selama bulan suci Ramadan.
Bisa jadi janji itu sudah dilupakan. Hilang ditiup angin atau sirna terbakar nyala lilin yang terpaksa menjadi pelita selama dua jam saat PLN memutus suplai listrik ke pelanggannya yang tetap setia membayar rekening.
Petinggi PLN seyogyanya berterus terang kepada publik bahwa kapasitas yang dimiliki saat ini tak mampu memenuhi kebutuhan tenaga listrik pelanggannya. Sekadar mengurangi kedongkolan konsumen saat harus bergelap-gelap ria menyiapkan kebutuhan buka puasa.
Jika memang PLN merugi secara operasional seperti yang sering dikemukakan sebagai alasan pembenaran untuk melakukan pemadaman maka tidak berlebihan jika jajaran PLN melakukan efisiensi di semua sekor.
Mampukah jajaran PLN memulai gerakan efisiensi itu dari kalangan sendiri? Jangan hanya memajang iklan penghematan di sejumlah titik strategis. Mulailah efisiensi dari diri sendiri karena akan menjadi contoh yang paling bijaksana. Ayo PLN jangan hanya bisa mengorbankan konsumen. (Rusdy Embas) Selengkapnya...

Rabu, 24 September 2008

Mahasiswan UNM Tawuran Lagi


Ramadan ternyata tidak membuat hati segelintir oknum mahasiswa terketuk. Bahkan sejumlah oknum mahasiswa berbeda fakultas saling serang di UNM Kampus Parangtambang, Makassar, Selasa (23/9). Bentrokan antarmahasiswa di perguruan tinggi tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi.
Mereka tidak hanya merusak fasilitas kampus, tetapi sejumlah mobil menjadi korban pengrusakan. Akibat bentrokan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, tersebut sejumlah senjata tajam dan 25 mahasiswa.
Tribun, (Rabu, 24/9/08), dalam laporannya mengatakan, penyebab bentrok tersebut adalah pemukulan yang dilakukan seorang mahasiswa terhadap mahasiswa lainya yang berbuah saling serang antara oknum mahasiswa fakultas bahasa dan fakultas teknik.
Insiden ini memperpanjang daftar kekerasan di kampus yang seharusnya menjadi tempat untuk menggodok calon pemimpin bangsa di masa depan.
Bagaimana seharusnya mahasiswa seperti ini diperlakukan. Masih patutkah mereka menyandang sebagai mahasiswa yang diharapkan menjadi kader pemimpin bangsa? Ataukah mereka lebih pantas dikembalikan keorang tua mereka masing-masing?
Insiden seperti ini seyogyanya tidak lagi dipandang sebagai dinamikan kehidupan kampus karena selain sudah mengarah anarkis, ditemukannya sejumlah senjata tajam juag sudah memberi sinyal ada ketidakberesan.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Subhanallah, Tiga Tahun Warga Makan Nasi Basi


Maha Suci Engkau Ya Allah. Di tengah bulan suci Ramadan-Mu ini masih saja ada hamba-Mu yang harus makan nasi basi. Nasi yang mereka kais dari tempat sampah.
Jumlah mereka tidak tanggung-tanggung, 4o kepala keluarga. Mereka makan nasi basi bukan karena tidak tahu tetapi karena tak mampu secara ekonomi. Ini sudah berlangsung selama tiga tahun lamanya.
Berita yang diturunkan Tribun (Rabu,24/9/08) ini sungguh sangat kontras dengan suasana belanja yang terjadi di sejumah mal. Ribuan orang antre berbelanja menyambut hari-Mu yang fitri.
Lokasi tempat tinggal mereka bukan di pulau yang jauh dari jangkauan kendaraan umum. Mereka ternyata tinggal di Kelurahan Karuwisi Utara di belakang jejeran bangunan jruko megah Karuwisi Trade Centre. Tidak jauh dari Gedung DPRD Sulsel yang setiap hari penghuninya selalu bicara nasib rakyat. Mereka berada hanya berada sepelemparan batu dari Gedung DPRD Sulsel.
Kemana perginya anggota DPRD yang selalu mengklaim diri sebagai wakil rakyat itu? Bukankah di sebelah gedung yang mereka tempati yang dibangun dari uang rakyat itu terdapat 40 kepala keluarga yang terpaksa makan nasi aking?
Wahai wakil parpol yang selalu mengatasnamakan rakyat miskin, di depan matamu ada warga yang benar-benar miskin butuh bantuan. Apa yang kamu lakukan? Berhentilah bicara atas nama rakyat jika masih ada warga di sekitarmu yang kelaparan.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Selasa, 23 September 2008

Diamond Didemo Karyawannya


Demo karyawan dan karyawati Swalayan Diamond Mall Panakkukang masih berlanjut. Kalau sebelumnya mereka hanya berunjuk rasa di depan Mall Panakkukang, maka kemarin mereka sudah mendatangi DPRD Kota Makassar, seperti diberitakan Tribun Timur (Selasa,23/9).
Para karyawan berjanji akan terus melanjutkan aksinya sampai perusahaan memenuhi tuntutan mereka. Ancaman itu dikemukakan karena manajemen perusahaan sepertinya kurang merespon tuntutan karyawannya.
Tuntutan para pekerja ini sangat manusia dan mendasar. Meski sudah mengabdi sekitar dua hingga empat tahun namun manajemen Diamond belum juga memberi kepastian status mereka sebagai karyawan.
Buntutnya, perusahaan bisa seenaknya memperlakukan karyawan, termasuk memutuskan hubungan kerja tanma memberi pesangon dengan alasan mereka belum terdaftar sebagai karyawan.
Perlakuan seperti itu sering dilakukan sejumlah perusahaan, khususnya yang padat karya. Mereka umumnya memilih memanfaatkan tenaga kerja dengan sistem kontrak. Kalau kontraknya sudah habis tidak diperpanjang lagi dengan sejumlah alasan yang cenderung dicari-cari.
Perusahaan akan mencari lagi karyawan baru dan memperlakukannya lagi seperti itu. Pola ini dianggap efektif dan biayanya relatif murah dibandingan mengangkat karyawan secara permanen.
Mungkin sudah saatnya regulator membuat aturan yang lebih ketat sehingga perusahaan bisa memperlakukan calon karyawannya secara manusiawi. Regulasi itu hendaknya lebih berpihak kepada pekerja tanpa terlalu membebani perusahaan agar bisa tetap survive tumbuh berkembang karyawannya sebagai salah satu aset.
Ini memang tidak mudah. Tetapi bisa dilakukan jika dilandasi niat yang baik. (Rusdy Embas) Selengkapnya...

Senin, 22 September 2008

Kenikmatan di Paruh Ketiga Ramadan


Tak terasa waktu terus bergulir. Ramadan kini memasuki paruh ketiga. Umat Islam umumnya menantikan masa-masa akhir Ramadan ini karena dalam periode ini akan datangnya malam seribu malam. Malam yang sarat makna.
Sayang, keramaian pada paruh ketiga Ramadan ini cenderung beralih. Jika pada awal-awal Ramadan, kaum Muslimin dengan senang hati melangkah ke masjid-masjid, sekarang kecenderungan itu mulai beralih ke mal-mal. Lihatlah betapa ramainya mal-mal saat ini.
Tidak salah jika kaum Muslimin menyerbu mal dan pusat perbelanjaan lainnya untuk menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri sebagai pertanda kemenangan bagi kaum Muslimin setelah selesai berjihad melawan nafsunya sendiri.
Ramainya pusat perbelanjaan saat ini tetap saja merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat Ramadan yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya. Roda perekonomian berputar lebih cepat yang kenikmatannya dirasakan semua golongan karena Islam memang merupakan Rahmatan Lil Alamin.
Ramadan tinggal berhitung hari akan meninggalkan kita. Tak salah rasanya jika mengapung selaksa harapan agar Allah berkenan mempertemukan hamba-Nya dengan nikmat tak terkatakan di Malam Seribu Malam itu. Amin, amin, amin.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Sabtu, 20 September 2008

Minta BLT, Lurah Tendang Warganya


Nahas betul nasib Sampara Dg Lili. Bukannya dapat dana Bantuan Langsung Tunai alias BLT, malah dihadiahi tendangan oleh lurahnya. Pengakuan pria berusia 70 tahun itu dimuat Tribun hari ini (Sabtu, 20/9).
Menurut pengakuan Sampara, dia datang ke Kantor Lurah Lette sesuai rekomendasi ketua RT-nya untuk mendapatkan BLT yang sudah dibagikan sejak beberapa hari lalu.
Hanya saja, meski ketua RT-nya merekomendasikan bisa mendapat BLT namun nama Sampara ternyata tidak tercatat di Kelurahan Lette sebagai penerima BLT tahun ini. Sehingga kedatangannya ditolak oleh Lurah Lette Fahyuddin dan stafnya.
Jika benar Fahyuddin menendang orang tua sebatang kara yang nota bene adalah warganya sendiri, sungguh sangat memalukan. Pasalnya, perilaku main hakim sendiri tidak mencerminkan karakter seorang lurah yang seharusnya mengayomi warganya.
Kalau hanya gara-gara nama Sampara belum bisa mendapatkan BLT tahun ini karena tidak tercatat sebagai penerima, janganlah dihadiahi tendangan. Karena perlakuan itu sungguh sangat memilukan sekaligus memalukan. Apalagi ini bulan suci Ramadan.
Sebagai pemimpin, Fahyuddin seharusnya memberi penjelasan kepada Sampara secara baik-baik sebagaimana layaknya seorang pemimpin. Bukan penguasa.
Tidak mudah memang menjadi pemimpin. Celakanya yang banyak ditemukan sekarang ini adalah karakter penguasa yang menempati pososi pemimpin.(RUSDY EMBAS) Selengkapnya...

Jumat, 19 September 2008

Produk Kedaluwarsa di Mal


Tim dari Kepolisian Wilayah Kota Makassar dan Balai Pangan Obat dan Makassar saat melakukan operasi di sejumlah mal di Kota Makassar menemukan produk makanan dan minuman dalam kemasan yang sudah kedaluwarsa.
Fakta itu yang diberitakan Tribun Timur, Jumat (19/9), itu sangat membahayakan masyarakat umum selaku konsumen. Bisa jadi ada warga yang sudah terlanjur membeli produk kedaluwarsa karena mereka percaya sepenuhnya bahwa produk yang dipajang di mal terjamin kualitasnya dan tidak kedaluwarsa.
Jika kita berfikir positif, kecil kemungkinan pengelola mal akan memajang produk yang diketahui sudah kedaluwarsa karena tindakan itu akan merusak image public terhadap keberadaan mal tersebut.
Hanya saja, faktanya memang hampir setiap dilakukan operasi terpadu selalu saja ditemukan adanya produk kedaluwarsa yang terpajang di etalase mal.
Lalu kenapa produk tidak layak konsumsi itu masih juga ditemukan? Banyak jawaban yang bisa mengemuka. Yang paling sering disalahkan adalah karyawan yang diberi tanggung jawab tentang keberadaan produk tersebut di sebuah mal.
Karena kasus ini sudah merupakan masalah klasik setiap tahun, tidak ada salahnya tim melakukan inspeksi secara rutin sehingga kasus produk kedaluwarsa di mal bisa ditekan seminimal mungkin.
Yang tak kalah pentingnya adalah dilakukan pembinaan terhadap pengelola mal tempat produk kedaluwarsa tersebut ditemukan.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Kamis, 18 September 2008

Polisi Aniaya Warga


Hanya gara-gara merasa terganggu saat mengonsumsi minuman keras, seorang oknum polisi anggota Polresta Makassar barat menganiaya seorang warga di Jl Kesatuan, Maccini, Makassar, Selasa (17/9) malam.
Setelah Tribun Timur mengangkat berita tak nyaman bagi jajaran kepolisian ini, pelaku penganiayaan langsung membantah jika dirinya dianggap menenggak minuman keras sebelum menganiaya warga yang seharusnya dia lindungi.
Meski menyangkal telah ikut pesta miras, oknum polisi tersebut mengaku menganiaya warga di Jl Kesatuan dengan alasan korban menghalangi-halangi tugas polisi mencari buronan polisi yang dia duga bersembunyi di rumah Sulaiman (korban).
Pembelaan sang polisi ini tetu saja dipahami untuk mencari pembenaran atas tindakannya memukul warga tidak berdaya. Padahal versi korban dia dianiaya gara-gara sang polisi merasa terganggu acara minum-minumnya.
Apapun alasannya, penganiayaan yang dilakukan polisi terhadap warga patut disesalkan. Apalagi korbannya harus dirawat di rumah sakit. Bukankah polisi seharusnya melindungi warga?
Tindakan oknum ini menambah daftar panjang citra jelek polisi di mata masyarakat. Jika ini dibiarkan akan semakin memudarkan citra dan pengharaan masyarakat terhadap instituisi kepolisian.
Perlu tindakan nyata dari pimpinan Polri di daerah ini untuk menindaktegas anggotanya yang secara jelas menganiaya warga yang seharusnya dia ayomi. Apapun alasannya. Bukankah kalian digaji dan memanfaatkan fasilitas negara dari uang rakyat?(Rusdy Embas) Selengkapnya...

TNI-Polisi Bentrok di THM


Aparat keamanan terlibat bentrok? Benar-benar memalukan. Adu jotos oknum yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat itu terjadi di tempat hiburan malam (THM) di Tana Toraja, salah satu daerah tujuan waisata di Sulsel.
Tribun Timur, Kamis (18/9), menempatkan berita tentang bentrokan yang melibatkan oknum prajurit TNI dan oknum polisi sebagai salah satu andalan di halaman depan. Bentrokan di Cafe Melati Tana Toraja itu itu menyebabkan seorang anggota Polres Tator, mengalami luka bacok di lengan kiri dan harus dirawat di RSUD Lakipadada Makale.
Bentrokan antaroknum aparat keamanan dari dua kesatuan berbeda ini sudah sering terjadi. Bahkan insiden itu tidak jarang menyebabkan jatuhnya korban. Penyebabnya, biasanya hanya sepele tetapi karena menyangkut gengsi kesatuan maka yang sepele itu bisa berkembang menjadi tak terkendali dan bahkan bisa menyebabkan korban nyawa.
Bagi oknum petugas keamanan yang terlibat bentrok seharusnya menjadi peringatan keras. Apalagi itu terjadi di tempat yang seharusnya mereka amankan, seperti tempat hiburan malam.
Masyarakat awam kadang menterjemahkan bentrokan antaroknum aparat itu sebagai rebutan ”lahan” untuk menambah pundi-pundi. Stigma ini tentu saja sangat merugikan dan menurunkan citra aparat penegak hukum di negeri ini.
Sudah saatnya para pemimpin menghentikan pertikaian seperti itu agar daftar perseteruan antar-oknum tidak bertambah panjang.(Rusdy Embas) Selengkapnya...

Senin, 15 September 2008

Buruk Rupa Cermin Dibelah


Memalukan. Itu kata yang paling tepat dialamatkan kepada supporter PSM yang hanya mau melihat tim kebanggaannya menang, menang, dan menang. Tidak peduli, mainnya jelek.
Peristiwa di Stadion Mattoanging, Senin (15/9) sungguh sangat memalukan dan mencoreng nilai-nilai sportifitas olahraga. Kalah-menang adalah risiko yang harus diterima dalam sebuah pertandingan.
Bisa dipahami jika supporter kecewa, tetapi itu tidak bisa dilampiaskan dengan merusak fasilitas. Tidak mudah memang menerima kekalahan di kandang sendiri. Di depan penonton fanatik yang tidak rela timnya dipermalukan di depan publiknya sendiri.
Tetapi tindakan supporter itu bukannya membantu PSM yang sehari sebelum pertandingan mengeluh kekurangan dana untuk pengelolaan klub kebanggan warga Makassar dan Sulsel pada khususnya itu.
Peristiwa ini juga bisa menjadi pelajaran bagi pengurus agar tidak mudah mengumbar isi perut organisasinya sendiri karena itu akan berpengaruh terhadap mental pemain.
Apapun alasan buruknya penampilan anak-anak Makassar ini hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak dan mencoba mengoreksi diri. Jangan menyalahkan orang untuk menutupi kekurangan. Ibarat Buruk Rupa Cermin Dibelah.
Harapan terbesarnya adalah perilaku ini tidak terbawa dalam Pilkada Makassar yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Jangan sampai kandidat walikota yang memanfaatkan PSM secara terselubung akan memanfaatkan massa untuk menang meski dia sudah dikehendaki banyak orang lagi. Selengkapnya...

Berkah Ramadan


Kenikmatan Bulan Ramadan bagi umat Islam tak perlu dipertanyakan lagi. Sehingga tidaklah mengherankan jika banyak yang merindukan datangnya bulan suci yang penuh rahmat dan ampunan ini.
Faktanya, bulan Ramadan ini tidak hanya membawa berkah bagi umat Islam. Tetapi umat lain pun ikut merasakan efek positifnya. Lihat saja betapa menguntungkannya kedatangan bulan suci umat Islam ini dari sisi ekonomi bagi semua pelaku ekonomi di negeri ini. Perputaran uang menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelas bulan dalam setahun.
Bagi umat Islam sendiri, bulan penuh magfirah ini bisa menjadi momentum untuk melakukan refleksi dan merenungkan kembali sebelas bukan perjalanan hidup sejak akhir Ramadan tahun lalu.
Bulan ini bisa menjadi kesempatan emas untuk membersihkan debu dosa yang terlanjur tercipta. Bulan ini bisa menjadi titik awal baru untuk mencari Ridha-Nya dalam mengarungi kehidupan masa-masa selanjutnya. Selengkapnya...

Jumat, 12 September 2008

Polisi Salah Tangkap Lagi


Berbuat salah adalah manusiawi. Tetapi lain halnya jika kesalahan itu dilakukan sebuah institusi yang seharusnya bekerja dengan prinsip ekstra hati-hati karena menyangkut banyak aspek yang melibatkan masyarakat tidak berdaya.
Dan itulah yang terjadi pada lembaga kepolisian di daerah ini. Keteledoran polisi terungkap setelah ada putusan dari Mahkamah Agung yang membebaskan terpidana kasus pembunuhan di Antang.
Tribun Timur, Jumat (12/9), memberitakan putusan bebas yang dikeluarkan majelis hakim Pengadilan Negeri Makassar terhadap lima terdakwa kasus teroris di Polewali Mandar.
Keputusan Mahkamah Agung dan PN Makassar untuk dua kasus berbeda sudah memunculkan korban tidak bersalah akibat keteledoran polisi dalam melakukan tugasnya.
Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah apa yang diharus dilakukan pihak kepolisian untuk merehabilitasi nama baik mereka yang terpaksa ditahan bukan karena berbuat salah?
Ini sebenarnya menjadi pelajaran berharga bagi kepolisian untuk tidak gegabah menetapkan status tersangka apalagi terdakwa dalam menangani sebuah kasus. Apalagi menggunakan kekerasan dalam pemeriksaan dengan memaksa tersangka menandatangani pengakuan bersalah dalam Berita Acara Pemeriksaan.
Artinya, polisi jangan sesukanya menangkap orang hanya untuk memenuhi target merampungkan sebuah kasus dengan memaksa orang tidak bersalah mengaku telah melakan kesalahan.
Dalam dua kasus berbeda ini patut digarisbawahi nurani hakim yang mungkin menggunakan prinsip “Lebih baik membebaskan 1000 orang bersalah daripada menghukum satu orang yang tidak bersalah.” Selengkapnya...

Jumat, 05 September 2008

Rumah Sakit Tolak Pasien


Hari ini, Jumat (5/9), Tribun Timur menurunkan berita memilukan. Rumah Sakit Wahidin dikabarkan menolak pasien kanker yang akan melakukan kemoterapi karena tidak mampu membayar biaya sebesar Rp 3,5 juta.
Peristiwa ini mengingatkan banyak orang pada masa-masa kampanye pilkada gubernur Sulsel, beberapa waktu lalu, yang menggembar-gemborkan pelayanan kesehatan gratis bagi rakyat miskin.
Waktunya memang belum belum berbilang tahun. Tetapi rakyat miskin yang terpaksa mengurut dada karena ditolak berobat oleh rumah sakit yang berada di bawah kendali pemerintah, sudah sering terdengar.
Bahkan, Nazar, bocah berusia dua tahun, harus meregang nyawa di pangkuan ibundanya di Puskesmas Tamalate ketika sang Bapak sedang berusaha mencari utangan Rp 25.000 untuk biaya berobat.
Tak ada orang yang ingin dilahirkan dalam kemiskinan. Apalagi, jarak antara kemiskinan dan kekufuran sangatlah dekat.
Wahai mereka yang mengklaim diri sebagai pemimpin, di manakah kamu bertahta ketika rakyat yang memilihmu menjadi pemimpin meregang nyawa menahan rasa pedih tak terperikan dalam kemiskinan?
Datanglah jenguk mereka seperti ketika kamu dulu rajin mengunjungi gubuk mereka saat kamu bermimpi menjadi pemimpin. Ataukah itukah memang karakter aslimu sebagai pemimpin? Semoga nurani para pemimin yang merasa hebat bisa terketuk di bulan Ramadan ini. Selengkapnya...

