Kedatangan Ustad Abu Bakar Ba'syir di Sulsel membuat aparat keamanan meningkatkan kesiagaan. Rencana kunjungan pimpinan Ponpes Ponpes Al Mukmin, Ngruki, Solo, Jawa Tengah, ini sempat menimbulkan kontroversi. Ba'syir hadir di Sulsel untuk menghadiri acara tausyiah dan pelantikan pengurus FUI Bulukumba, sekitar 153 kilometer arah selatan Makassar.
Terkait kedatangan Pimpinan Ponpes yang namanya sering dikaitkan dengan teroris ini membuat Polres Bulukumba dan Kodim 1411 Bulukumba melakukan pengamanan khusus terkait dengan kedatangan Ba'asyir tersebut.
Polisi menyiagakan 369 orang personel gabungan yang terdiri atas 189 anggota Polres Bulukumba, 30 anggota Polres Sinjai, 30 anggota Polres Jeneponto 30 orang, 25 personel Polres Bantaeng 25 orang, dan 30 personel Polwil Bone.
Mereka juga dibantu satu peleton anggota Kodim 1411 Bulukumba bersama Polisi Pamong Praja Pemkab Bulukumba dan petugas DLLJR.
Wakapolres Bulukumba, Kompol Nofly F Pitoy, mengatakan, meski belum mendapat izin dari Polda Sulselbar namun pihaknya tetap memberikan pengamanan khusus terkait dengan kedatangan mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) itu.
"Kami menyiagakan ratusan personel gabungan TNI/Polri untuk pengamanan mulai malam nanti (tadi malam) hingga besok (hari ini) sampai kegiatan tersebut berakhir," kata Novly seperti dikutip Tribun Timur, Kamis (30/7).
Pengamanan tersebut masing-masing akan dibagi menjadi delapan pos dan menempatkan satu prawira pada setiap posnya. Khusus untuk TNI tetap di stand by di markas kodim untuk memantau dan sewaktu-waktu juga akan turun ke Mesjid Agung Bulukumba jika diminta.
Polisi juga membuat pengamanan berlapis di Masjid Agung. Di antaranya pada pos gerbang utama sebelah timur dan pintu masuk masjid. Sementara sejumlah jalan yang rencananya pagi ini juga akan ditutup diantaranya sekitar Jl Manggis dan Jl Nenas. Sementara jalan di sekitarnya masih dibuka.
Khusus bagi tamu, undangan, dan Muspida Bulukumba disediakan tiga tempat parkir, di antaranya di Lapangan Gelanggang Olah Raga di depan Rujab Bupati Bulukumba bagi masyarakat biasa, halaman dan pelataran masjid bagi undangan dan muspida.
FUI Bulukumba telah menyebar ribuan undangan kepada masyarakat di Bulukumba dan sekitarnya. Panitia juga akan menghadirkan tokoh KPPSI Sulsel, Abd Aziz Qahhar Mudzakkar dan sejumlah tokoh di Sulsel dan tokoh Islam dari Kabupaten Jeneponto, Bantaeng,dan Sinjai.
"Ribuan umat Islam akan menghadiri tausyiah ini. Acara ini terbuka bagi umat Islam untuk mendengarkan ajaran Islam yang sebenarnya. Islam bukan teroris," kata Ketua Advokasi dan Hukum FUI Bulukumba, Musafir.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Kamis, 30 Juli 2009
Minggu, 26 Juli 2009
Polisi - Anggota TNI Bentrok di Bulukumba
Suasana di kantor Polres Bulukumba, sekitar 155 kilometer dari Makassar, Minggu (26/7), terasa mencekam, menyusul bentrokan yang melibatkan oknum anggota TNI AD dengan personel Polres Bulukumba. Kabarnya, sebelum bentrokan, dua anggota TNI tersebut sempat dikeroyok oleh sejumlah anggota polisi. Mengapa?
Kasus tersebut dipicu oleh ketersinggungan antara kedua belah pihak saat Muliadi dan Suparman melintas di depan kantor polres dalam perjalanan menuju ke Pantai Merpati Bulukumba. Pantai ini sering digunakan sebagai tempa ngumpul kawula muda untuk menghibur diri.
Kedua bintara TNI yang dikabarkan masih berstatus siswa di Dodiklatpur Bancee ini dikabarkan memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di depan polisi yang sedang piket di polres sehingga memicu perkelahian hingga keduanya sempat dikeroyok oleh anggota polisi.
"Awalnya saya lihat keduanya melintas di depan polres dengan mengeraskan suara sepeda motornya di depan polisi yang sedang piket malam. Keduanya diminta menghentikan ulahnya. Namun mereka tidak mengindahkannya dan justru tidak menerima sehinggga terjadi bentrok. Tapi karena kalah jumlah. Mereka jutsru dikroyok oleh sejumlah polisi," kata seorang saksi mata bernama Anwar seperti dilansir Tribun Timur terbitan Senin (27/7).
Namun polisi membantah terjadi pengeroyokan. Polisi mengatakan, yang terjadi adalah kedua anggota TNI itu melakukan perlawanan saat akan diamankan karena mereka diduga dalam keadaan mabuk berat sehingga mengeluarkan kata-kata kurang etis kepada aparat kepolisian.
"Ini hanya kesalahpahaman saja. Mereka diamankan di Polres Bulukumba dan tidak ada pengeroyokan," kata Wakapolres Bulukumba, Kompol Novly F Pitoi.
Kapolres Bulukumba, AKBP Agus Budi Karyanto mengatakan, masih melakukan penyelidikan untuk menuntaskan masalah itu sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Kami bersama dandim, denpom, dan rindam akan bersama sama melakukan penyelidikan dan mendudukkan masalah ini sesuai hukum yang berlaku dan sementara lima anggota kami masih diperiksa sebagai saksi," katanya.
Polisi juga menemukan barang bukti berupa sarung badik yang sempat dijatuhkan saat terjadi kejar-kejaran dan sebuah sepeda motor yang digunakan kedua oknum anggota TNI tersebut. Polisi juga mengamankan sejumlah warga yang tengah menuguk minuman keras di Kafe Phinisi yang juga merupakan diduga tempat meminuman keras dua anggota TNI itu sebelum melakukan aksi ugal-ugalan di depan Polres Bulukumba.
Mulyadi dan Suparman dikabarkan sedang berlibur di kampung halamannya, Bulukumba.
Komandan Kodim 1411 Bulukumna Letkol Infanteri Rudi Syamsir membahtah bila Serda Muliadi dan Serda dalam keadaan mabuk saat dikeroyok.
Menururnya, tidak ada bukti botol minuman keras yang diperoleh. "Anggota TNI itu tidak mabuk dan hanya membawa soft drink bersama minuman suplemen. Mereka sedang menuju ke Pantai Merepati dari arah Leppe'E. Di tengah jalan, dia diminta berhenti oleh polisi namun tidak diterima oleh keduanya sehingga terjadi kesalahpahaman," kata Rudi.(rusdy embas) Selengkapnya...
Kasus tersebut dipicu oleh ketersinggungan antara kedua belah pihak saat Muliadi dan Suparman melintas di depan kantor polres dalam perjalanan menuju ke Pantai Merpati Bulukumba. Pantai ini sering digunakan sebagai tempa ngumpul kawula muda untuk menghibur diri.
Kedua bintara TNI yang dikabarkan masih berstatus siswa di Dodiklatpur Bancee ini dikabarkan memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di depan polisi yang sedang piket di polres sehingga memicu perkelahian hingga keduanya sempat dikeroyok oleh anggota polisi.
"Awalnya saya lihat keduanya melintas di depan polres dengan mengeraskan suara sepeda motornya di depan polisi yang sedang piket malam. Keduanya diminta menghentikan ulahnya. Namun mereka tidak mengindahkannya dan justru tidak menerima sehinggga terjadi bentrok. Tapi karena kalah jumlah. Mereka jutsru dikroyok oleh sejumlah polisi," kata seorang saksi mata bernama Anwar seperti dilansir Tribun Timur terbitan Senin (27/7).
Namun polisi membantah terjadi pengeroyokan. Polisi mengatakan, yang terjadi adalah kedua anggota TNI itu melakukan perlawanan saat akan diamankan karena mereka diduga dalam keadaan mabuk berat sehingga mengeluarkan kata-kata kurang etis kepada aparat kepolisian.
"Ini hanya kesalahpahaman saja. Mereka diamankan di Polres Bulukumba dan tidak ada pengeroyokan," kata Wakapolres Bulukumba, Kompol Novly F Pitoi.
Kapolres Bulukumba, AKBP Agus Budi Karyanto mengatakan, masih melakukan penyelidikan untuk menuntaskan masalah itu sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Kami bersama dandim, denpom, dan rindam akan bersama sama melakukan penyelidikan dan mendudukkan masalah ini sesuai hukum yang berlaku dan sementara lima anggota kami masih diperiksa sebagai saksi," katanya.
Polisi juga menemukan barang bukti berupa sarung badik yang sempat dijatuhkan saat terjadi kejar-kejaran dan sebuah sepeda motor yang digunakan kedua oknum anggota TNI tersebut. Polisi juga mengamankan sejumlah warga yang tengah menuguk minuman keras di Kafe Phinisi yang juga merupakan diduga tempat meminuman keras dua anggota TNI itu sebelum melakukan aksi ugal-ugalan di depan Polres Bulukumba.
Mulyadi dan Suparman dikabarkan sedang berlibur di kampung halamannya, Bulukumba.
Komandan Kodim 1411 Bulukumna Letkol Infanteri Rudi Syamsir membahtah bila Serda Muliadi dan Serda dalam keadaan mabuk saat dikeroyok.
Menururnya, tidak ada bukti botol minuman keras yang diperoleh. "Anggota TNI itu tidak mabuk dan hanya membawa soft drink bersama minuman suplemen. Mereka sedang menuju ke Pantai Merepati dari arah Leppe'E. Di tengah jalan, dia diminta berhenti oleh polisi namun tidak diterima oleh keduanya sehingga terjadi kesalahpahaman," kata Rudi.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
Peristiwa
Sabtu, 25 Juli 2009
Tahanan Kabur Gunakan Penopang Antinyamuk Bakar
Ini bukan cerita film tetapi merupakan perisitwa yang benar-benar terjadi. Seorang tahanan Polwil Bone, sekitar 180 kilometer dari Makassar, kabur dengan memanfaatkan besi penopang antinyamuk bakar.
Layaknya action di film-film, penopang yang terbuat dari besi tipis tersebut digunakan untuk membuka gembok. Ujung penopang dimasukkan ke dalam lubang kunci dan digerakkan hingga akhirnya berhasil membuka gembok.
"Setelah diuji ke gembok lain, ternyata bisa," kata sumber di kepolisian seperti dikutip Tribun Timur, Sabtu (25/7).
Hingga hari ini, tahanan bernama Mulyadi alias Basri berusia 36 tahun yang tercatat sebagai warga Desa Lanca, Kecamatan Tellu Siatinge, Kabupaten Bone, itu belum tertangkap.
Mulyadi yang menjadi tahanan Polwil Bone sejak 12 Juli lalu karena kasus pencurian. Ia kabur, Minggu (19/7) dini hari, dengan memanfaatkan momen petugas jaga lengah. Mulyadi diduga kabur antara pukul 03.00 wita hingga pukul 04.00 wita saat petugas jaga menunaikan salat subuh.
Mulyadi tertangkap membawa senjata tajam jenis badik saat polisi melakukan razia di Watampone. Setelah dilakukan pengembangan, Mulyadi diketahui salah seorang gembong pencurian alat-alat elektronik di masjid-masjid di Watampone dan sekitarnya.(rusdy embas) Selengkapnya...
Kamis, 23 Juli 2009
Polisi Pembuat Video Mesum Diisolasi di Rutan
Lima anggota Patroli Motor (Patmor) Samapta Polwiltabes Makassar yang tersandung kasus pembuatan video mesum beberapa waktu lalu, ditolak keberadaannya oleh sejumlah penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Makassar, Kamis (23/7), sehingga kelima polisi tersebut diisolasi.
Beruntung seluruh penghuni rumah tahanan tersebut sudah berada dalam kamar masing-masing sehingga penolakan hanya melalui teriakan, dan menimbulkan kegaduhan dari dalam sel tahanan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Rutan Makassar Heru Setiana yang dikonfirmasi melalui teleponnya.
"Beruntung semua tahanan sudah ada dalam ruangan masing-masing,"jelas Heru seperti dilansitr Tribun, Jumat (24/6).
Sebelumnya, kondisi di rumah tahanan tersebut biasa saja, namun sekitar pukul 21.00 wita, saat kelima polisi tersebut masuk, tiba-tiba para tahanan berteriak dan membuat kegaduhan.
Menurut Heru kejadian ini adalah hal yang lumrah, mungkin karena ada pengaruh psikis terhadap aparat kepolisian. Heru menambahkan bahwa kejadian yang sama juga terjadi beberapa bulan lalu.
Heru juga menegaskan, antisiapasi adanya tindak kekerasan besok (hari ini) para penghuni tersebut akan diisolasi untuk sementara, dan keluarga tidak diperbolehkan untuk menjenguk hingga kondisi membaik.
Selain itu heru menambahkan bahwa, pihaknya juga akan menambah jumlah personil yang akan melakukan pengawasan di sekitar lima polisi yang menjadi buah bibir beberapa pekan lalu.
Sekadar mereview kembali penyebab kelima polisi ini dirutankan. Peristiwanya terjadi di Kawasan Tanjung, Makassar, Mei 2008 lalu. Saat itu korban yang mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar bersama teman lelakinya sedang menikmati liburan dengan mengendarai mobil.
Tiba-tiba beberapa anggota patroli motor (patmor) Polwiltabes Makassar datang dan menduga korban bahwa mereka melakukan perbuatan tak senonoh.
Untuk menguatkan tuduhannya, tersangka memaksa korban untuk bugil. Adegan tersebut kemudian direkam pelaku menggunakan ponselnya. Dari rekaman yang berdurasi sekitar satu menit itulah yang dijadikan tersangka untuk memeras korban.
Karena korban tak kuat terus menerus diperas dan tak bisa memenuhi permintaan sang oknum video mesum itu pun beredar d sejumlah kalangan. Ujung-ujungnya, ya... oknum petugas itu masuk tahanan.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Gara-gara Tebang Pohon Biro Iklan Dipolisikan
Pemerintah Kota Makassar melaporkan salah satu perusahaan periklanan di Makassar ke Polresta Makassar Timur, gara-gara perusahaan tersebut ketahuan menebang pohon saat memasang iklan di Jl AP Pettarani, Makassar.
"Pada prinsipnya ada larangan menebang pohon sembarangan sesuai perda (peraturan daerah) maupun undang-undang lingkungan hidup nomor 23. Bukan tidak boleh, tetapi harus ada izin dari instansi berwenang," kata Asisten II Pemkot Makassar Burhanuddin seperti dilansir Tribun Timur, Rabu (22/7) .
Pemangkasan dahan maupun penebangan pohon tanpa izin tersebut terjadi mulai depan kantor Polresta Makassar Timur hingga depan Pusat Bisnis Ramayana, Sabtu (18/7) lalu. Namun, baru diungkapkan ke wartawan, kemarin.
Penebangan dilakukan karena dahan pohon yang sudah rindang tersebut menghalangi pemandangan ke iklan bando salah satu perusahaan rokok yang melintas di atas ruas jalan utama ini.
Pelaku aktivitas terlarang ini kepergok langsung Asisten I Pemkot Ruslan Abu yang kebetulan melintas di AP Pettarani sore hari. Ruslan yang heran dengan aktivitas tersebut langsung menghubungi pimpinan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) taman untuk mengecek izin melakukan penebangan.
Saat dimintai keterangan, mereka mengaku mendapat perintah dari pimpinan perusahaan yang juga mengelola agen travel dan tour ini.(rusdy embas) Selengkapnya...
Senin, 20 Juli 2009
Caleg Terpilih Gunakan Ijazah Palsu
Dua aktivis LSM mempersoalkan ijazah SMA Fitriah A Sibali, calon anggota legislatif terpilih dari Partai Golkar nomor urut lima dari dapil satu Kabupaten Takalar. Wah kalau ini benar-benar palsu entah apa yang diharapkan dari legislator nekad seperti ini.
Bahkan Dinas Pendidikan Sulsel mengakui ijazah Fitriah yang juga adalah istri wakil bupati Takalar itu memang bermasalah. "Kepastian ijazah palsu tersebut diperoleh berdasarkan klarifikasi dari pihak sekolah," kata Saleh Gottang, Wakil Kepada Diknas Sulsel, seperti dikutip Tribun Timur, Selasa (22/7).
Kasus ini mencuat setelah diungkapkan seseorang yang mengaku mahasiswa jurusan Komunikasi Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, bernama Kasim. Pria ini juga mengaku sebagai Ketua Forum Pemerhati Pendidikan Sulsel (FPPS).
Rumor mengenai ijazah bermasalah muncul di masyarakat setelah menemukan beberapa kejanggalan pada ijazah istri orang nomor dua di Tkalar. AFDAS, FPPS, dan sejumlah warga kemudian mulai mengecek kebenaran ijazah itu ke Kantor Dinas Pendidikan Sulsel. Mereka juga ke SMA Hasanuddin Makassar karena di ijazah Fitriah tertulis bahwa sekolah inilah yang mengeluarkan ijazah tersebut.
Tanggal 26 Mei, mereka mendapatkan balasan surat dari SMA Hasanuddin. Berdasarkan surat tanggapan keabsahan STTB dari SMA Hasanuddin diketahui bahwa bahwa Fitriah bukan pemilik Nomor Induk Siswa (NIS) 214 seperti yang tertera di ijazah yang diklaim Fitriah. Nomor itu malah dimiliki oleh siswa bernama Alan Abd Hamid.
Pada surat yang ditandatangani Yusuf Londongsalu itu juga menyebutkan beberapa kejanggalan. Ijazah Fitriah tertulis nomor seri XXII 06 Ch 046510, padahal SMA Hasanuddin hanya pernah mengeluarkan nomor seri XXIII Ch.050614 sampai XXII Ch 050691.
Perbedaan yang mencolok juga ada pada tanda tangan Kepala Sekolah (mendiang) YS Bubun serta nomor induk pegawai (NIP) YS Bubun. NIP YS Bubun yakni 130 049 119, bukan 130 049 128 seperti yang tercetak di ijazah Fitriah.
Perbedaan ini diduga muncul karena adanya pemalsuan. Terlebih pada ijazah Fitriah, stempel sekolah berbentuk oval. Padahal sejak 1980, stempel sekolah sudah berbentuk bundar.
Kecurigaan pelapor makin kuat setelah Wakil Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Saleh Gottang, juga mengeluarkan surat yang intinya menguatkan keterangan yang dikeluarkan pihak SMA Hasanuddin.
Surat bertanggal 27 Mei itu juga menyatakan stempel pengesahan yang ditandatangani Kasubdin Dikmenun & Dikti atas nama Yusuf Nippi tidak benar.
Surat itu merupakan balasan dari surat yang dikirim Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Takalar pada 19 Mei.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Bahkan Dinas Pendidikan Sulsel mengakui ijazah Fitriah yang juga adalah istri wakil bupati Takalar itu memang bermasalah. "Kepastian ijazah palsu tersebut diperoleh berdasarkan klarifikasi dari pihak sekolah," kata Saleh Gottang, Wakil Kepada Diknas Sulsel, seperti dikutip Tribun Timur, Selasa (22/7).
Kasus ini mencuat setelah diungkapkan seseorang yang mengaku mahasiswa jurusan Komunikasi Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, bernama Kasim. Pria ini juga mengaku sebagai Ketua Forum Pemerhati Pendidikan Sulsel (FPPS).
Rumor mengenai ijazah bermasalah muncul di masyarakat setelah menemukan beberapa kejanggalan pada ijazah istri orang nomor dua di Tkalar. AFDAS, FPPS, dan sejumlah warga kemudian mulai mengecek kebenaran ijazah itu ke Kantor Dinas Pendidikan Sulsel. Mereka juga ke SMA Hasanuddin Makassar karena di ijazah Fitriah tertulis bahwa sekolah inilah yang mengeluarkan ijazah tersebut.
Tanggal 26 Mei, mereka mendapatkan balasan surat dari SMA Hasanuddin. Berdasarkan surat tanggapan keabsahan STTB dari SMA Hasanuddin diketahui bahwa bahwa Fitriah bukan pemilik Nomor Induk Siswa (NIS) 214 seperti yang tertera di ijazah yang diklaim Fitriah. Nomor itu malah dimiliki oleh siswa bernama Alan Abd Hamid.
Pada surat yang ditandatangani Yusuf Londongsalu itu juga menyebutkan beberapa kejanggalan. Ijazah Fitriah tertulis nomor seri XXII 06 Ch 046510, padahal SMA Hasanuddin hanya pernah mengeluarkan nomor seri XXIII Ch.050614 sampai XXII Ch 050691.
Perbedaan yang mencolok juga ada pada tanda tangan Kepala Sekolah (mendiang) YS Bubun serta nomor induk pegawai (NIP) YS Bubun. NIP YS Bubun yakni 130 049 119, bukan 130 049 128 seperti yang tercetak di ijazah Fitriah.
Perbedaan ini diduga muncul karena adanya pemalsuan. Terlebih pada ijazah Fitriah, stempel sekolah berbentuk oval. Padahal sejak 1980, stempel sekolah sudah berbentuk bundar.
Kecurigaan pelapor makin kuat setelah Wakil Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Saleh Gottang, juga mengeluarkan surat yang intinya menguatkan keterangan yang dikeluarkan pihak SMA Hasanuddin.
Surat bertanggal 27 Mei itu juga menyatakan stempel pengesahan yang ditandatangani Kasubdin Dikmenun & Dikti atas nama Yusuf Nippi tidak benar.
Surat itu merupakan balasan dari surat yang dikirim Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Takalar pada 19 Mei.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Sabtu, 18 Juli 2009
Pencuri Laptop Incar Warkop
Sejumlah warung kopi yang menyiapkan layanan internet gratis sambil ngopi menjadi salah satu tempat favorit mahasiswa menghabiskan waktunya sambil berselancar di dunia maya. Tetapi harus mulai hati-hati karena penjahat pun sudah mulai mengincar tempat tersebut sebagai salah satu sasaran untuk mencuri.
Seperti dialami Ronny, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Makassar, Kamis malam lalu. Komputer jinjing merek Axio milik Ronny dirampok saat ia sedang asyik ngobrol via internet (chatting) di situs jejaring pertemanan, facebook, di salah satu Warkop di bilangan Jl Abd Dg Sirua, Panakkukang, Makassar.
Ronny menduga dirinya sudah diincar sejak beberapa jam sebelumnya. "Kebetulan saya duduk di dekat pintu masuk," katanya seperti dilansir Tribun, Sabtu (18/7).
Aksi pencurian dengan kekerasan ini bahkan terbilang nekat. Di warkop pinggir jalan itu, ada sekitar 12-an peminum kopi, namun hanya Rony yang menjadi korban.
Pengunjung lainnya tidak bisa memberikan pertolongan, sebab perampok yang berkulit hitam tersebut, usai merampas laptop milik Rony, langsung mengeluarkan badik sambil mengayunkan dan mengancam pengunjung lain.
"Saat sudah ambil laptop, langsung naik ke boncengan motor yang sudah bunyi di tempat parkir," ujarnya. Rifai salah seorang saksi, yang mencoba menggagalkan aksi tersebut justru terkena tebasan badik, di bagian jemarinya.
Dalam kesaksiannya, terungkap, salah satu rekan perampok sudah bersiap di atas motor bebek jenis Satria FU. Jenis motor yang digunakan adalah empat tak, dan biasa digunakan untuk road race.(rusdy embas) Selengkapnya...
Kamis, 16 Juli 2009
Kepala Sekolah Bakar Diri
Seorang Kepala Sekolah Dasar berusia 40-an tahun membakar diri. Peristiwanya terjadi Kamis (17/7) di Desa Padangloang, Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, sekitar 160 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari keterangan istri korban, Ida, mengaku masih sempat bersama suaminya sekitar pukul 07.15 wita. Namun, korban malah menyuruh istrinya yang juga bekerja untuk berangkat lebih dulu ke tempat kerja.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cina AKP Bakhri kepada wartawan kemarin membenarkan kejadian tersebut.
"Informasi sementara yang dihimpun, korban membakar dirinya dengan terlebih dahulu mengunci pintu kamar mandi dari dalam," katanya seperti dilansir Tribun Timur, Jumat (17/7).
Keluarga yang mendapat informasi kesulitan masuk kamar mandi. Jadi, mereka mengintip melalui cela dinding dan melihat korban dalam keadaan terbakar. Melihat kejadian itu, pintu kamar mandi lalu didobrak.
Kepala Polres Bone AKBP Zarialdi menyatakan, pihaknya tetap akan mengembangkan kejadian tersebut, meskipun baru dugaan bunuh diri.
Korban sebelumnya akan dipromosikan sebagai pengawas sekolah tingkat SD, namun dengan persyaratan harus menjadi kepala sekolah terlebih dulu, sehingga dinaikkan jadi kepala sekolah.
Namun setelah menjadi kepala sekolah, korban justru sering terlihat seperti orang stres, dan sering memperlihatkan tingkah yang aneh.
Informasi lain menyebutkan korban mengalami stres sekitar dua tahun terakhir. Bahkan, korban pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Kota Makassar.
Korban sebelumnya telah melakukan tiga kali percobaan bunuh diri. Mulai dengan cara menggantung diri, melompat dari motor, serta meminum obat nyamuk cair. Namun, selalu berhasil diselamatkan.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Dari keterangan istri korban, Ida, mengaku masih sempat bersama suaminya sekitar pukul 07.15 wita. Namun, korban malah menyuruh istrinya yang juga bekerja untuk berangkat lebih dulu ke tempat kerja.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Cina AKP Bakhri kepada wartawan kemarin membenarkan kejadian tersebut.
"Informasi sementara yang dihimpun, korban membakar dirinya dengan terlebih dahulu mengunci pintu kamar mandi dari dalam," katanya seperti dilansir Tribun Timur, Jumat (17/7).
Keluarga yang mendapat informasi kesulitan masuk kamar mandi. Jadi, mereka mengintip melalui cela dinding dan melihat korban dalam keadaan terbakar. Melihat kejadian itu, pintu kamar mandi lalu didobrak.
Kepala Polres Bone AKBP Zarialdi menyatakan, pihaknya tetap akan mengembangkan kejadian tersebut, meskipun baru dugaan bunuh diri.
Korban sebelumnya akan dipromosikan sebagai pengawas sekolah tingkat SD, namun dengan persyaratan harus menjadi kepala sekolah terlebih dulu, sehingga dinaikkan jadi kepala sekolah.
Namun setelah menjadi kepala sekolah, korban justru sering terlihat seperti orang stres, dan sering memperlihatkan tingkah yang aneh.
Informasi lain menyebutkan korban mengalami stres sekitar dua tahun terakhir. Bahkan, korban pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Kota Makassar.
Korban sebelumnya telah melakukan tiga kali percobaan bunuh diri. Mulai dengan cara menggantung diri, melompat dari motor, serta meminum obat nyamuk cair. Namun, selalu berhasil diselamatkan.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Langganan:
Postingan (Atom)