Suasana di kantor Polres Bulukumba, sekitar 155 kilometer dari Makassar, Minggu (26/7), terasa mencekam, menyusul bentrokan yang melibatkan oknum anggota TNI AD dengan personel Polres Bulukumba. Kabarnya, sebelum bentrokan, dua anggota TNI tersebut sempat dikeroyok oleh sejumlah anggota polisi. Mengapa?
Kasus tersebut dipicu oleh ketersinggungan antara kedua belah pihak saat Muliadi dan Suparman melintas di depan kantor polres dalam perjalanan menuju ke Pantai Merpati Bulukumba. Pantai ini sering digunakan sebagai tempa ngumpul kawula muda untuk menghibur diri.
Kedua bintara TNI yang dikabarkan masih berstatus siswa di Dodiklatpur Bancee ini dikabarkan memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di depan polisi yang sedang piket di polres sehingga memicu perkelahian hingga keduanya sempat dikeroyok oleh anggota polisi.
"Awalnya saya lihat keduanya melintas di depan polres dengan mengeraskan suara sepeda motornya di depan polisi yang sedang piket malam. Keduanya diminta menghentikan ulahnya. Namun mereka tidak mengindahkannya dan justru tidak menerima sehinggga terjadi bentrok. Tapi karena kalah jumlah. Mereka jutsru dikroyok oleh sejumlah polisi," kata seorang saksi mata bernama Anwar seperti dilansir Tribun Timur terbitan Senin (27/7).
Namun polisi membantah terjadi pengeroyokan. Polisi mengatakan, yang terjadi adalah kedua anggota TNI itu melakukan perlawanan saat akan diamankan karena mereka diduga dalam keadaan mabuk berat sehingga mengeluarkan kata-kata kurang etis kepada aparat kepolisian.
"Ini hanya kesalahpahaman saja. Mereka diamankan di Polres Bulukumba dan tidak ada pengeroyokan," kata Wakapolres Bulukumba, Kompol Novly F Pitoi.
Kapolres Bulukumba, AKBP Agus Budi Karyanto mengatakan, masih melakukan penyelidikan untuk menuntaskan masalah itu sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
"Kami bersama dandim, denpom, dan rindam akan bersama sama melakukan penyelidikan dan mendudukkan masalah ini sesuai hukum yang berlaku dan sementara lima anggota kami masih diperiksa sebagai saksi," katanya.
Polisi juga menemukan barang bukti berupa sarung badik yang sempat dijatuhkan saat terjadi kejar-kejaran dan sebuah sepeda motor yang digunakan kedua oknum anggota TNI tersebut. Polisi juga mengamankan sejumlah warga yang tengah menuguk minuman keras di Kafe Phinisi yang juga merupakan diduga tempat meminuman keras dua anggota TNI itu sebelum melakukan aksi ugal-ugalan di depan Polres Bulukumba.
Mulyadi dan Suparman dikabarkan sedang berlibur di kampung halamannya, Bulukumba.
Komandan Kodim 1411 Bulukumna Letkol Infanteri Rudi Syamsir membahtah bila Serda Muliadi dan Serda dalam keadaan mabuk saat dikeroyok.
Menururnya, tidak ada bukti botol minuman keras yang diperoleh. "Anggota TNI itu tidak mabuk dan hanya membawa soft drink bersama minuman suplemen. Mereka sedang menuju ke Pantai Merepati dari arah Leppe'E. Di tengah jalan, dia diminta berhenti oleh polisi namun tidak diterima oleh keduanya sehingga terjadi kesalahpahaman," kata Rudi.(rusdy embas)
Minggu, 26 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Polisi tuh paling bisa bikin Alibi.Klo kepentok yang ngga ada duitnya hukum yang di jadikan tameng.Tapi klo ktmu kasus yg bisa di peras duitnya...ya di nego hukumnya di gadaikan dengan duit...Dasar Bangsat...!!!
Posting Komentar