Ramadan ternyata tidak membuat hati segelintir oknum mahasiswa terketuk. Bahkan sejumlah oknum mahasiswa berbeda fakultas saling serang di UNM Kampus Parangtambang, Makassar, Selasa (23/9). Bentrokan antarmahasiswa di perguruan tinggi tersebut bukanlah yang pertama kalinya terjadi.
Mereka tidak hanya merusak fasilitas kampus, tetapi sejumlah mobil menjadi korban pengrusakan. Akibat bentrokan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, tersebut sejumlah senjata tajam dan 25 mahasiswa.
Tribun, (Rabu, 24/9/08), dalam laporannya mengatakan, penyebab bentrok tersebut adalah pemukulan yang dilakukan seorang mahasiswa terhadap mahasiswa lainya yang berbuah saling serang antara oknum mahasiswa fakultas bahasa dan fakultas teknik.
Insiden ini memperpanjang daftar kekerasan di kampus yang seharusnya menjadi tempat untuk menggodok calon pemimpin bangsa di masa depan.
Bagaimana seharusnya mahasiswa seperti ini diperlakukan. Masih patutkah mereka menyandang sebagai mahasiswa yang diharapkan menjadi kader pemimpin bangsa? Ataukah mereka lebih pantas dikembalikan keorang tua mereka masing-masing?
Insiden seperti ini seyogyanya tidak lagi dipandang sebagai dinamikan kehidupan kampus karena selain sudah mengarah anarkis, ditemukannya sejumlah senjata tajam juag sudah memberi sinyal ada ketidakberesan.(Rusdy Embas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar