Sekelompok anak muda bercelana jeans, berkaos hitam memakai helm dan cadar hitam melemparkan batu ke arah petugas keamanan. Batu berceceran di jalan yang saban hari padat kendaraan. Pemandangan seperti tidak hanya terjadi di Jalur Gaza Palestina, tetapi menjadi tontonan gratis warga Makassar yang kebetulan lewat di depan kantor Gubernur Sulsel, Senin (5/5). Koran berpengaruh di Makassar, Tribun Timur, secara apik menyajikan foto-foto aksi mahasiwa dan reaksi polisi terkait unjuk rasa tersebut.
Sekitar 1.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Makassar bentrok dengan aparat kepolisian saat para mahasiswa itu unjuk rasa menolak Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) di depan Kantor Pemprov Sulsel. Insiden itu menyebabkan 17 polisi terluka dan 65 mahasiswa ditangkap. Jalan poros yang merupakan akses terpadat dari Bandara Sultan Hasanuddin ker Kota Makassar itu pun macet sekitar tiga jam lamanya.
Akibat insiden tersebut, sekitar 65 mahasiswa diamankan polisi. Sejumlah mahasiswa juga dilaporkan mengalami luka terkena batu dan pentungan polisi. Sementara 16 personel Brimob Polda Sulselbar mengalami luka karena terkena lemparan batu. Seorang anggota Resmob Polda Sulselbar mengalami luka serius di bagian bibir karena terkena pukulan oleh polisi lain.
Mahasiswa mendatangi kantor gubernur untuk menyampaikan aspirasi mereka di kantor gubernur. Namun polisi meminta agar mahasiswa hanya diwakili oleh perwakilan. Mahasiswa ngotot untuk masuk secara bersama. Saat kejadian, Gubernur Syahrul Yasin Limpo tidak berada di kantornya karena sedang menghadiri Hari Ulang Tahun (HUT) Luwu Timur di Malili.
Menyusul bentrokan tersebut, Jl Urip Sumoharjo sempat ditutup selama hampir tiga jam. Akibatnya, terjadi kemacetan di sejumlah ruas jalan di sekitar Jl AP Pettarani seperti Jl Abd Dg Sirua, Jl Racing Canter.
Ini adalah bentrokan pertama antara polisi dengan mahasiswa pada tahun ini terkait dengan penolakan UU BHP. Selama tahun 2008, juga terjadi beberapa kali bentrokan antara mahasiswa dengan polisi. Salah satunya, adalah penyerbuan polisi ke kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) yang menyebabkan tiga mahasiswa luka parah akibat dianiaya.
Demo kemarin diawali konvoi mahasiswa yang menamakan diri Komite Aksi Cabut UU BHP (Kacau BHP). Awalnya, demo berjalan aman sejak dari Jl AP Pettarani hingga ke kantor gubernur.
Aksi berubah menjadi anarkis saat salah seorang perwira polisi meminta agar hanya perwakilan dari mahasiswa berdialog dengan pejabat di kantor gubernur.
Ajakan tersebut tidak ditolak. Seluruh mahasiswa memaksa untuk masuk. Bentrokan pun tak terhindarkan yang didahului dengan aksi lemparan batu. Beberapa mahasiswa yang berorasi di atas salah satu mobil yang diparkir depan kantor gubernur juga dibubarkan oleh polisi.
Suasana saat itu berubah menjadi aksi kejar-kejaran antara polisi dengan mahasiswa. Mahasiswa berlarian menyelamatkan diri menuju area kantor gubernuran. Sebagian lainnya, karena terdesak oleh puluhan personel polisi, menyelamatkan diri dengan melompati pagar kantor gubernur disertai dengan lemparan batu.
Massa pun terpecah menjadi dua bagian, puluhan mahasiswa didesak mundur hingga mendekati salah satu SPBU di depan lahan bekas Terminal Panaikang. Sebagian mahasiswa lainnya bergabung di depan pintu masuk UMI. Polisi yang sudah melihat aksi mahasiswa yang berubah menjadi anarkis, akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan. Bahkan beberapa kali mengeluarakan tembakan gas air mata.(Rusdy Embas)
Senin, 04 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar