Salah satu berita yang diturunkan Tribun Timur halaman depan hari ini hari ini cukup menyentak. Bayangkan, sejumlah legislator digelandang polisi karena ketangkap basah berjudi si ruang komisi Gedung DPRD. Layakkah mereka menjadi wakil rakyat???
Sebanyak enam anggota DPRD Nias, Sumatera Utara (Sumut), tertangkap petugas sedang bermain judi. Yang luar biasa, polisi menangkap mereka sedang berjudi di ruangan rapat komisi DPRD Nias. Polisi menahan tiga wakil rakyat, sedangkan tiga lainnya berhasil melarikan diri.
Ketiganya masing-masing; Ketua Fraksi Golkar Orudugo Halawa, yang juga Sekretaris Partai Golkar Nias, anggota Fraksi PDIP Ibelala Waruwu, dan anggota DPRD dari Partai PSI, Dalifati Ziliwu, yang juga Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Nias. Di ruangan terpisah, polisi juga memboyong empat staf DPRD yakni, Zendambowo Zendrato, Sinema Zebua, Alvian Lase dan Christian Laoli. Tiga wakil rakyat yang berhasil meloloskan diri, yakni Bazisokhi Gori, anggota DPRD dari Fraksi Rakyat Bersatu, Pidaman Nazara, dan Armansyah Harefa.
Fakta ini memperpanjang daftar perilaku jelek anggota dewan di negeri ini. Perilaku tak layak sudah dipertontonkan para anggota dewan yang seharusnya terhormat. Saatnya rakyat bertindak mengadili mereka di pemilu mendatang.
Jangan pilih caleg yang kerjanya hanya memanfaatkan ketidatahuan rakyat.(Rusdy Embas)
Selengkapnya...
Jumat, 26 Desember 2008
Polisi Amankan 13 Warga Maccini
Polsekta Makassar mengamankan 13 warga Maccini, Makassar, karena kedapatan sedang bermain judi. Mereka ditangkap berasama barang bukti berupa uang tunai Rp 3,3 juta dan kartu domino.
Keberhasilan polisi mengamankan 13 pelaku judi tersebut berkat laporan masyarakat. Menurut salah seorang warga setempat, perjudian tersebut sudah sangat meresahkan warga.
Kapolsekta Makassar AKP Saiful seperti dilansir Tribun Timur (Sabtu, 27/12) mengatakan, setelah melakukan penyelidikan ternyata tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah Panakukang sehingga sore ini (kemarin) pelaku dan barang bukti akan dilimpahkan ke Polresta Makassar Timur.
Seorang pelaku mengatakan, ia memang ikut perjudian itu. Ia dan rekan-rekannya biasa menggunakan kartu domino dengan taruhan sekitar Rp 10 ribu setiap satu putaran.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Keberhasilan polisi mengamankan 13 pelaku judi tersebut berkat laporan masyarakat. Menurut salah seorang warga setempat, perjudian tersebut sudah sangat meresahkan warga.
Kapolsekta Makassar AKP Saiful seperti dilansir Tribun Timur (Sabtu, 27/12) mengatakan, setelah melakukan penyelidikan ternyata tempat kejadian perkara (TKP) berada di wilayah Panakukang sehingga sore ini (kemarin) pelaku dan barang bukti akan dilimpahkan ke Polresta Makassar Timur.
Seorang pelaku mengatakan, ia memang ikut perjudian itu. Ia dan rekan-rekannya biasa menggunakan kartu domino dengan taruhan sekitar Rp 10 ribu setiap satu putaran.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Kadisnaker Jadi Tersangka Korupsi
Apa bedanya pemimpin zaman kemerdekaan dengan sekarang ini. Sambil bercanda seorang teman berkata, ”Zaman dulu seseorang dipenjara dulu baru memimpin. Kalo sekarang pemimpin itu berkuasa dulu baru masuk ke penjara.”
Canda itu ternyata ada benarnya juga. Lihatlah betapa banyak orang yang semula dikagumi sebagai pejabat justru digiring ke penjara karena menyalahgunakan kekuasaannya. Seperti dialami Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bone, M Amin, yang ditetapkan sebagai tersangka dalam dugaan korupsi pada pembangunan gedung perbengkelan Latihan Tenaga Kerja Unit Disnaker di Lingkungan Cellu Kelurahan Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur.
Kasusnya berawal saat gedung perbengkelan tersebut dibangun menggunakan anggaran tahun 2007 dengan total anggaran sekitar Rp 1,9 miliar. Dugaan korupsi tersebut adalah hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang menemukan dugaan kerugian Negara dalam kasus tersebut.
Informasi lain, Amin telah mengembalikan uang yang diduga telah merugikan Negara tersebut.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
Korupsi
Hajatan Pernikahan Telan Korban
Hajatan pernikahan di Kabupaten Bone lagi-lagi memakan korban. Kali ini menimpa Zulkifli (19), warga Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone, Rabu (24/12) malam, saat menghadiri hajatan pernikahan keluarganya di Kelurahan Panyula Kecamatan Tanete Riattang Timur Kota Watampone.
Kejadian berawal saat Zulkifli membela sepupu perempuannya yang diganggu sekelompok pemuda di pesta perkawinan tersebut. Namun, seorang oknum pelaku langsung menghunuskan parangnya dan menebas Zulkifli.
Malang bagi korban yang mencoba menangkis sabetan benda tajam tersebut. Tangan kirinya nyaris putus dan langsung mendapatkan perawatan intensif di unit gawat darurat (UGD) RSUD Tenriawaru Watampone.
Ayah korban Ramli yang ditemui wartawan di rumah sakit menyesalkan insiden tersebut dan berharap agar pelaku bisa diamankan. Saat kejadian, banyak pemuda yang berkumpul sehingga tidak dikenal pelakunya yang langsung kabur. Namun menurut beberapa saksi mata, pelaku lari ke arah Pelabuhan Bajoe.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Kejadian berawal saat Zulkifli membela sepupu perempuannya yang diganggu sekelompok pemuda di pesta perkawinan tersebut. Namun, seorang oknum pelaku langsung menghunuskan parangnya dan menebas Zulkifli.
Malang bagi korban yang mencoba menangkis sabetan benda tajam tersebut. Tangan kirinya nyaris putus dan langsung mendapatkan perawatan intensif di unit gawat darurat (UGD) RSUD Tenriawaru Watampone.
Ayah korban Ramli yang ditemui wartawan di rumah sakit menyesalkan insiden tersebut dan berharap agar pelaku bisa diamankan. Saat kejadian, banyak pemuda yang berkumpul sehingga tidak dikenal pelakunya yang langsung kabur. Namun menurut beberapa saksi mata, pelaku lari ke arah Pelabuhan Bajoe.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
Peristiwa
Oknum Polisi Beking Kupon Berhadiah Penipuan
Seorang oknum polisi yang bertugas di Kepolisian Daerah (Polda) Sulselbar diduga kuat membekingi penipuan kupon berhadiah. Dugaan itu muncul saat petugas Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Makassar membekuk satu kelompok pelaku penipuan di Makassar.
Dari keterangan beberapa pelaku yang diamankan, didapatkan informasi bahwa oknum polisi bernama Ariadi yang menjadi pelindung kegiatan mereka selama ini.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polwiltabes Makassar, AKBP Rudi Heru Susanto, melalui Kepala Unit Khusus Polwiltabes Makassar, AKP Rafiuddin, yang dilansir Tribun Timur (Rabu, 24/12), mengungkapkan modus penipuan berawal dari laporan seorang calon korban.
Awalnya, ibu rumah tangga bernisial IS ini diberitahu bahwa ia mendapatkan kupon door prize berupa satu unit mobil dari sabun cuci merek terkenal. Dan calon korban diminta mengirimkan sejumlah duit untuk menebus mobil tersebut.
Dia tidak langsung mengirimkan uang seperti diminta sang penipu tetapi menceritakan hal tersebut kepada temannya yang kebetulan seorang polisi. Akhirnya diatur strategi untuk bertemu langsung dengan anggota sindikat tersebut.
Seorang anggota sindikat tergoda untuk berkenalan dengan IS. Dari situlah komplotan yang sudah bereaksi selama dua tahun ini terungkap. Ari markas mereka di Jl Sunu, Makassar, polisi mengamankan beberapa barang bukti berupa 27 ATM, 14 ponsel, satu kartu nama polisi, dan beberapa rekapan transaksi.
Pelaku juga mengaku dari PT Kao Indonesia dan mencantumkan cap yang bertuliskan asli. Agar kelihatan benar-benar sah dari PT Kao, mereka menulis dalam kupon tersebut "Hati-hati dengan adanya penipuan".(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Dari keterangan beberapa pelaku yang diamankan, didapatkan informasi bahwa oknum polisi bernama Ariadi yang menjadi pelindung kegiatan mereka selama ini.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polwiltabes Makassar, AKBP Rudi Heru Susanto, melalui Kepala Unit Khusus Polwiltabes Makassar, AKP Rafiuddin, yang dilansir Tribun Timur (Rabu, 24/12), mengungkapkan modus penipuan berawal dari laporan seorang calon korban.
Awalnya, ibu rumah tangga bernisial IS ini diberitahu bahwa ia mendapatkan kupon door prize berupa satu unit mobil dari sabun cuci merek terkenal. Dan calon korban diminta mengirimkan sejumlah duit untuk menebus mobil tersebut.
Dia tidak langsung mengirimkan uang seperti diminta sang penipu tetapi menceritakan hal tersebut kepada temannya yang kebetulan seorang polisi. Akhirnya diatur strategi untuk bertemu langsung dengan anggota sindikat tersebut.
Seorang anggota sindikat tergoda untuk berkenalan dengan IS. Dari situlah komplotan yang sudah bereaksi selama dua tahun ini terungkap. Ari markas mereka di Jl Sunu, Makassar, polisi mengamankan beberapa barang bukti berupa 27 ATM, 14 ponsel, satu kartu nama polisi, dan beberapa rekapan transaksi.
Pelaku juga mengaku dari PT Kao Indonesia dan mencantumkan cap yang bertuliskan asli. Agar kelihatan benar-benar sah dari PT Kao, mereka menulis dalam kupon tersebut "Hati-hati dengan adanya penipuan".(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Jumat, 12 Desember 2008
Lagi, Polisi Tembak Warga
Polisi jadi bahan pembicaraan lagi. Seorang polisi dikabarkan menembak warga Bulukumba. Konyolnya, korban penembakan ditinggalkan setelah sebuah timah panas bersarang di paha kirinya. Korban akhirnya ditolong warga.
Insiden berawal saat Ansar yang sehari- harinya bekerja sebagai petani tertangkap basah petugas sedang bermain judi. Ansar mengaku diajak sahabatnya, sahabatnya Zainal Amir (36), melalui pesan singkat (SMS) untuk datang ke rumahnya, di Desa Bontobolaeng, Bulukumpa, Bulukumba. Zainal adalah staf tata usaha pada SD Bontobolaeng.
Dalam SMS tersebut, Zainal mengajak Ansar ke rumahnya karena ada acara syukuran.
Ansar lalu menuju rumah Zainal yang tak jauh dari kediamannya. Menurut korban yang ditemui di RS Bhayangkara, setelah tiba di rumah Zainal, ternyata sudah ada enam orang lainnya yang sedang berjudi dengan menggunakan kartu domino.
Karena tertarik, Ansar ikut main judi. Ia ikut bertaruh dengan uang pecahan seribuan.
Namun, kata Ansar, baru beberapa kali taruhan, permainan sudah dihentikan karena jamuan (sop konro) yang disajikan oleh tuan rumah sudah siap untuk disantap.
Di saat itulah, tiba-tiba seorang warga berteriak kalau ada mobil polisi di depan rumah Zainal.
Mendengar kedatangan polisi, keenam orang yang tadinya ikut dalam permainan kartu langsung kabur menyelamatkan diri. Ansar mengaku menyarankan ke temannya agar tidak usah lari. Namun karena tinggal sendiri, nyali korban ciut dan akhirnya berusaha berlari juga. Sial baginya, tiba-tiba sebuah timah panas bersarang di paha kirinya dan langsung melumpuhkan korban.
Tribun memberitakan, polisi yang menembak korban adalah Bripka Andi Yunus atau juga sering disebut dengan Karaeng Unu, anggota Polsekta Bulukumpa. Setelah ditembak, Ansar ditinggal begitu saja. Ia berusaha meminta pertolongan kepada warga untuk mencarikan mobil agar diantar ke Puskesmas Tanete. Yunus lalu menahan Zainal sebagai tuan rumah Alimuddin (36).
Zainal dibawa ke kantor polisi sedangkan Ansar ditinggal dalam keadaan bersimbah darah. Seorang warga lalu mencarikan mobil dan membawanya ke rumah korban dan puskesmas. Saat dirawat di puskesmas, Yunus datang lagi dan ngotot agar Ansar dilarikan ke RS Bhayangkara. Ansar akhirnya menurut.
Insiden ini menambah panjang daftar kekesalan warga terhadap polisi. Sebab apapun alasannya, sangat tidak manusiawi sang polisi meninggalkan korban setelah dia tembak.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Selasa, 02 Desember 2008
Ditagih, Polisi Pukul Wanita Hamil
Hati-hati memberi utangan kepada orang yang belum dikenal betul karakternya karena bisa-bisa pertolongan itu berbuah jelek. Pengalaman pemilik toko bahan bangunan ini bisa menjadi pelajaran berharga. Dia dianiaya oknum polisi saat menagih piutangnya.
Herwina (29), pemilik toko bahan bangunan yang bermukim di Jl RS Islam Faisal V menjadi korban pemukulan oknum polisi berpangkat inspektur satu. Dia dianiaya saat menagih harga besi beton yang dibeli sang oknum polisi sepekan sebelumnya.
Perkara utang-piutang itu bermula ketika oknum polisis itu meminjam beberapa potong besi cor kepada korban senilai Rp 12 juta beberapa bulan lalu dan berjanji akan membayarnya sepekan setelah barang diambil.
Bukannya mendapat ucapan terima kasih karena telah membantu, pemilik toko malah dianiaya ketika menagih piutangnya. Saat mendatangi rumah oknum polisi untuk menagih itulah Herwina yang sedang hamil tiga bulan dianiaya. Tidak hanya dianiaya secara fisik, dia juga dicaci dengan kata-kata yang tidak layak diucapkan seorang pengayom masyarakat.
Atas perlakuan tersebut, Herwina ditemani adiknya melapor insiden itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polresta Makassar Timur.
Pertanyaannya adalah, mampukan polisi memeriksa anggotanya sendiri? Persoalan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan profesi sang oknum polisi, tetapi ini bisa menjadi salah satu barometer untuk mengukur profesionalisme polisi dalam bekerja.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Polisi Ringkus Gembong Pembobol Rumah Kosong
Cukup lama polisi mengincar pria yang satu ini. Pria berusia 38 tahun ini dicurgai sebagai pelaku pembobolan rumah kosong yang ditinggal pergi pemiliknya melakukan aktivitas.
Aparat kepolisian meringkus gembong pencurian di rumah kosong di Makassar dan sekitarnya, Yusran Dg Nyarang (38), Selasa (2/12). Tersangka kini ditahan di Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini, Makassar.
Kapolsekta Rappocini, AKP Hariyadi, yang dikutip Tribun Timur, Rabu (3/12), mengatakan, pelaku sudah lama diincar. Saat beraksi, Yusran menggunakan mobil pikap sewaan untuk mengurus isi rumah tersebut.
Sejumlah barang bukti diambil petugas dari rumah Yusran yang terletak di Jl Sejiwa, Karuwisi, Makassar. Karena jumlahnya banyak sebagian barang tersebut ditumpuk di halaman kantor polsek.
Barang bukti yang diamankan petugas antara lain dua unit televisi, satu kulkas, beberapa berlian emas, pelat nomor polisi kendaraan sepeda motor, tiga lembar STNK, tiga buah jam tangan, sebuah sepeda mini, dan beberapa perabot rumah tangga.
Dalam melakukan aksinya, pelaku menguras seluruh isi rumah. Dari barang besar seperti kulkas, kursi, lemar, dan kursi tamu sampai dengan barang kecil seperti rice cooker dan galon, semuanya disikat," kata Haryadi saat ditemui di kantornya.
Yusran yang pernah dipenjara dalam kasus yang sama mengaku sudah lima kali melakukan pencurian seperti di kawasan Antang, Jl Hertasning, perumahan Minasaupa, Perumahan Hartaco, dan Tanjung Bunga.
Pelaku mengaku beroperasi bersama seorang rekannya yang masih menjadi buron polisi. Dari tangan pelaku juga diamankan sebuah borgol, beberapa linggis, dan anak pahat yang digunakan mencungkil rumah yang menjadi incarannya.
Selain itu lelaki yang pernah memiliki dua istri ini mengaku bahwa sebagian hasil curiannya ia jual, dan sebagian lainnya seperti kulkas, televisi, dan beberapa kursi kayu diberikan kepada istri dan mantan istrinya.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Aparat kepolisian meringkus gembong pencurian di rumah kosong di Makassar dan sekitarnya, Yusran Dg Nyarang (38), Selasa (2/12). Tersangka kini ditahan di Kepolisian Sektor Kota (Polsekta) Rappocini, Makassar.
Kapolsekta Rappocini, AKP Hariyadi, yang dikutip Tribun Timur, Rabu (3/12), mengatakan, pelaku sudah lama diincar. Saat beraksi, Yusran menggunakan mobil pikap sewaan untuk mengurus isi rumah tersebut.
Sejumlah barang bukti diambil petugas dari rumah Yusran yang terletak di Jl Sejiwa, Karuwisi, Makassar. Karena jumlahnya banyak sebagian barang tersebut ditumpuk di halaman kantor polsek.
Barang bukti yang diamankan petugas antara lain dua unit televisi, satu kulkas, beberapa berlian emas, pelat nomor polisi kendaraan sepeda motor, tiga lembar STNK, tiga buah jam tangan, sebuah sepeda mini, dan beberapa perabot rumah tangga.
Dalam melakukan aksinya, pelaku menguras seluruh isi rumah. Dari barang besar seperti kulkas, kursi, lemar, dan kursi tamu sampai dengan barang kecil seperti rice cooker dan galon, semuanya disikat," kata Haryadi saat ditemui di kantornya.
Yusran yang pernah dipenjara dalam kasus yang sama mengaku sudah lima kali melakukan pencurian seperti di kawasan Antang, Jl Hertasning, perumahan Minasaupa, Perumahan Hartaco, dan Tanjung Bunga.
Pelaku mengaku beroperasi bersama seorang rekannya yang masih menjadi buron polisi. Dari tangan pelaku juga diamankan sebuah borgol, beberapa linggis, dan anak pahat yang digunakan mencungkil rumah yang menjadi incarannya.
Selain itu lelaki yang pernah memiliki dua istri ini mengaku bahwa sebagian hasil curiannya ia jual, dan sebagian lainnya seperti kulkas, televisi, dan beberapa kursi kayu diberikan kepada istri dan mantan istrinya.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Rio Febrian di Makassar
Cukup banyak pengagum Rio Febrian di Makassar. Itu terlihat saat artis tersebut melantunkan lagu-lagu khasnya di Ballezza yang terletak di bibir Pantai Losari Makassar. Rio tidak sendiri tetapi ditemani sejumlah personel band yang mengiringinya
Mengenakan jaket hitam, kaos kasual dan celana jins, Rio membuka penampilannya dengan tembang Kau Ada Di Sini. Lagu yang sudah akrab di telinga pengunjung BalleZZa ini seolah menghipnotis penonton yang sontak bergoyang mengikuti irama lagu.
Ratusan pengunjung terhanyut dalam suasana syahdu saat artis ibukota Rio Febrian tampil memukau membawakan tembang terayar dari kumpulan albumnya, Senin (1/12) dini hari.
Usai membawakan lagu tersebut, Rio mengajak penonton bernyanyi bersama untuk tembang kedua berjudul Tiada Kata Berpisah. Rio yang mengaku kagum dengan perkembangan Makassar menyapa penonton.
Sebagai lagu ketiga Maafkan. Saat lagu ini dilantunkan para pengujung BalleZZa ikut bernyanyi bersama Rio Ferbrian. Rio pun sempat ajak penonton bernama Rany untuk menemaninya bernyanyi di atas panggung.
Sebelum melanjutkan melantunkan kembali tembang Maafkan, Andre Dino sang gitaris sempat mendemokan kepiawaiannya memetik dawai-dawai gitar. Persembahan Rio Febrian yang dikemas dalam Rio Febrian Celeb Party ditutup dengan lantunan tembang pamungkas yang berjudul Bukan Untukmu.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
Hiburan
Mahasiswa Kembangkan Tanaman Organik
Jangan menganggap mahasiswa Makassar hanya mampu berunjuk rasa dan berantem sesama mahasiswa. Masih banyak sisi positif yang mereka lakukan yang tidak tidak diketahui publik. Lihatlah apa yang dilakukan mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas.
Berangkat dari kekhawatiran terhadap pola hidup yang serba instan, khususnya masyarakat perkotaan. Sekelompok mahasiswa jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas, Fakultas Pertanian, Hasanuddin (Unhas), membentuk kelompok diskusi sekaligus mengelola kebun yang menghasilkan tanman organik yang bebas dari pestisida sintetik. Luas kebun tanaman organik ini mencapai 1 hektare yang terletak di belakang kampus Politeknik Negeri Ujung Pandang, Tamalanrea.
Usai kuliah, para mhasiswa langsung ke kebun organik untuk mengecek tanaman mereka. Suasananya pun seperti berada di kebun yang ada di perkampungan karena dilengkapi rumah kebun.
Dosen Pembimbing yang juga Kepala Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prof Dr Sylvia Sjam MS, mengatakan, awalnya kebun tanamaan organik ini hanyalah merupakan lahan yang depenuhi rumput liar yang kemudian dikelola menjadi kebun oleh mahasiswa.
"Lahan ini dijadikan mahasiswa sebagai tempat mengaplikasikan teori yang didapat di kelas kemudian dipraktikkan. Tenyata mereka suka, bahkan mereka mengatakan teori yang didapatkan itu jauh berbeda dengan yang ada di lapangan," kata Sylvia seperti dilansir Tribun Timur, Rabu (3/12).
Di sini mahasiswa belajar cara membuat pupuk cair dan pestisida alami yang didapat langsung dari alam. Pupuk dan pestisida alami ini tidak berbahaya bagi tubuh. Saat ini sejumlah tanaman sayur sudah diproduksi, di antaranya bayam merah dan hijau, tomat, lombok, kacang panjang, dan labu.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Berangkat dari kekhawatiran terhadap pola hidup yang serba instan, khususnya masyarakat perkotaan. Sekelompok mahasiswa jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Universitas, Fakultas Pertanian, Hasanuddin (Unhas), membentuk kelompok diskusi sekaligus mengelola kebun yang menghasilkan tanman organik yang bebas dari pestisida sintetik. Luas kebun tanaman organik ini mencapai 1 hektare yang terletak di belakang kampus Politeknik Negeri Ujung Pandang, Tamalanrea.
Usai kuliah, para mhasiswa langsung ke kebun organik untuk mengecek tanaman mereka. Suasananya pun seperti berada di kebun yang ada di perkampungan karena dilengkapi rumah kebun.
Dosen Pembimbing yang juga Kepala Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prof Dr Sylvia Sjam MS, mengatakan, awalnya kebun tanamaan organik ini hanyalah merupakan lahan yang depenuhi rumput liar yang kemudian dikelola menjadi kebun oleh mahasiswa.
"Lahan ini dijadikan mahasiswa sebagai tempat mengaplikasikan teori yang didapat di kelas kemudian dipraktikkan. Tenyata mereka suka, bahkan mereka mengatakan teori yang didapatkan itu jauh berbeda dengan yang ada di lapangan," kata Sylvia seperti dilansir Tribun Timur, Rabu (3/12).
Di sini mahasiswa belajar cara membuat pupuk cair dan pestisida alami yang didapat langsung dari alam. Pupuk dan pestisida alami ini tidak berbahaya bagi tubuh. Saat ini sejumlah tanaman sayur sudah diproduksi, di antaranya bayam merah dan hijau, tomat, lombok, kacang panjang, dan labu.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
Mahasiswa
Lindungi Judi, Kapolres Dicopot
Polisi seharusnya menjadi garda terdepan dalam memberantas perjudian. Namun masih saja ada oknum polisi yang justru melindungi perjudian seperti yang terjadi di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Polisi Sisno Adiwinoto memutuskan mencopot AKBP Miyanto dari jabatan sebagai Kepala Polres Wajo. Miyanto dituding membekingi praktik judi yang dibongkar oleh aparat Datasemen Khusus (Densus) 88 Polda Sulsel, beberapa waktu lalu.
"TR (telegram rahasianya) sudah turun sekarang sisa menunggu proses pelantikan," kata Sisno, seperti dilansir Tribun, Senin (2/12).
Selain Miyanto, Kasat Reskrim Polres Wajo dan salah satu kapolsek yang dituding berada di belakang kasus judi yang dibongkar pada 25 November lalu itu.
Menurut mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri ini, seharusnya pihak polres tahu ada kasus judi yang melibatkan ratusan orang di daerahnya. Kalau mereka tidak tahu berarti ada apa-apanya. Bisa jadi ada oknum anggota yang justru berada di belakangnya," tandas Sisno lagi.
Pekan lalu, aparat kepolisian dari Densus 88 Polda Sulsel dan Polres Wajo mengamankan lebih dari seratus motor saat diadakan penggerebekan markas judi di Desa Sompe, Kecamatan Sabangparu, yang merupakan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Soppeng
Diduga tempat judi yang terletak di area perkebunan tersebut sudah kerap kali dijadikan tempat judi dengan berbagai permainan seperti sabung ayam dan judi dadu.
Polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain uang tunai Rp 11, 61 juta, tiga ekor ayam mati dan tiga ekor ayam hidup, dua set dadu, dan satu set taji ayam. Penangkapan tersebut berhasil dilakukan berdasarkan penyelidikan polisi dan informasi dari masyarakat.
Saat penggerebekan berlangsung, sejumlah pelaku lain dan warga yang menonton lari kalang kabut dan meninggalkan kendaraannya. Lokasi judi tersebut adalah perkebunan yang ditanami berbagai hasil pertanian seperti tebu, kakao, dan pohon kelapa.
Para petaruh tidak hanya berasal dari Wajo,melainkan berasal dari Kab Bone, Sidrap, Soppeng, Palopo, Parepare, Jeneponto, hingga Kota Makassar. TKP susah diendus petugas lantaran letaknya yang cukup jauh dari jalan raya.
Pencopotan ini menjadi salah satu poin penting bagi jajaran kepolisian dalam membuktikan keseriusannya memberantas perjudian di negeri ini.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Anak Gizi Buruk Wafat di RS Labuang Baji
Seorang bocah berusia satu tahun menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar, Senin (1/1). Warga Manggala ini diduga menderita gizi buruk.
Wafatnya bocah perempuan ini makin menegaskan betapa pemimpin daerah ini belum sepenuhnya mengurus rakyatnya sendiri, khususnya yang berada di bawah garis kemiskinan.
Sepuluh hari sebelum meninggal, Nurul Hidayah, sang bocah menderita penyakit diare dan demam yang tinggi. Namun karena tidak memiliki biaya niat untuk memberikan perawatan kepada bayi yang memiliki berat badan hanya sekitar 5,5 kilo gram di rumah sakit diurungkan.
Akibatnya, hari Jumat (28/11) kondisi bayi tersebut makin memburuk sehingga tetangganya, Badding Dg Nappa, akhirnya nekat membawa anak bungsungya tersebut ke RS Labuang Baji.
"Meski tidak memiliki uang saya tetap membawa anak perempuan saya karena kondisinya sudah sangat memburuk," kata Badding yang tinggal di Jl Tamangapa Raya Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala, seperti dilnasir Tribun Timur, Selasa (2/12).
Badding yang bekerja sebagai pemulung mengatakan, beberapa minggu yang lalu anaknya juga sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Tamangapa.
Penderitaan orang tua sang bocah serasa belum lengkap karena setelah anaknya menghembuskan nafas terakhir, Norma sang ibu masih kesulitan membawa anaknya ke rumah lantaran tak punya duit.
Sewa ambulance sebesar Rp 250 ribu yang ditetapkan rumah sakit tentu saja tak dapat dijangkau. Akibanya, sang bocah dibawa pulang ke pondoknya menggunakan mobil angkutan kota alais petepete.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Wafatnya bocah perempuan ini makin menegaskan betapa pemimpin daerah ini belum sepenuhnya mengurus rakyatnya sendiri, khususnya yang berada di bawah garis kemiskinan.
Sepuluh hari sebelum meninggal, Nurul Hidayah, sang bocah menderita penyakit diare dan demam yang tinggi. Namun karena tidak memiliki biaya niat untuk memberikan perawatan kepada bayi yang memiliki berat badan hanya sekitar 5,5 kilo gram di rumah sakit diurungkan.
Akibatnya, hari Jumat (28/11) kondisi bayi tersebut makin memburuk sehingga tetangganya, Badding Dg Nappa, akhirnya nekat membawa anak bungsungya tersebut ke RS Labuang Baji.
"Meski tidak memiliki uang saya tetap membawa anak perempuan saya karena kondisinya sudah sangat memburuk," kata Badding yang tinggal di Jl Tamangapa Raya Kelurahan Bangkala Kecamatan Manggala, seperti dilnasir Tribun Timur, Selasa (2/12).
Badding yang bekerja sebagai pemulung mengatakan, beberapa minggu yang lalu anaknya juga sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Tamangapa.
Penderitaan orang tua sang bocah serasa belum lengkap karena setelah anaknya menghembuskan nafas terakhir, Norma sang ibu masih kesulitan membawa anaknya ke rumah lantaran tak punya duit.
Sewa ambulance sebesar Rp 250 ribu yang ditetapkan rumah sakit tentu saja tak dapat dijangkau. Akibanya, sang bocah dibawa pulang ke pondoknya menggunakan mobil angkutan kota alais petepete.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Label:
pemerintah kota
Mahasiswa vs Satpam UIT Bentrok
Soal bentrokan, mahasiswa jagonya. Tidak peduli berhadapan dengan siapa. Yang penting beda. Begitulah gambaran miring yang tertanam di benak sebagian warga Makassar tentang perilaku sekelompok mahasiswa Makassar.
Puluhan mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) yang berunjuk rasa di depan kampusnya, Jl Rappocini Raya, Makassar, berakhir ricuh, Senin (1/12). Mereka bentrok dengan satuan pengamanan (Satpam) perguruan tinggi swasta itu.
Andi Irwan yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahassiwa (BEM) Fisipol UIT menjadi korban pemukulan. Tangan kirinya berdarah. Diduga kuat pemukulan itu dilakukan oknum satpam kampus mereka sendiri.
Kejadian itu berawal saat puluhan mahasiswa yang tergabung dari 13 fakultas di kampus tersebut unjuk rasa mendesak yayasan perguruan tinggi itu agar segera membentuk Senat UIT.
Saat aksi berlangsung, sejumlah satpam kampus mereka menghampiri mahasiswa yang sedang berunjuk rasa. Kendati diminta membubarkan diri, mahasiswa ngotot tetap aksi. Beberapa oknum satpam itu pun memukul Andi Irwan.
Bahkan sejumlah sumber mengatakan, saat terjadi kericuhan, ada satpam yang terlihat mengeluarkan sangkur dan senjata tajam lainnya. Atas perbuatan itu, Irwan yang ditemani beberapa rekannya kemudian melaporkan kasus pemukulan itu ke Polwiltabes Makassar, kemarin.
Bentrokan ini menambah panjang daftar kelakuan negatif insan kampus di daerah ini. Sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiswa seharusnya lebih dewasa dalam menyalurkan aspirasinya.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Puluhan mahasiswa Universitas Indonesia Timur (UIT) yang berunjuk rasa di depan kampusnya, Jl Rappocini Raya, Makassar, berakhir ricuh, Senin (1/12). Mereka bentrok dengan satuan pengamanan (Satpam) perguruan tinggi swasta itu.
Andi Irwan yang juga Ketua Badan Eksekutif Mahassiwa (BEM) Fisipol UIT menjadi korban pemukulan. Tangan kirinya berdarah. Diduga kuat pemukulan itu dilakukan oknum satpam kampus mereka sendiri.
Kejadian itu berawal saat puluhan mahasiswa yang tergabung dari 13 fakultas di kampus tersebut unjuk rasa mendesak yayasan perguruan tinggi itu agar segera membentuk Senat UIT.
Saat aksi berlangsung, sejumlah satpam kampus mereka menghampiri mahasiswa yang sedang berunjuk rasa. Kendati diminta membubarkan diri, mahasiswa ngotot tetap aksi. Beberapa oknum satpam itu pun memukul Andi Irwan.
Bahkan sejumlah sumber mengatakan, saat terjadi kericuhan, ada satpam yang terlihat mengeluarkan sangkur dan senjata tajam lainnya. Atas perbuatan itu, Irwan yang ditemani beberapa rekannya kemudian melaporkan kasus pemukulan itu ke Polwiltabes Makassar, kemarin.
Bentrokan ini menambah panjang daftar kelakuan negatif insan kampus di daerah ini. Sebagai calon pemimpin bangsa, mahasiswa seharusnya lebih dewasa dalam menyalurkan aspirasinya.(Rusdy Embas) Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)