Kamis, 20 November 2008

Mahasiswa Makassar Bentrok Lagi




Bentrok antar sesama mahasiswa sepertinya sudah menjadi tren di Makassar. Saling serang di antara mereka seolah menjadi mata kuliah rutin yang tak boleh dilewatkan. Saking gemarnya berantem dan melihat teman sendiri tergeletak bergelimang darah, maka jangan heran jika banyak senjata tajam yang menjadi koleksi mahasiswa yang tersimpan di dalam kampus. Papporo, anak panah dan senjata rakitan lainnya sudah bukan barang aneh lagi bagi mahasiswa yang merasa diri hebat ini.
Bentrok antarsesama mahasiswa Universitas 45 Makassar terjadi lagi, Rabu (19/11). Saling serang itu melibatkan mahasiswa dari fakultas hukum dan teknik di universitas yang didirikan salah satu tokoh Sulsel, Andi Sose. Akibatnya, Ersal, mahasiswa Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas 45 angkatan 2008 dilaporkan kritis.
Ersal mengalami luka cukup serius. Di tubuhnya, ada empat luka yang diduga kuat karena terkena tikaman. Korban sekarang dirawat di RS Ibnu Sina, samping Kampus Universitas 45 Makassar.
Bentrokan baru bisa diredakan setelah puluhan polisi dari Polresta Makassar Timur yang di-back-up Polwiltabes Makassar tiba di lokasi kejadian. Sejumlah barang bukti seperti parang, anak panah, ketapel, kayu, dan puluhan botol minuman keras berbagai merek ditemukan polisi di beberapa lokasi dalam kampus tersebut.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas 45 Makassar Natsir Abduh yang dikutip Tribun Timur (Kamis, 20/11) mengatakan, bentrokan berawal dengan aksi penutupan pintu gerbang kampus yang dilakukan mahasiswa fakultas teknik sebagai protes atas keputusan Senat Universitas 45 yang memecat dua mahasiswa. Salah seorang di antaranya adalah Amri, mahasiswa fakultas teknik yang berdasarkan hasil investigasi internal univeritas, Amri diketahui sebagai pelaku pemarangan terhadap seorang mahasiswa fakultas hukum saat insiden pertama yang terjadi, 3 November 2008 lalu. Insiden ini juga melibatkan mahasiswa dari fakultas teknik melawan fakultas hukum.
Seorang mahasiswa fakultas hukum, bernama Imran, juga ikut dipecat.
Kesalahannya karena dianggap sebagai pemicu insiden pertama.
Imran juga sudah tiga semester tidak terdaftar sebagai mahasiswa fakultas hukum.
Namun pemecetan itu tidak mendapat protes dari mahasiswa fakultas hukum. Hanya mahasiswa fakultas teknik yang tak puas.(Rusdy Embas)

Tidak ada komentar: