Rabu, 05 November 2008
Tiga Bocah Gizi Buruk Dan Mobil Rp 1,4 Miliar
Ketika Pemerintah Provinsi Sulsel dan DPRD Sulsel sibuk membahas rencana membeli mobil mewah untuk mobil dinas Presiden RI yang akan dijadikan mobil cadangan jika berkunjung ke Makassar, di Rumah Sakit Labungbaji yang juga milik pemerintah tergolek lemas tiga bocah yang didiagnosa menderita gizi buruk. Sebuah ironi kehidupan sedang diparadekan pemimpin baru daerah ini.
Usulan Pemerintah Provinsi Sulsel dalam APBD Perubahan 2008 untuk membeli mobil dinas untuk presiden senilai Rp 1,4 miliar langsung disetujui DPRD Sulsel. Berita ini sangat bertolak belakang dengan kepahitan hidup yang dirasakan keluarga tiga anak kekurangan gizi yang tergolek lemas di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar. Dan sejumlah warga miskin lainnya.
Andai saja sebesar itu dimanfaatkan untuk membantu warga miskin yang sangat membutuhkan, betapa mulianya para pengambil keputusan itu karena mereka lebih mementingkan warga yang kesulitan dibandingkan kemewahan yang akan disajikan.
Belum juga terketuk nurani para pemimpin daerah ini melihat warganya dalam kesulitan sementara di sisi lain mereka ingin menikmati kemewahan dengan memanfaatkan uang dari rakyat?
Tiga bocah warga Makassar masing-masing Hendrik (2), Zainal (4), dan Sarginah (4) kini masih tergolek di rumah sakit. Ketiganya dirawat di kamar berbeda di ruang perawatan anak RS Labuang Baji.
Yang membuat hati makin miris adalah, pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Andi Naisyah Tun Nurainah Azikin seperti dimuat Tribun Timur (Rabu, 5/11) yang mengaku belum menerima laporan mengenai warganya yang sementara dirawat terkait kasus gizi buruk.
Nauzubillah. Salah siapakah ini. Salah bawahan yang tidak melapor ke atasannya atau salah atasan yang kurang rajin mengechek ke bawahan tentang masalah terkini seharusnya diketahui atasan?
Bocah malang itu tidak perlu perdebatan panjang, mereka hanya ingin mendapat perawatan agar bisa menjalani kehidupan normal sebagaimana layaknya anak seusianya.
Betapa eloknya jika para pemimpin di daerah ini memiliki naluri kepemimpinan yang benar-benar merakyat. Yang bukan hanya menengok rakyat saat menjelang pemilihan anggota legislatif atau pemilihan gubernur, bupatai dan walikota.
Keelokan itu akan lebih terasa lagi jika dana sebesar Rp 1,4 miliar yang dianggarkan untuk mobil presiden yang belum tentu akan dipakai presiden sampai rusak itu dialokasikan untuk membantu mereka yang serba kekurangan.
Tetapi masih punyakah keberanian mereka yang mengklaim diri sebagai pemimpin itu untuk bersusah-sudah meraih tangan orang yang dulu sering didatanginya ketika belum menjadi pemimpin?(Rusdy Embas)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
Sungguh2 sangat ironis...
denger berita2 semacam ini menyangkut keegoisan, ketidaktahuan, dan keapatisan pemimpin pada rakyatnya selalu membuat saya geram dan merasa kesal pada tipikal pemimpin kita yang dari jaman batu masih begitu2 aja.
Kasihan Para Pemimpin, Punya MAta Tp Buta, Punya Telinga Tapi TuLi,
Posting Komentar