Keributan terjadi di Sekretariat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Makassar yang juga Kantor Camat Makassar di Jl Gunung Nona, Makassar, Kamis (16/4) dini hari. Putra Bupati Gowa Ichsan Yasin Limpo, Adnan Purichta Ichsan, yang merupakan caleg Partai Demokrat adu mulut dengan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Makassar, Sudarmawan Mahir.
Sudarmawan adalah anak menantu calon Wakil Wali Kota Makassar, Supomo Guntur. Sebagai sekcam, Sudarmawan exofficio juga menjabat Sekretaris PPK Makassar. Sedangkan Adnan adalah calon anggota legislatif (caleg) Partai Demokrat untuk DPRD Sulsel.
Keributan dipicu oleh kecurigaan saksi Partai Demokrat ketika melihat Sudarmawan bersama Lurah Barana dan Lurah Maccini Gusung datang ke Kantor Camat Makassar, Rabu tengah malam.
"Ada urusan apa sekcam dan lurah masuk ke dalam kantor camat pada tengah malam. Ini sangat mencurigakan karena mereka juga menolak didampingi saksi dan anggota panwas pemilu ketika masuk ke ruangannya," kata Master Campaign Adnan, Ian Latanro, tadi malam.
Menurutnya, sangat wajar bila saksi Partai Demokrat mempertanyakan hal tersebut. Apalagi, lurah tidak punya kaitan dengan PPK dalam proses rekapitulasi suara. Mereka pun datang tanpa sepengatuan panwas.
Dikonfirmasi terpisah, Sudarmawan menjelaskan, dia masuk ke ruangan kerjanya untuk menuntaskan tugasnya sehari-hari. "Mereka terlalu negative thingking (berpikir negatif). Saya sudah menjelaskan bahwa tidak ada apa-apa tapi mereka ngotot mengusir saya. Ini yang membuat saya tersinggung," kata Sudarmawan.
Insiden keributan yang melibatkan saksi dan caleg dengan petugas PPK di Makassar sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya, keributan juga terjadi di PPK Tamalate, Biringkanaya, dan Wajo. Keributan juga dilaporkan terjadi di PPK Ujung Tanah, tadi malam.
Anggota KPU Makassar, Nurmal Idrus, mengatakan, pihaknya sudah meminta polisi yang bertugas di PPK melarang semua caleg masuk ke area rekapitulasi. KPU juga meminta penambahan personel polisi di masing-masing PPK.
Keributan di PPK Makassar berawal ketika Sudarmawan masuk ke ruangannya didampingi dua lurah sekitar pukul 23.00 setelah rekap untuk hari itu dihentikan sementara dan akan dilanjutkan keesokan harinya.
Namun sejumlah pria yang mengaku anggota organisasi Brigade 02 masuk ke ruangan dan meminta Sudarwaman meninggalkan ruangan karena tidak didampingi saksi.
Saksi Demokrat yang bertugas saat itu mengaku dilarang masuk ke dalam ruangan sekcam. "Kalau saksi kami diizinkan memantau aktivitas sekcam saat itu, tentu suasananya menjadi lain," kata Ian.
Sementara Sudarmawan mengaku emosi dengan sikap anggota Brigade 02 yang mengusir dari ruang kerjanya. Karena itu dia sempat adu mulut dengan seorang pria yang memimpin organisasi tersebut.
Di saat suasana masih tegang, sekitar pukul 00.30 wita, Adnan bersama beberapa anggota tim suksesnya dan kader Demokrat juga datang ke kantor Camat Makassar.
Adnan pun terlibat pertengkaran dengan Sudarmawan. Beruntung sejumlah polisi datang melerai sehingga keributan yang lebih besar bisa dilerai.
"Saya datang untuk mengantarkan logistik (makanan) kepada saksi Demokrat. Saya mendapat kabar soal sekcam itu ketika sudah dekat kantor camat," kata Adnan.
Ketika tiba di kantor camat, Adnan langsung mempertanyakan alasan keberadaan sekcam di saat tidak ada lagi aktivitas rekapitulasi. Namun dia mendapat jawaban dengan nada tinggi dan Sudarmawan sempat menyentuh tangannya.(Rusdy Embas)
Kamis, 16 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar