Jalan sepanjang 300 meter yang biasanya digunakan warga melakukan aktivitas tiba-tiba terganggu. Seorang tokoh masyarakat setempat yang mengklaim jalan tersebut dibuat di atas tanah milik leluhurnya kesal bin kecewa gara-gara warga setempat tidak mencontreng namanya saat pemilihan. Makanya, om caleg jangan merasa sudah jadi tokoh.
Calon anggota legislatif (caleg) untuk DPRD Bulukumba dari Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI), Andi Langade, menutup Jalan Andi Mappatunru di Kampung Biroro, Kelurahan Tanete, Kecamatan Bulukumpa, Minggu (12/4) siang.
Musababnya, caleg nomor urut satu PPDI di dapil dua ini merasa kecewa karena tidak memenangkan perebutan suara di Biroro yang merupakan kampungnya sendiri.
Bersama 300-an pendukungnya dari berbagai desa di daerah pemilihan dua, meliputi Kecamatan Bulukumpa dan Rilau Ale, Langade menutup jalan dengan memalangkan balok dan batu serta mobilnya di tengah jalan di tiga titik jalan sepanjang 300 meter di kampung ini.
"Saya sangat kecewa terhadap warga kampung ini karena lebih memilih caleg lain. Mestinya saya yang menang di kampung ini, bukan caleg dari kampung lain. Saya akan membongkar aspal ini dan membuat sawah," ujarnya kepada wartawan.
Saat mengatakan rencananya untuk membongkar aspal tersebut, Langade yang dikenal sebagai salah satu tokoh masyarakat di Kampung Biroro, telah memerintahkan beberapa pendukungnya untuk mencari dan menyewa alat berat untuk membongkar aspal tersebut.
Pria paruh baya ini juga berencana membuat tembok dari beton di tengah jalan tersebut agar tidak bisa dilalui kendaraan. Dari sekitar tiga kilmeter jalan tersebut, 300 meter di antaranya diklaim sebagai tanahnya.
Perolehan Suara
Di TPS Kampung Biroro, Langade hanya mendapat 28 suara. Padahal, kampung ini adalah basis keluarganya. Semula Langade sangat yakin memenangkan perolehan suara di kampung tersebut.
Kenyataannya, beberapa caleg lain yang tidak berasal dari Kampung Biroro malah mendapat suara dukungan lebih banyak.
Andi Langade menutup jalan tersebut, karena merasa tanah yang dibuat jalan sejak puluhan tahun lalu itu, adalah milik kakeknya bernama Karaeng Muhammad. Tanahnya itu ia banguni jalan atas inisiatifnya sendiri untuk memperlancar akses transportasi warga.
Ia kecewa karena ternyata warga termasuk beberapa keluarganya tidak membantunya pada pemilu ini. Jalan Andi Mappatunru menghubungkan sejumlah kampung di Kelurahan Tanete.
"Setiap tahun saya membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang dibanguni jalan ini. Saya memiliki sertifikat atas tanah yang dibanguni jalan ini," ujarnya.
Akibat aksi tersebut, masyarakat terpaksa mencari jalan alternatif untuk bisa sampai ke rumahnya. Banyak warga yang mengeluhkan aksi ini. Namun, mereka tidak berani melakukan protes.
Belasan anggota Polsek Bulukumpa, termasuk Kapolsek M Amir yang datang ke lokasi berupaya membujuk Langade agar menghentikan aksinya. Namun, bujukan tersebut tidak dihiraukan. Aksi terus berlanjut di hadapan polisi.(Rusdy Embas)
Minggu, 12 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar