Sabtu, 04 April 2009

Tanyakan Uang Pemilu, Polisi Diminta Mundur

Jangan sembarang bertanya. Meski itu menyangkut hak karena salah-salah bisa menjadi bumerang seperti yang dialami salah seorang anggota kepolisian di Sulawesi Selatan. Gara-gara menanyakan dana pengamanan pemilu yang kurang dia dikabarkan terancam dipecat.
Seorang anggota Polri yang bertugas di Polers Sinjai, sekitar 200 kilometer selatan Makassar, Bripka Irman dikabarkan terancam dipecat. Pemicunya, dia mempersoalkan dana pengamanan pemilu yang seharusnya menjadi haknya diduga dipotong.
Tribun Timur (Sabtu, 4/4), melansir, Irman yang bertugas satuan lalu lintas sudah diminta menandatangani surat pengunduran diri karena mempersoalkan pemotongan uang pengamanan pemilu tersebut.
"Setiap anggota polisi seharusnya mendapat honor pengamanan pemilu Rp 800 ribu. Namun yang sampai ke anggota di lapangan hanya Rp 300 ribu. Kekurannya itulah yang pertanyakan oleh Irman," kata sumber Tribun yang membeberkan kasus tersebut.
Namun Kapolres Sinjai, AKBP Sugeng Riady Rikolot, membantah pihaknya meminta Irman mundur sebagai anggota polisi.
Mantan Kapolres Selayar ini juga membantah ada pemotongan anggaran. Menurutnya, yang terjadi adalah Irman yang sebelumnya bertugas di Polwil Bone sering meninggalkan wilayah tugasnya tanpa sepengatahuan atasan dan sering tidak melaksanakan tugasnya selaku anggota satlantas.
"Saya juga tidak memaksa dia untuk mundur. Apa untungnya bagi saya memaksa dia mundur. Semua isu yang beredar itu tidak benar," kata kapolres.
Sayangnya, sejak kasus ini mencuat, Irman tak bisa dikonfirmasi. Beberapa nomor telepon selularnya yang dihubungi dalam keadaan tidak aktif.
Kasus tersebut sontak menarik perhatian Kapolda Sulselbar Irjen Polisi Mathius Salempang yang sudah mengontak Kapolres Sinjai untuk mengecek kasus tersebut. Belum diperoleh informasi hasil pembicaraan mereka.
Sejumlah warga Sinjai menyebutkan, Irman sudah mengeluhkan pemotongan anggaran honor pengamanan tersebut sudah mencuat sejak sepekan terakhir dan menjadi bahan perbincangan di internal Polres Sinjai.
Namun, tak ada yang berani membeberkan kasus tersebut. Irman pun sempat berkeluh-kesah kepada beberapa warga hingga kemudian menyebar dari mulut ke mulut.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel Kombes Pol Hery Subiansauri membenarkan adanya masalah internal yang terjadi di Polresta Sinjai.
"Irman dipanggil bukan karena diperiksa dia hanya dimintai keterangan klarifikasi mengenai kejadian tersebut. Namun mengenai pelanggaran disiplin terhadap Irman karena meninggalkan tempat tugas, tetap akan diberlakukan bila dia memang terbukti bersalah" jelas Hery.
Menurut Hery, Polri aturan main seperti tidak boleh meninggalkan tempat tugas kecuali ada perintah dari atasan, apalagi menjelang pemilu seperti sekarang.
Bila terjadi permasalahan di kalangan internal, seharusnya anggota Polri menyampaikan ke atasannya dan tidak langsung menyampaikan kepada orang lain sehingga menimbulkan isu yang tidak baik terhadap Polri
Hanya Saja Hery belum memberikan hasil kelarifikasi tersebut,"Irman belum dimintai keterangan, kemungkinan minggu depan baru dia dimintai keterangan ," jelas alumnus Sekolah Antiteror di Amerika Serikat ini.
Sudah Lama
Sementara itu, seorang bintara senior polisi yang bertugas di jajaran Polda Sulselbar mengungkapkan, pemotongan dana pengamanan bukanlah hal yang baru.
Dia menyebut dana pengamanan pertandingan sepakbola di Stadion Mattoanging dan pengamanan Embarkasi/Debarkasi Haji di Asrama Haji Sudiang juga tidak luput dari pemotongan.
"Tapi ini sangat tergantung dengan siapa komandannya. Ada juga komandan yang tidak mau memotong dana sepeser pun sehingga kami menerima dengan utuh," sumber tersebut.
Dia mencontohkan, dalam beberapa kegiatan, anggota Polri yang bertugas dalam salah satu acara atau even, diberikan makanan. Namun ternyata makanan tersebut dipotong dari uang pengamanan tersebut.
"Misalnya, kita mendapat jatah Rp 50 ribu per orang. Ternyata yang diterima Rp 30 ribu sedangkan Rp 20 ribu katanya buat beli makanan. Ternyata makanan yang kami terima itu kalau beli sendiri tidak sampai Rp 10 ribu per bungkusnya," kata polisi tersebut sambil tertawa.(Rusdy Embas)

Tidak ada komentar: