Jumat, 12 Desember 2008

Lagi, Polisi Tembak Warga


krshare.com
Polisi jadi bahan pembicaraan lagi. Seorang polisi dikabarkan menembak warga Bulukumba. Konyolnya, korban penembakan ditinggalkan setelah sebuah timah panas bersarang di paha kirinya. Korban akhirnya ditolong warga.
Insiden berawal saat Ansar yang sehari- harinya bekerja sebagai petani tertangkap basah petugas sedang bermain judi. Ansar mengaku diajak sahabatnya, sahabatnya Zainal Amir (36), melalui pesan singkat (SMS) untuk datang ke rumahnya, di Desa Bontobolaeng, Bulukumpa, Bulukumba. Zainal adalah staf tata usaha pada SD Bontobolaeng.
Dalam SMS tersebut, Zainal mengajak Ansar ke rumahnya karena ada acara syukuran.
Ansar lalu menuju rumah Zainal yang tak jauh dari kediamannya. Menurut korban yang ditemui di RS Bhayangkara, setelah tiba di rumah Zainal, ternyata sudah ada enam orang lainnya yang sedang berjudi dengan menggunakan kartu domino.
Karena tertarik, Ansar ikut main judi. Ia ikut bertaruh dengan uang pecahan seribuan.
Namun, kata Ansar, baru beberapa kali taruhan, permainan sudah dihentikan karena jamuan (sop konro) yang disajikan oleh tuan rumah sudah siap untuk disantap.
Di saat itulah, tiba-tiba seorang warga berteriak kalau ada mobil polisi di depan rumah Zainal.
Mendengar kedatangan polisi, keenam orang yang tadinya ikut dalam permainan kartu langsung kabur menyelamatkan diri. Ansar mengaku menyarankan ke temannya agar tidak usah lari. Namun karena tinggal sendiri, nyali korban ciut dan akhirnya berusaha berlari juga. Sial baginya, tiba-tiba sebuah timah panas bersarang di paha kirinya dan langsung melumpuhkan korban.
Tribun memberitakan, polisi yang menembak korban adalah Bripka Andi Yunus atau juga sering disebut dengan Karaeng Unu, anggota Polsekta Bulukumpa. Setelah ditembak, Ansar ditinggal begitu saja. Ia berusaha meminta pertolongan kepada warga untuk mencarikan mobil agar diantar ke Puskesmas Tanete. Yunus lalu menahan Zainal sebagai tuan rumah Alimuddin (36).
Zainal dibawa ke kantor polisi sedangkan Ansar ditinggal dalam keadaan bersimbah darah. Seorang warga lalu mencarikan mobil dan membawanya ke rumah korban dan puskesmas. Saat dirawat di puskesmas, Yunus datang lagi dan ngotot agar Ansar dilarikan ke RS Bhayangkara. Ansar akhirnya menurut.
Insiden ini menambah panjang daftar kekesalan warga terhadap polisi. Sebab apapun alasannya, sangat tidak manusiawi sang polisi meninggalkan korban setelah dia tembak.(Rusdy Embas)

Tidak ada komentar: