Pamadaman bergilir yang terus dilakukan PLN di wilayah Makassar membuat kesal banyak orang. Apalagi, pemadaman itu dilakukan tanpa informasi kepada konsumen.
Pemadaman dilakukan secara rutin dengan waktu sekitar dua jam di wilayah berbeda.
Fakta ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan pimpinan PLN di Sulselbar, Arifuddin Nurdin, menjelang Ramadan lalu yang menjamin tak akan ada pemadaman listrik selama bulan suci Ramadan.
Bisa jadi janji itu sudah dilupakan. Hilang ditiup angin atau sirna terbakar nyala lilin yang terpaksa menjadi pelita selama dua jam saat PLN memutus suplai listrik ke pelanggannya yang tetap setia membayar rekening.
Petinggi PLN seyogyanya berterus terang kepada publik bahwa kapasitas yang dimiliki saat ini tak mampu memenuhi kebutuhan tenaga listrik pelanggannya. Sekadar mengurangi kedongkolan konsumen saat harus bergelap-gelap ria menyiapkan kebutuhan buka puasa.
Jika memang PLN merugi secara operasional seperti yang sering dikemukakan sebagai alasan pembenaran untuk melakukan pemadaman maka tidak berlebihan jika jajaran PLN melakukan efisiensi di semua sekor.
Mampukah jajaran PLN memulai gerakan efisiensi itu dari kalangan sendiri? Jangan hanya memajang iklan penghematan di sejumlah titik strategis. Mulailah efisiensi dari diri sendiri karena akan menjadi contoh yang paling bijaksana. Ayo PLN jangan hanya bisa mengorbankan konsumen. (Rusdy Embas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar