Jumat, 30 April 2010
Lurah Punya Tiga Mobil Tinggal di Kompleks Elite
Tak perlu dipersoalkan jika seorang lurah tinggal di Komples Perumahan Elite dan memiliki tiga mobil di garasi rumahnya. Tetapi fakta kehidupan mewah itu akan menjadi lain jika sang lurah dinyatakan tersangkut dengan kasus hukum yang sarat dengan nuansa uang. Bagaimana dengan lurah yang satu ini.
Hari ini Tribun menurunkan berita yang cukup mengejutkan. Seorang lurah memiliki rumah di kompleks perumahan serta tiga buah mobil serta dua unit sepeda motor. Secara ekonomi kehidupan lurah yang satu ini sangat berbeda dengan sejabat selevelnya.
Nama lurah yang tinggal di Kompleks Yasmin Taman Indah Jl Hertasning Baru, Makassar ini tiba-tiba menjadi buah bibir setelah setelah Kejari Makassar menyita uang senilai Rp 9,4 miliar dari rekening pribadinya.
Penyitaan uang itu terkait dengan pembebasan lahan seluas 18,4 hektare di Kelurahan Untia disimpan di rekening atas nama pribadi. Lahan tersebut digunakan membangun Kampus PIP Makassar.
Saatnya sang lurah bicara jujur dalam pemeriksaan. Tim penyidik pun hendaknya jangan hanya sekadar memeriksa lurahnya, tetapi hendaknya mencari sampai ke akar-akarnya.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
Korupsi
Selasa, 27 April 2010
Situs Dijadikan Hotel, Ide Brilian Ato Sebaliknya Ya?
Saya kaget membaca berita yang diturunkan Tribun hari ini mengenai rencana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mengubah Fort Rotterdam (Benteng Panynyua) menjadi hotel. Ini ide brilian atau gila ya?
Rencana yang diungkapkan Pemprov Sulsel melalui Kepala Bidang Bangunan dan Lingkungan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Sulsel Danial Daraba usai rapat panitia khusus (pansus) penghapusan aset di DPRD Sulsel, Makassar, Selasa (27/4), itu sungguh memiriskan.
Saya tidak tahu logika apa yang digunakan Pemerintah Provinsi Sulsel sehingga memunculkan ide ini. Saya masih segar dalam ingatan, pemprov menentang keras pendirian Kampoeng Popsa karena dianggap akan mengganggu pandangan orang yang ingin menikmati keindahan Fort Rotterdam dari laut. Kini, ide pemprov justru ingin mengubah fungsi benteng yang sarat makna sejarah tersebut.
Saya hanya berharap, ide ini tidak terwujud karena jika alih fungsi itu benar-benar terjadi maka secara perlahan situs itu akan mengalami perubahan dengan alasan untuk memberi fasilitas yang sesuai standar pelayanan hotel.
Ataukah ini cara terbaik yang pemerintah lakukan untuk menghancurkan bangunan bernilai sejarah tinggi dan menggantinya dengan bangunan yang akan mencatatkan nama mereka sebagai pelaku sejarah juga?(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
situs
Aduh… Makassar Memanas Lagi
Perselihan dua kelompok mahasiswa salah satu kampus perguruan tinggi swasta di Makassar berbuntut panjang. Sejumlah kawasan kos-kosan menjadi sasaran penyerangan yang menyebabkan sejumlah mahasiswa terluka akibat tusukan benda tajam.
Apapun pemicu dan motifnya, aksi ini sangat disayangkan. Sejumlah mahasiswa yang tidak tahu duduk perkara justru menjadi korban. Mereka terpaksa mengungsi karena takut diserang. Mereka menjadi sasaran balas dendam.
Insiden ini menunjukkan ada masalah mendasar yang mesti dibenahi. Identitas daerah memang kadang menjadi bagian terpenting bagi pengembangan diri dan kelompok jika dilakukan untuk tujuan positif dan memacu prestasi.
Tetapi identitas daerah ini kadang menjadi bumerang dan entry point bagi kelompok tertentu untuk menciptakan malapetaka.
Betapa mengerikannya, jika merupakan bagian dari kelompok yang dikejar-kejar. Padahal kita sendiri tidak tahu duduk perkara yang dipersengketakan.
Kesepakatan dua kelompok untuk mengakhiri perselihan tersebut dan menyerahkan kepada aparat keamanan untuk menyelesaikannya perlu diapresiasi agar Makassar tetap kondusip untuk semua kelompok.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Label:
Mahasiswa
Sabtu, 24 April 2010
Keterlaluan, Rakyat Kebagian Kompor Gas Rusak
Jangan kira mudah membodohi rakyat di pedesaan. Akses informasi yang relatif mudah telah memandu mereka untuk memahami hak-haknya. Liat saja aksi sejumlah warga di Kecamatan Ujung Loe, sekitar 9 kilometer dari ibukota Kabupaten Bulukumba. Mau tahu cara mereka memprotes perlakuan tidak bijak aparat pemerintah?
Setelah menunggu sekian lama, kompor gas gratis yang merupakan hak mereka akhirnya dibagikan juga. Bahagiakah mereka? Ternyata tidak. Mereka ramai-ramai mengembalikan kompor gas tersebut. Rupanya mereka kecewa karena kompor gas tersebut sudah rusak.
Seorang warga mengaku mengembalikan kompor tersebut karena regulatornya rusak.
"Saya kembalikan kompor ini karena tidak bisa digunakan. Tidak bisa mengeluarkan api dan regulatornya rusak," kata Sangkala, Kepala Dusun Kalumeme, seperti dikutip Tribun Timur edisi (Sabtu, 24/4).
Mudah dipahami jika warga gemas dan kecewa. Kompor yang seharusnya membantu meringankan beban ekonomi mereka justru bisa berubah menjadi sumber bencana.
Bayangkan, bukankah relagulator rusak itu berpotensi mendatangkan risiko kebakaran jika dipaksakan digunakan? (rusdy embas)
Selengkapnya...
Label:
Bulukumba
Jumat, 23 April 2010
Awas, Masih Ada Pemadaman Listrik
Sumpah Demi Allah yang diucapkan General Manager PLN Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat, Ahmad Siang, seperti dikutip Tribun Timur beberapa bulan lalu ternyata bukan jaminan pelayanan listrik di Sulsel aman seperti disumpahkan.
Faktanya, masih terjadi pemadaman di sejumlah titik. Di kawasan Alauddin Makassar, Kompleks Tabaria, dan sebagian kawasan Bontoduri, kemarin, listrik padam sejak pukul 13.00 hingga 15.00 wita. Malam sebelumnya, di Kompleks Tabaria, antara pukul 23.30 hingga pukul 01.30 wita, juga terjadi pemadaman listrik.
Kalau sekadar untuk menyenangkan hati gubernur atau bermaksud mempertahankan jabatan tidak perlu bersumpah atas nama Allah Pak Itu sangat berbahaya. Karena kalau tidak bisa terpenuhi kepercayaan publik yang sudah luntur akan semakin merosot.
Saya hanya berharap mudah-mudahan pemadaman ini bukan semacam permakluman kepada publik agar siap-siap menyongsong kenaikan TDL. Alias siap-siap menaikkan anggaran pembayaran listrik.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
Listrik
Kasus Dugaan Korupsi Pembayaran Lahan CCC Mulai Liar
Langkah Kejati Sulsel menahan Asisten IV Pemprov Sulsel, Sidik Salam, sebagai tersangka korupsi pembebasan lahan yang dijadikan lokasi pembangunan Gedung Celebes Convention Centre di Kawasan Tanjung Bunga Makassar mulai liar. Kasus ini bisa menjalar kemana-mana.
Tribun, edisi hari ini (Jumat, 23/4), melansir pernyataan Pengacara Sidik Salam, Tadjuddin Rahman, yang mencurigai keterlibatan Tim Sembilan dalam kasus korupsi pembebasan lahan Celebes Convention Centre.
Bukti keterlibatan mereka sementara dipersiapkan.
Jika pengacara Siddik Salam benar-benar bisa membuka keterlibatan tim sembilan dalam kasus tersebut bisa jadi akan menyeret nama lain. Sebab, sejak awal kasus ini bergulir merebak kecurigaan aroma kolutif dalam pembayaran dana pembebasan lahan tersebut.
Menarik ditunggu pengungkapan data tim kuasa hukum Sidik. Apalagi mereka berjanji selain akan membeberkan sejumlah bukti baru mereka juga akan memutar video rekaman terkait proses pembayaran pembebasan lahan tersebut.(rusdy embas) Selengkapnya...
Bahagiakan Pasangan Anda
http://www.solusipria.com/?id=embas
Pernah mendengar keluhan rasa tidak puas pasangan Anda? Jika tidak jangan keburu puas dulu sebab tidak semua wanita secara terbuka mau menyatakan penderitaan batinnya setelah berhubungan dengan suami. Berikut tips untuk membahagiakan pasangan.
http://www.solusipria.com/?id=embas Selengkapnya...
Pernah mendengar keluhan rasa tidak puas pasangan Anda? Jika tidak jangan keburu puas dulu sebab tidak semua wanita secara terbuka mau menyatakan penderitaan batinnya setelah berhubungan dengan suami. Berikut tips untuk membahagiakan pasangan.
http://www.solusipria.com/?id=embas Selengkapnya...
Rabu, 21 April 2010
Gila, Brankas Polda Dibobol
Beberapa hari lalu, Tribun menurunkan berita yang sangat miris sekaligus menggelikan. Brankas berisi uang yang ditaksir bersisi Rp 1miliar lebih dibobol. Pelaku pembobolan itu benar-benar hebat. Tapi pelakunya, MALING apa POLISI ya? Ato ada motif lain?
Ini benar-benar tamparan buat kepolisian, khususnya jajaran Polda Sulselbar. Kantor yang sejatinya aman dari aksi pencurian justru dibobol. Artinya, kalau kantornya sendiri tidak bisa diamankan dari aksi nekad para maling, bagaimana mungkin diharapkan menjaga keamanan juta rakyat Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat?
Ataukah insiden ini memang merupakan gambaran singkat tentang kinerja aparat kepolisian kita dalam mengamankan negeri ini? Atau hanya akibat dari keteledoran sang penanggung jawab langsung terhadap keamanan brankas tersebut?
Akibat peristiwa itu, 12 orang yang dianggap bertangung jawab telah diperiksa. Bahkan, menurut pemberitaan Tribun yang mengutip penjelasan Kapolda Sulselbar, sudah ada perwira yang terancam dicopot.
Kapolda memang harus bertindak cepat dan tegas karena kalau tidak biayanya sangat mahal. Kepercayaan aparat terhadap jajaran kepolisian akan menurun terus menerus. Apalagi, beredar kabar, isi brankas yang hilang tidak seperi yang dilansir media.
Tentang jumlah ini memang menarik diikuti. Apa benar, brankas milik Polda Sulselbar yang dibobol itu mampu menampung dana sebesar Rp 1 miliar lebih?
Tidak elok rasanya jika kita berprasangka buruk. Kita tunggu saja hasil kerja kepolisian Sulselbar. Bagaimana mereka meringkus pencuri yang berhasil masuk ke lingkungan mereka. Sekaligus bisa menjadi ajang pembuktian bahwa Polisi kita benar-benar bisa diandalkan.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
polisi
Minggu, 11 April 2010
Massa Duduki KPU Maros
Puluhan massa melakukan aksi dan menduduki Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maros, Minggu (11/4). Siapa dan mengapa mereka melakukan itu?
Gara-gara tidak puas dengan hasil penetapan yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maros, puluhan massa pendukung bakal calon Bupati/Wakil Bupati Maros, Irwansyah Kasim-Mustafah Dadi, menduduki Kantor KPU Maros, Minggu (11/4).
Aksi protes itu dituangkan dalam sejumlah spanduk. Isi spanduknya ada yang bertuliskan Nurimran Gagal Menjalankan Amanah di Maros dan Pecat Anggota KPUD Maros.
Massa ini secara bergantian berorasi dan meminta agar KPU Maros meloloskan pasangan yang mereka usung. Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati itu dianggap tidak memenuhi syarat sehingga tidak ditetapkan sebagai pasangan yang akan ikut bertarung dengan enam kandidat lainnya.
"Kami tidak puas dan terus menggelar protes lantaran tidak meloloskan Irwansyah," terang koordinator aksi Ilyas Cika yang juga Ketua Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP) Maros. PDP adalah salah satu partai pengusung pasangan tersebut.
Ilyas menambahkan jika massa akan menduduki KPU sampai pasangan yang mereka usung bisa diikutkan dalam pesta demokrasi 23 Juni mendatang.
Sesuai berita acara nomor 184/BA/IV/2010 tentang penetapan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, dari tujuh pasangan calon, hanya pasangan Irwansyah Kasim-Mustafah, dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Enam pasangan calon yang lolos itu, masing-masing dua pasang dari perseorangan dan empat lainnya dari gabungan partai politik. Yakni Prof Dr Muh Asdar-Muh Rijal Assagaf (Asri, independen), A Syahriwijaya-A Burhanuddin PS (Jaya Berbudi, gabungan parpol).
M Hatta Rahman-A Harmil Mattotorang (Hatita, gabungan parpol), A Paharuddin-Devy Khaddafi (PASki, gabungan parpol), Zaenal Abidin Noer-Saladin Hamad Yusuf (indepeden), dan Nur Hasan-A Karim Saleh (Nur-Karim) yang diusung gabungan sejumlah partai.(rusdy embas) Selengkapnya...
Gara-gara tidak puas dengan hasil penetapan yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Maros, puluhan massa pendukung bakal calon Bupati/Wakil Bupati Maros, Irwansyah Kasim-Mustafah Dadi, menduduki Kantor KPU Maros, Minggu (11/4).
Aksi protes itu dituangkan dalam sejumlah spanduk. Isi spanduknya ada yang bertuliskan Nurimran Gagal Menjalankan Amanah di Maros dan Pecat Anggota KPUD Maros.
Massa ini secara bergantian berorasi dan meminta agar KPU Maros meloloskan pasangan yang mereka usung. Pasangan calon bupati dan calon wakil bupati itu dianggap tidak memenuhi syarat sehingga tidak ditetapkan sebagai pasangan yang akan ikut bertarung dengan enam kandidat lainnya.
"Kami tidak puas dan terus menggelar protes lantaran tidak meloloskan Irwansyah," terang koordinator aksi Ilyas Cika yang juga Ketua Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP) Maros. PDP adalah salah satu partai pengusung pasangan tersebut.
Ilyas menambahkan jika massa akan menduduki KPU sampai pasangan yang mereka usung bisa diikutkan dalam pesta demokrasi 23 Juni mendatang.
Sesuai berita acara nomor 184/BA/IV/2010 tentang penetapan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, dari tujuh pasangan calon, hanya pasangan Irwansyah Kasim-Mustafah, dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Enam pasangan calon yang lolos itu, masing-masing dua pasang dari perseorangan dan empat lainnya dari gabungan partai politik. Yakni Prof Dr Muh Asdar-Muh Rijal Assagaf (Asri, independen), A Syahriwijaya-A Burhanuddin PS (Jaya Berbudi, gabungan parpol).
M Hatta Rahman-A Harmil Mattotorang (Hatita, gabungan parpol), A Paharuddin-Devy Khaddafi (PASki, gabungan parpol), Zaenal Abidin Noer-Saladin Hamad Yusuf (indepeden), dan Nur Hasan-A Karim Saleh (Nur-Karim) yang diusung gabungan sejumlah partai.(rusdy embas) Selengkapnya...
Label:
Pilkada
Jumat, 09 April 2010
Polisi Bersihkan Petepete
Polisi membersihkan petepete? Ya, rasanya tidak berlebihan jika kita memberi apresiasi kepada polisi kita kali ini. Di sela-sela kesibukannya, mereka masih ikut memperhatikan kebersihan kota yang pernah dijuluki sebagai salah satu kota terjorok ini.
Lihat saja foto utama yang diturunkan Tribun Timur, halaman 13 edisi hari ini (Sabtu, 10/4), yang memperlihatkan seorang polwan memasang kotak tempat sampah di kabin sebuah mobil petepete.
Semoga usaha ini bisa berkelanjutan dan dilakukan secara berkala dan tidak hanya dilakukan para polisi, tetapi instansi lain juga mungkin bisa ikut andil membersihkan kota ini dengan cara berbeda.
Bukan malah secara sadar mengotori kota dengan membuang sampah di sembarang tempat bahkan di jalanan umum. Berkali-kali saya menemukan penumpang mobil pribadi yang sedang jalan santai membuang sampah sisa makanannya di jalan.
Upaya membersihkan dan menata kota jangan hanya dilakukan saat tim penilai Adipura meninggalkan Makassar tetapi dilakukan secara berkesinambungan. Jangan membersihkan kota karena mengincar Adipura. (rusdy embas)
Selengkapnya...
Label:
polisi
Nyabu Sampe ke Desa
Entah siapan yang harus bertanggung jawab. Generasi muda bangsa ini semakin banyak yang rusak. Nyabu tidak lagi didominasi mereka yang bermukim di kota-kota besar. Pelakunya sudah bisa ditemukan di pelosok desa yang sebagian besar masyarakatnya dianggap masih polos.
Tribun Timur Sabtu (10/4) memberitakan, Reskrim Polres Bulukumba menangkap lagi dua pemuda yang ditengarai baru saja mengonsumsi narkoba. Sehari sebelumnya, polisi juga menangkap tiga pemuda untuk kasus yang sama di sebuah desa bernama Ujung Loe, sekitar tujuh kilometer dari Kota Bulukumba. Satu dari tiga pemuda tersebut berstatus sebagai siswa SMA dan diketahui sebagai anak pejabat di Bulukumba.
Fakta ini sangat memprihatinkan. Dari sisi usia, penggunanya ternyata masih belia, masih berstatus pelajar SMA. Hebohnya, lagi salah seorang tersangka baru saja keluar dari penjara untuk kasus yang sama.
Kaur Reskrim Polres Bulukumba, Iptu Safaruddin, menjelaskan, berdasarkan hasil interogasi, pelaku mengaku sebagai kurir dan mengambil barang di Makassar.
Mungkin ini bisa menjadi salah satu program menarik bagi para kandidat yang sementara berebut tahta bupati di Butta Panrita Lopi.(rusdy embas)
Selengkapnya...
Label:
Bulukumba
Langganan:
Postingan (Atom)