Selasa, 02 September 2008

Award British Council

PulsaSuper.Com
Makassar, Tribun - Setelah 60 tahun beroperasi di Indonesia, British Council akan memberi award buat alumninya di Indonesia. Award itu akan diberikan November mendatang kepada mereka yang dinilai berprestasi di berbagai bidang.
Director Business Services & Relation British Council, Dina Lucky, ketika berkunjung ke Redaksi Tribun, Selasa (2/9), mengatakan, award tersebut akan diberikan kepada mereka yang belajar di Inggris. Dina dan timnya diterima Wakil Pemimpin Redaksi Tribun, Ronald Ngantung, dan Sekretaris Redaksi, Rusdy Embas.
Dina ke Makassar untuk mensosialisasikan tiga program utama lembaga tersebut, yakni dialog dan pertukaran budaya, pengembangan usaha kecil, serta pertahanan iklim.
"Kami menginginkan agar para peserta banyak yang datang dari wilayah timur seperti Kota Makassar, karena kami tahu bahwa peserta dari Makassar juga memiliki potensi yang besar," kata Dina soal alasannya melakukan kunjungan ke Makassar kali ini.
Khusus untuk pemberian award, Dina berharap alumni Inggris yang ada di Makassar memanfaatkan kesempatan itu dengan mengakses www.britishcouncil.or.id.
"Di situs tersebut, banyak informasi yang dapat diperoleh mengenai syarat pendaftaran, informasi beasiswa, serta informasi bagi tenaga pendidik dan mereka yang ingin memperoleh informasi mengenai Inggris," tambah Dina.
Nah tunggu apalagi Makassar. Selengkapnya...

Senin, 01 September 2008

Makassar Jadi Target

Tiga tahun terakhir Makassar menjadi tempat pelaksanaan sejumlah ajang berskala besar. Baik nasional maupun internasional. Oktober mendatang Kota Anging Mammiri ini akan menjadi tuan rumah pertemuan pasar pariwisata berkelas internasional. Sedikitnya sudah ada 20 negara yang sudah menyatakan komitmennya untuk mengirimkan wakil ke event tersebut.
Pertemuan bertajuk Tourism Indonesia Mart and Expo 2008 ini akan digelar 14-17 Oktober 2008 di Gedung Celebes Convention Center yang terletak di Jl Metro Tanjung Bunga Makassar.
Dipilihnya Makassar sebagai tempat penyelenggaraan berbagai event ini tentu saja dilandasi berbagai pertimbangan. Bukan hanya pertemuan bernuansa ekonomi yang digelar di Makassar tetapi sejumlah agenda partai politik besar juga diselenggarakan daerah ini
Apapun alasan pemilihan Makassar sebagai tempat penyelenggaraan event itu seharusnya memberi manfaat buat warga Makassar, khususnya dari sisi manfaat ekonomi.
Bagi pelaku ekonomi kegiatan yang diselenggarakan di Makassar ini merupakan peluang bisnis yang sangat besar. Jangan kaget jika pada waktu tertentu sulit menemukan kamar hotel berbintang karena full booking.
Pertanyaannya adalah, apakah benar warga Makassar dan Sulsel pada umumnya mendapat manfaat dari berbagai pertemuan tersebut? Tidak mudah menjawabnya. Selengkapnya...

Marhaban Yaa Ramadan

Terima kasih Ya Allah. Engkau memberi bulan yang penuh ampunan bagi hamba-MU. Sebelas menunggu bukan waktu yang singkat. Dalam kurun waktu itu tak terhitung dosa yang tercipta. Tak berbilang luka hati sesama yang tergores.
Kini tiba saatnya melakukan pembersihan berbagai debu dosa yang melekat di hati semua hamba yang beriman dan percaya kepada-NYA.
Sambutan kaum muslimin akan datangnya tamu agung ini sangat terasa. Itu terlihat misalnya pada suasana belanja di hari terakhir bulan Sya'ban. Umat muslimin menyiapkan kebutuhan selama bulan Ramadan, khususnya menyambut sahur pertama.
Jalan-jalan protokoler pada pagi hari di hari pertama Ramadan terlihat sepi. Hanya beberapa kendaraan bermotor yang melintas.
Suasana di sejumlah perkantoran pun banyak yang berubah. Sejumlah karyawati yang hari-hari sebelumnya familiar mengenakan busana yang mengabaikan aurat, tampil sangat sopan dengan balutan busana muslimah.
Jika perubahan penampilan yang menandai hari pertama Ramadan menjadi permakluman perubahan untuk hari-hari selanjutnya setelah Ramadan berlalu sungguh merupakan sebuah berkah tak terhingga nilainya karena tidak banyak orang yang bisa melakukannya.
Ya ALLAH lindungilah hamba-MU yang sementara menjalankan ibadah di bulan sucimu ini. Kuatkanlah hati mereka dalam menahan godaan dan limpahkan rezeki dan kasih sayang-MU semoga kualitas ibadah meningkat. Selengkapnya...